Chapter 10

5.7K 378 38
                                    

Gadis itu duduk sendirian di atas ayunan yang terletak di taman samping mansion keluarga Strauss. Sesekali, ayunan itu dia gerakkan hingga menimbulkan suara yang mampu mengusir kesunyian yang terus menyelimuti. Lisanna memperhatikan ponsel dalam genggamannya. Gadis bersurai silver itu menghela napas. Menghirup udara musim gugur dengan angin yang berhembus pelan, gadis itu tersenyum sedih.

“Bulan depan kamu akan bertemu Sting. Percayalah, Lisanna, Sting adalah lelaki yang baik. Dia seorang pengusaha yang sangat sukses bahkan di usianya yang masih sangat muda. Kau akan bisa melupakan Natsu.”

Adalah apa yang terus-terusan dikatakan Ibu dan Kakak perempuannya. Lisanna bosan, dia benar-benar bosan. Sekali lagi Lisanna menghela napas, udara musim gugur pagi itu sangat segar. Gadis itu menunduk lagi, memperhatikan layar ponsel yang tidak memberikan notifikasi apapun. Lisanna tersenyum kecut, Natsu sepertinya lupa ini hari apa.

Berusaha menghibur diri sendiri, Lisanna berdiri dari ayunan yang semula dia duduki. Gadis itu mengangkat tangan tinggi-tinggi, meregangkan tubuhnya kemudian menghela napas kasar.

“Baiklah, aku akan menemuinya.” Serunya bersemangat.

.

.

Itu adalah pagi pertama Lucy bangun dengan senyum cerah sejak dia tinggal di rumah barunya dengan Natsu. Suaminya itu berjanji akan mengantarnya bertemu Layla akhir pekan ini. Maka dari itu, Lucy akan memastikan dia menyiapkan semua keperluannya dan juga Natsu sebelum mereka berangkat tiga hari lagi.

Lucy bahagia sekali. Tentu saja, sejak menikah Lucy belum pernah bertemu dengan Ibunya, gadis itu benar-benar merasa rindu. Saking bahagianya, pagi itu untuk pertama kali Lucy sibuk di dapur, membuat bekal untuk Natsu. Lucy tidak tahu apa yang Natsu suka, Lucy belum menanyakannya. Maka pagi itu, berhubung saat ini sudah musim gugur dan cuaca siang hari masih cukup panas, Lucy memutuskan membuat menu Hiyashi Chuka. Tak lupa Lucy menyiapkan kotak bekal kedua untuk dimasukkan potongan semangka. Gadis itu tersenyum puas dengan hasil kerjanya.

Setelah membungkus kotak bekal dengan rapi, Lucy segera melangkah cepat keluar dapur ketika menyadari hari sudah menunjukkan pukul delapan pagi, itu berarti Natsu akan segera berangkat.

Natsu berada di ruang tamu, sedang duduk di sofa dan menyusun berkas-berkas yang harus dia bawa. Gadis itu berdiri di sampingnya dengan senyum yang mampu membuat Natsu terdiam selama beberapa detik, sebelum berhasil mempertahankan ekspresi seolah senyum Lucy tidak berefek apa-apa.

“Aku menyiapkan bekal untukmu. Bawalah.” Lucy meletakkan bekal yang sudah dia susun rapi itu di atas meja.

Natsu mengernyit, ada apa dengan Lucy pagi ini? Apa gadis itu salah makan semalam?

“Untuk apa?”

“Untuk dimakan.” Jawab Lucy polos.

Natsu memutar mata, “aku juga tahu bekal untuk dimakan. Tapi aku biasa makan di cafetaria kantor, atau jika bosan aku akan makan di luar dengan karyawan.”

Lucy menggeleng cepat, berkacak pinggang dan menatap Natsu seolah sedang menceramahi seorang anak kecil. “Makanan cafetaria itu tidak sehat. Makan di luar juga tidak menjamin gizi yang kau dapat. Pokoknya, bawa ini.”

Natsu menghela napas, meraih kotak bekal itu dan memperhatikannya lama-lama. “Apa isinya?”

Lucy tersenyum kecil, “Hiyashi Chuka. Dengan ekstra potongan daging!” Jawabnya bersemangat, “ah, aku juga memasukkan potongan semangka di kotak satu lagi. Kau harus menghabiskannya, cuaca hari ini akan cukup panas.”

You're MINE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang