Chapter 16

5.1K 385 20
                                    

Lucy membisu, begitu juga dengan Natsu. Keduanya duduk berselimutkan suasana canggung dalam mobil Natsu yang masih berada di lokasi parkir Swan Castle. Lucy bingung bagaimana harus membuka pembicaraan saat melihat Natsu tidak seperti biasanya. Maksud Lucy, Natsu memang tidak terlalu banyak bicara selama bersamanya, namun kali ini berbeda. Nastu terlihat sedikit... marah?

Sedikit? Entahlah, Lucy tidak tahu.

Sementara Natsu bungkam karena juga tidak tahu harus berbicara seperti apa. Dia seperti orang aneh ketika tadi tiba-tiba menarik Lucy pergi dan mendorong gadis itu pelan memasuki mobil kemudian duduk di sebelahnya. Natsu ingin mengacak rambutnya sendiri, tapi karena itu akan memalukan maka Natsu memilih diam.

Lucy tidak tahan, akhirnya dia membuka suara dengan pelan berharap tidak membuat Natsu marah, yang sampai kini masih Lucy tidak mengerti.

“Maaf.”

Natsu menoleh, terkejut dengan kata maaf yang baru saja Lucy ucapkan.

“Maaf?” Tanya Natsu tidak mengerti, amarah yang sejak tadi melekat tiba-tiba lenyap saat melihat Lucy yang menunduk, menatap jari-jarinya yang saling bertaut.

“Kau marah?”

Natsu justru diam. Gadis itu kini menatapnya, dengan tatapan takut-takut namun terlihat imut.

Sial, dia tampak manis. Rutuk Natsu dalam hati. Apa-apaan tatapan Lucy itu?

“Aku tidak tahu kalau kau akan marah karena aku keluar malam-malam begini. Sekarang jam berapa? Apa malam benar-benar sudah larut? Sungguh, maafkan aku. Aku lupa waktu.” Cerocos Lucy cemas karena Natsu tak kunjung menjawab.

Natsu menatap Lucy datar, berusaha menahan sudut bibirnya yang nyaris saja tersenyum. Nyaris.

Lucy semakin cemas. “Natsu, aku-“

“Sudahlah. Lupakan saja.”

Lucy mengalihkan pandangannya, kini menatap ke luar yang cukup sepi. Tentu saja, karena mereka berada di area parkir, sementara orang-orang ramai berada di dalam taman. Tidak berani lagi menatap Natsu.

Dengan pelan Lucy bergumam. “Perempuan cantik yang tadi itu... Lisanna-san, kan?”

Natsu memilih mengalihkan pandangan, menatap apa yang Lucy tatap di luar.

“Hm.”

Lucy tersenyum kecil. “Dia benar-benar cantik dilihat dari dekat.”

“Kau... pernah bertemu dengannya?”

“Dulu. Hanya sekilas.”

“Oh.”

Suasana hening lagi. Natsu dan Lucy sama-sama diam menatap apapun yang tidak menarik di luar sana. Pohon-pohon dengan daun bewarna kemerahan yang siap menjatuhkan diri ke tanah, langit malam yang terlihat tenang meski hanya sedikit bintang yang bersinar, juga lampu-lampu terang beraneka warna yang bersinar dari dalam taman yang dibatasi pagar tinggi.

Natsu berdeham, kali ini dia mencoba mencairkan suasana dengan bertanya tentang sesuatu yang sejak tadi mengganggunya.

“Lelaki tadi itu...” Natsu terdiam sebentar menyusun pertanyaan yang sejak tadi mengganggu pikirannya. “Apa dia kekasihmu?”

“Hah? Siapa?”

Natsu berdecak. Berusaha tampak tidak peduli, kemudian menjawab cuek. “Si rambut pirang itu.”

Lucy berkedip beberapa kali. Menjawab dengan ragu. “Sting?”

“Iya, itulah.”

Lucy tersenyum kecil. “Dia Kakak sepupuku.”

You're MINE!Where stories live. Discover now