Chapter 16

1.7K 142 10
                                    

"Queenaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Queenaaa.. ada temen kamu nih.." teriak seorang wanita paru baya yang tak lain mama rania.

Membuat seorang gadis berpipi gampal itu meloncat terkejut saat menggunakan baju di depan cermin kecil yang senada dengan warna kamarnya.

"Siapa yang dateng? Lili ga janji mau bareng kok.." Tanya gadis itu pada dirinya.

Rania segera mengambil tas sandangnya dan berlalu keluar kamarnya.

"Pagii!" Teriaknya saat sampai di ruang makan. Bibirnya tak henti mengembang.

Hingga matanya menyipit memfokuskan pandangannya pada satu titik.

"Loh.. ibnu?" Ucapnya saat menatap seorang pemuda lengkap dengan seragam sekolahnya. Tengah duduk manis di samping abang kesayangannya.

"Hai" jawabnya dengan senyuman menawannya. Membuat jantungnya bergemuruh kencang.

"Kayaknya ada yang berangkat sendiri nih?" Goda mamanya pada putranya yang sedari tadi memasang wajah juteknya.

"Queena.. kamu mau sampai kapan berdiri disitu? Duduk gih!" Ujar ayahnya.

"Eh? I-iya.." jawab rani gugup.. sambil duduk di samping mamanya. Berhadapan dengan pemuda yang membuat hatinya berbunga-bunga.

"Em.. kalian pacaran?" Tanya bang eza spontan.

"uhk" rania tersedak makanannya. Membuat mamanya segera menepuk pelan punggungnya.

"Ih.. abang.. apaan--" tambahnya namun seseorang lebih dulu memotong ucapanya.

"Iya bang!" Ucap pemuda di hadapannya tegas.

Membuat tiga pasang mata menatapnya terkejut. Sedangkan rania hanya bisa menunduk memakan roti di piringnya.

"Wah.. berani ya lo? Kalo ayah gue ga ngerestuin gimana?" Tanya abangnya dengan pancaran api dimatanya.

Jangan lupakan. Kalau abangnya super protektif padanya.

"Tapi.. ayah ngerestuin kok" ucap ayahnya santai.

"Ayah.. kok gitu sih?" Rengek abangnya. "Kalo dia ga serius sama adek gimana?" Tambahnya.

"Saya serius bang.." jawab ibnu polos.

"Tuh.. dengarkan?" Tanya ayahnya.

"Apa jaminannya kalo lo ga mainin Adek gue?" Ucap abangnya sambil menatap ibnu dengan tatapan yang mampu menyayat-nyayatnya.

"Saya jaminannya!" ucap ibnu tegas.

"Awas ya lo.. kalo adek gue Nangis karna lo.. siap-siap aja lo tinggal nama" jawab abangnya sambil mengepalkan tangannya.

"Eza.. ayah gak pernah ngajarin kamu jadi orang yang 'bar-bar' ya.." ucap ayahnya.

"Tapi yah.." rengek bang eza.

FAT(E) LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang