Chapter 2

2.9K 232 4
                                    

"APAAA!!" jerit fadya dan lili di depan mading sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"APAAA!!" jerit fadya dan lili di depan mading sekolah.

Setelah selesai berbaris di lapangan tadi. Seluruh siswa di persilahkan mencari kelasnya masing-masing.

Semua nama siswa telah terpampang di mading sekolah tentunya dengan kelasnya. Dan betapa bahagianya aku. Karena bisa satu kelas dengan kedua sahabatku.

Aku bingung apakah ini keberuntungan atau malah sebaliknya.

Kenapa? Karena aku satu kelas dengannya.

Dengannya pemuda masa lalu yang selalu ingin ku lupakan.

'Ibnu'

Ibnu Mahendra Putra.

Banyak cara yang ku lakukan tuk melupakannya, menjauhinya, sejak kejadian balasan surat Cinta itu.

Aku menghabiskan waktu di perpustakaan, Datang lebih awal
Dan pulang paling cepat.

Meski..

Usaha yang ku lakukan sia-sia hanya karena berpapasan dengannya lebih dari satu menit.

lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?






♡♡♡




Kami sudah masuk ke kelas sejak lima menit yang lalu. aku duduk semeja dengan fadya. dan lili duduk semeja dengan lathifah. dia teman baru kami. meski dari smp yang berbeda, semoga kami tetap bisa menjadi teman baik. aku dan fadya duduk di meja nomor dua dari belakang.

Kenapa? Karena aku tak terlalu suka dikenal oleh guru dan aku juga benci jadi pusat perhatian. aneh? Ya begini lah aku.

Tapi fadya. kenapa dia mau duduk di deretan belakang? Karena satu hal "Biar bisa tidur ran.." begitu katanya.

Dibelakang kami ada lili dan lathifah yang mengisinya.

Semua meja dikelas hampir penuh. yang tersisa hanya 2 baris paling belakang deret sebelah mejaku dan meja lili.

Teeettt..

Bunyi bel menyadarkan ku. tak berapa lama aku melihat sosok yang sedang ku cari-cari.

Dengan tas ransel yang di sandangkan sebelah dan jeket kulit di pundakkya serta earphone di telinganya. dia mulai melangkahkan kakinya kedalam kelas tanpa memperdulikan tatapan wanita lapar yang memandang kearahnya. bahkan dia tak menghiraukan teriakan histeris dari wanita-wanita di kelas ini.

Dia terus berjalan dan duduk di bangku kosong yang sejajar dengan meja lili. Membuat jantungku lagi-lagi berdetak lebih cepat.

Tak berapa lama kelas yang tadinya ribut. menjadi tenang
"Baiklah anak-anak.. nama saya dimas genta kalian bisa panggil saya pak genta dan saya akan menjadi wali kelas kalian selama setahun kedepan-" ucap guru berkumis tebal yang sedang berdiri didepan kelas.

"Oke.. sekarang kalian bisa memperkenalkan diri kalian satu persatu didepan kelas" tambah pak genta. rasanya aku ingin lari sekarang juga.

Karena aku tak bisa berkata apa-apa saat semua berdiri di depan kelas. tanganku mulai dingin. kakiku bergetar.

"Tenanglah semua akan baik-baik saja.." ucap fadya sambil mengenggam tanganku erat.

"Kan kita sudah latihan ehmm?" Tambahnya. aku hanya membalasnya dengan senyum kecut.

Satu persatu maju sesuai dengan nomor tes yang digunakan saat seleksi dan dipanggil secara random. sekarang giliran ibnu. mata ku tak henti menatap punggungnya yang tegap hingga dia berputar arah.

"Perkenalkan nama saya Ibnu Mahendra Putra. biasa dipanggil ibnu " ucapnya sambil memamerkan senyuman indahnya yang mampu menghipnotis semua orang, terutama kaum hawa.

"Mohon bantuannya" kelas riuh dengan tepukan tangan saat ia menyambung kalimatnya.

"Baiklah terima Kasih ibnu.. selanjutnya nomor 303 silahkan maju" ucap pak genta sambil memainkan kumisnya,
Tubuhku gemetar, jantung ku berdetak kencang, lidahku terasa kelu. "tiga ratus tiga apakah ada?" Tambah pak genta.

"Eh ada pak" ucap fadya sambil menyenggol lenganku.

Perlahan aku berjalan didepan kelas. tangan ku gemetaran. aku sangat takut. bahkan untuk mendongakkan kepalaku saja tak berani.

"Baiklah silahkan perkenalkan dirimu" ucap pak genta.

Perlahan ku angkat kepalaku. tanpa sengaja pandanganku jatuh terhadap pemuda yang tengah asik membaca komiknya. ibnu. aku menelan salivaku.

Hingga.

"Pe-perkenalkan nama saya Queen Rania " Ucapku yang langsung ditatap oleh seisi kelas termasuk pandangan yang sangat-sangat ku rindukan.

Dia langsung mendongakkan kepalanya dam menatap mataku sebentar. hingga dia segera memalingkan pandangannya. Aku hanya terdiam dan kembali menunduk

Aku hanya mampu tersenyum getir.

"Bisa.. Rania pasti bisa." segera aku mendongakkan kepalaku dan tersenyum

"Queena artinya Ratu, Rania diambil dari kata rain yang artinya hujan, jadi arti namaku Ratu hujan.. seperti nama ku.. aku tenang setenang bekas genangan air hujan.. aku dingin sedingin suhu di kala hujan mendinginkan udara.. aku penakut segelap lagit yang sekelabu awan hujan.. Tapi..

Aku dapat menjadi teman yang baik.. seperti aroma hujan yang menggantikan bau terbakar dari terik matahari atau hujan yang turun membelai para tumbuhan dengan tetesannya serta hujan yang turun menyejukkan udara.." ucapku sambil menarik nafas dalam

"Jadi mohon kerja samanya" tambahku sambil membungkukkan tubuhku.

Tak ada reaksi hingga aku kembali tegak dan seisi kelas bertepuk tangan meriah Dengan senyuman yang sangat bersahabat kepadaku bahkan lili dan fadya sudah heboh bertepuk tangan sambil berteriak kecil dari bangku mereka.















A/N : Ini apaan?? Ya ampun...
:)

FAT(E) LOVE (COMPLETED)Where stories live. Discover now