Chapter 5

2.5K 185 6
                                    

*krringggg

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*krringggg... krringggg ..

Pukul 5 pagi aku sudah bangun.
Segera aku masuk kamar mandi. Mandi. dan berwudu. lalu bergegas sholat subuh.

Selesai sholat. Aku segera turun kebawah melihat keadaan rumahku. cemas? Tentu bagaimana tidak. Kemarin malam setelah kembali dari Taman aku langsung berlari ke kamar dan mandi. Selesai mandi aku langsung tertidur. Tanpa mengunci pintu rumah. Ingat T.A.N.P.A mengunci pintu.

"Huh.. untung ga ada yang ilang.." ucapku setelah memeriksa keadaan rumah

"Hm.. ngapain ya enaknya? Huh.. sendirian di hari minggu.. Membosankan.. ketaman belakang aja deh.." Tambahku sambil melangkahkan kaki ku ke Taman belakang rumahku.

"Hallo bi munah~" sapa ku pada bi munah. Orang yang bekerja di sebelah rumahku rumah om fahri.

Om fahri itu tetanggaku. Om fahri punya dua anak. Anak pertama namanya Revan, yang kedua namanya sasa.

Revan? Ya dia adalah anak cengeng yang selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Dia pemuda yang sok jagoan tapi cengeng. Pemuda yang sempat di bicarakan oleh Aliza.

Pernah satu ketika saat pulang sekolah aku di jegat oleh kakak kelas. Dan mereka meminta uang kepadaku.

Berhubung aku ga mau cari masalah. Jadi aku Kasih saja semua uang jajanku.

Eh tapi apa yang terjadi? Si pemuda tengil itu sok sok an melawan mereka. Dan benar saja. hanya dengan satu dorong dia terjatuh dan menangis.

Lalu berakhirlah dengan aku yang menggendongnya pulang sampai ke rumah. Aneh? Tentu. Tapi begitulah kenyataannya.

Tapi aku binggung bagaimana bisa Aliza  menyukai pemuda sepertinya.

"Dia itu imut banget rano.. terus dia itu jujur.. jadi aku suka deh sama dia" entah berapa kali aliza mengatakan itu.

Awalnya aku pikir gadis cipit itu hanya bercanda. Tapi ternyata dia masih menjaga hatinya untuk si pemuda cengeng itu hingga sekarang.

"Eh non rani.. pagi banget bangunnya non.." jawab bi munah

"Pagi? Udah jam setengah enam kali bi.." ucapku.

Sedangkan bi munah hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya

"Oh iya bi.. kok banyak mobil sih?" Tambahku.

"Oh.. masak non gak tau sih.. kan tuan fahri sama keluarga nya udah balik.." jawab bi munah

"Iya tau kok.. tapi kok banyak banget sih sampek 4 mobil" tanyaku lagi

"Oh.. yang satu punya tuan Fahri.. yang satu lagi punya nyonya Dewi.. nah yang dua lagi punyanya den revan.." jawab bi munah

Aku hanya bisa diam dan tercengang. Bagaimana bisa pria seperti revan memiliki dua mobil sekaligus. Padahal kan belum dapat sim.

"Oo.. berarti di dalem lagi repot-repot nya ya bi?" Tanya ku

FAT(E) LOVE (COMPLETED)Where stories live. Discover now