Chapter 30

1K 107 9
                                    

Yo.. Yo.. What's up..
I'm here!!
Di anjurkan vomen dulu















Gak vomen gue gak mau ngeup lagi!






























Engga ding.. Candaa:))
Maaf menunggu lama..
Cikidot
|
|
|
|
|

Gadis itu merenggangkan tubuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis itu merenggangkan tubuhnya. Menggaruk rambutnya asal. Bahkan ia masih menutup rapat bola matanya. Tangan kanannya berhenti menggaruk rambutnya karna merasakan sesuatu seperti tertarik dari sana.

Matanya membulat sempurna saat melihat pergelangan tangannya di infus. Melihat selang putih itu membuatnya meringis.

Terlebih lagi selang itu perlahan berwarna merah. Membuatnya semakin meringis menahan sakit karna jarum yang di gunakan tak menancap sempurna. Membuat darah dari tangannya perlahan menaiki selang.

"Aaaa.. MAMA!" gadis itu berteriak sekuat-kuatnya.

Brakk!

Suara pintu di banting mengalihkan perhatiannya.

"I-ib---"

Belum sempat di memanggil nama itu. Seseorang telah mendekap tubuhnya. Membuatnya merasakan panas di sekitar pipinya.

"Hiks.. Hiks.."

"Eh? Nu? Kok?"

"Hiks..Aku pikir kamu kenapa-kenapa.. aku takut.. Aku takut kamu gak---"

"Sstt.. Udah-udah aku gak papa kok.. Tenang aja.." rania mengeratkan pelukannya sambil sesekali mengelus rambut ibnu dengan tangan kirinya.

'Bukankah seharusnya dia yang menenangkanku?' pikir rania

Ibnu melepas dekapannya. Menatap rania dalam. Tangannya sesekali mengelus pipi gembul rania.

"Aku khawatir.." ucap ibnu namun rania masih diam dan terus menatap mata Indah ibnu. Karna rasanya sangat sayang untuk di sia-siakan.

"Aku takut kamu kenapa-napa ran. Aku. Aku. Aku takut kehilangan kamu.." sambung ibnu

Sedangkan rani tak tau harus menjawab apa. Namun ia tak bisa menyembunyikan senyuman di bibirnya.

Walaupun tak tau apa yang harus dikatakannya. Tapi ia hanya tau satu hal. Hatinya kembali menghangat.

"Makasih.." ucap rania pelan yang dijawab anggukan dari ibnu.

Hening. Mereka kembali sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga sesuatu menyadarkan ibnu.

"Oh iya. Tadi.. Kamu kenapa?" tanya ibnu

"Oh.. Itu.. Kenapa ya?" rania lagi-lagi menggaruk kepalanya dan..

"Au.. Aduh duh.. Sakit.." ucapnya sambil memegangi tangan kanannya yang baru ia gunakan menggaruk kepalanya.

FAT(E) LOVE (COMPLETED)Where stories live. Discover now