Chapter 27

1.2K 119 4
                                    

Brakk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brakk..

"SIAPA LO BERANI-BERANINYA NYENTUH RANIA HAH?!"

Farhan terduduk di lapangan sambil memegang sudut bibirnya yang berdarah karna pukulan madan.

Semua orang terkejut. Namun karna mendapatkan tatapan seram dari madan. Membuat mereka bertingkah seolah tak terjadi sesuatu. Mereka hanya diam mencoba mencari kesibukan lain walau diam-diam mereka memperhatikan dari sudut matanya.

Rania yang melihat itu hanya bisa terdiam. Jantung rania berdetak cepat. Bukan ini yang dia inginkan.Hal ini membuat tubuhnya membeku bisu.

Tangan kekar itu menarik tangan nan mungil milik rania. Sedangkan gadis mungil itu hanya mengikuti arah orang yang menariknya.

Seperti terhipnotis. Semua siswa yang ada di koridor langsung bubar dan menjauh. Mengelak dari tatapan menyeramkan dari pemuda bermata hazel itu.

Madan melepaskan cengkraman tangannya. Membuat rania sedikit terdorong dan tersentak. Pergelangan tangan pucat itu tampak sedikit memerah. Membuat rania sedikit meringis mengusapnya pelan.

Hening.

15 menit berlalu. Namun tak ada yang membuka percakapan diantara keduanya.

Rania menunduk meringis sambil terus memegangi pergelangan tangannya. Melihat itu madan langsung merasa bersalah. Hatinya terasa ngilu karna melihat rania kesakitan.

"Maaf.." ucapnya sambil mendekat ke arah rania ingin menyentuh tangan mungil itu.

Tapi rania malah mundur selangkah. Dan menyembunyikan tangannya ke belakang tubuhnya. Membuat madan semakin merasakan sakit hatinya.

"Maaf rania.." ucapnya pemuda itu lagi

Tak ada jawaban dari rania. Bahkan untuk menatap madan saja rania enggan. Ia hanya menatap kedua sepatunya.

"Rania.. Maaf.. Ku mohon.." pinta madan

"...."

"Ran.. Bagaimana cara supaya kamu mau maafin aku ran??"

Rania mengangkat kepalanya. Menatap madan dengan mata sendunya.

"Manjauh dariku.."

"Y-ya?"

"Jauhi aku.. Bukankah sudah jelas? Kita sudah selesai.. Jadi jauhi aku.." ucap rania sambil melangkah menjauh.

Sedangkan madan hanya menatap punggung rania menyesal.
.
.
.
.

Rania jalan sambil menunduk menatap sepatu hitamnya yang saling mengejar.

Hingga matanya melihat tangan kirinya. Melihat jam tangan berwarna tosca yang tertengger disana.

Pukul 12.00 wib

Seharusnya ia masih berada di kelas untuk menghias kelasnya. Menyemangati temannya yang mengikuti lomba. Bahkan seharusnya ia ikut lomba guli estafet. Namun ia meminta lisa untuk menggantikannya. Dan gadis itu menyetujuinya.

FAT(E) LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang