Chapter 25

1.3K 122 10
                                    

"Kenapa?" tanya lili saat melihat madan yang duduk lemas di pinggir lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa?" tanya lili saat melihat madan yang duduk lemas di pinggir lapangan.

"Gak papa.." jawab madan singkat.

"Nyeselkan?" bukannya pergi tapi cewek yang tersemat cincin perak di jarinya itu malah duduk di sebelah madan sambil menyodorkan air mineral yang seharusnya ia berikan kepada orang lain.

"Thanks.." ucap madan lalu mengambil botol kaca berisi air itu namun tak meminumnya. 

"Kakak sih maen putus-putusin aja.." oceh lili.. "Asal kakak tau ya.. Rania itu bukan tipe orang yang mudah percaya sama orang.. Aku seneng banget pas tau dia udah move on.. Eh.. Tapi malah di putusin gitu aja.." tambahnya

"Hah~" bukannya menjawab madan malah menghela nafasnya gusar.

"Padahal aku setuju lo.. Kakak jadian sama rania.. Setidaknya aku gak takut rania bakal di sakitin lagi.. Karna dia dapet cowo sebaik kakak.." ucap lili sambil menekuk kakinya dan memeluknya dalam.

"Aku.. Gak sebaik yang kamu pikir.." gumam madan yang jelas saja tidak dapat di dengar oleh lili.

"Eh.. Kakak ga latihan?" Tanya lili

"Istirahat 5 menit.. Niatnya sih mau lanjut latihan lagi.. Tapi.. kayaknya gak jadi deh.." ucap madan

"Eh? Kenapa?" lili bingung

"Itu.. " ibnu menunjuk dengan dagunya ke arah depan.

"Nanti yang ada.. Bukannya masukin bola ke ring.. Malah badan aku yang di timpukin bola.." sambungnya lalu berdiri dengan memukul bokongnya berharap debu di sana menghilang.

Sedangkan lili masih diam di tempatnya. Matanya fokus menatap seseorang yang berdiri tak terlalu jauh dari tempatnya. Menatap dengan mata ingin menerkam saat itu juga.





Azka.

Pemuda itu berdiri dengan baju basket kesayangannya. Matanya fokus kearah botol kaca milik lili yang digenggam oleh madan. Tangannya sudah menggepal kuat. Bahkan kuku-kuku tangannya memucat karna kepalannya.

Sedangkan madan hanya mampu mengulum senyumnya.
"Gangguin dikit la.." pikirnya.

Madan mendekat ke arah azka dengan santainya. Tak lupa sambil menenteng botol minum milik lili. Bahkan ia tak segan-segan untuk memeluk botol itu.

Saat langkahnya hanya beberapa langkah di depan azka. Madan berhenti dan tanpa rasa bersalah madan membuka botol air mineral itu. Lalu meminumnya beberapa teguk.

Dengan senyum smirknya lalu memberikan botol itu pada azka
"Thanks bro.." ucapnya lalu menepuk pundak azka singkat.

"Bye.. Lili senang berbicara banyak denganmu.. Kakak pergi dulu.." entah setan dari mana madan tiba-tiba berubah menjadi sopan seolah-olah mereka cukup dekat. 

Melihat itu. Azka semakin mengeraskan kepalan tangannya. Membuat lili bergidik ngeri melihatnya.

"Mampus.. " gumam lili lalu menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya.

FAT(E) LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang