Chapter 1

3.9K 250 2
                                    

"Woi! Ngelamun aja ran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Woi! Ngelamun aja ran..hayo lagi ngelamunin yang jorok-jorok ya" ucap fadya

"Fad suara kamu.. kedengaran sampai ke pluto tau gak?" Ucap lili sambil menutup kedua telinga dengan tangannya.

"lagian emangnya kamu ga punya hobi lain ya ran selain ngelamun?" ujar lili dengan keningnya yang berkerut. Dan memindahkan kedua tangannya di pinggang.

"Tauu nih.. emangnya ngelamunin apaan sih ran?" tambah fadya

Namun aku tetap tak bergeming dari tempatku, bahkan aku tak memalingkan sedikitpun pandanganku.

"Yailaah.. dikacangin.. emang ngeliatin apaan sih?" ucap fadya sambil melihat kearah pandanganku yang diikuti lili juga.

"Huh.. pantesan si Rani jadi budek.. Tuh liat.." ujar lili sambil menyenggol lengan fadya.

"Kita heran deh ran.. kok kamu itu suka banget sih sama tuh orang.. jelas-jelas udah mainin kamu gitu aja.. dasar aneh.." tambah fadya

Benar. Mereka benar. Aku yang terlalu bodoh. Aku hanya mampu tersenyum getir mengingat kejadian itu.


Flashback

Aku pikir setelah kejadian di angkutan umum waktu itu, hidupku akan berjalan seperti biasa.

Namun aku salah, riska si gadis aneh itu tak henti-hentinya mengerjai ku.

Mulai dari mengejek-ngejekku.

Membuang sampah di lokerku.

Bahkan sampai ingin menjatuhkanku dari tangga.

Dia selalu mencoba mengusikku. di kantin, perpustakaan, koridor, bahkan di toilet.

Tak hanya riska yang selalu ada di sekitarku. Melainkan pemuda yang waktu itu juga menolongku.

Jika riska adalah voldemort yang selalu berusaha membunuh harry potter. Maka pemuda itu adalah dumbledore yang selalu Setia melindungi harry.

Dia membantuku membersihkan sampah-sampah di lokerku.

Membantuku yang hampir jatuh dari tangga.

Membantuku saat riska ingin bertindak aneh padaku.

Tak lupa dengan senyuman andalannya yang berhasil menghangatkan hatiku.

Walupun aku tau.

Semua itu.

Palsu..

"Kamu ngak apa-apa?" ia selalu mengatakan itu saat ingin menolongku.

Dan.

Kembali memberiku tatapan dingin saat riska dan teman-temannya pergi.

Aku tau. Seharusnya aku tak menganggap semua yang ia lakukan adalah ketulusan.

FAT(E) LOVE (COMPLETED)Where stories live. Discover now