Chapter 21

1.3K 129 22
                                    

Rani termenung menatap kaki-kaki mungilnya yang saling mengejar satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rani termenung menatap kaki-kaki mungilnya yang saling mengejar satu sama lain.

Kepalanya sakit. Bingung mengenai apa yang harus dilakukannya saat tiba dirumah ibnu nanti.

Apa harus dia minta maaf atas apa yang telah dilakukan abangnya?

Tapi.

Bukankah sudah sepantasnya ia mendapatkannya?

Lalu apa ia pantas meminta maaf? Mengingat dirinya tak memiliki hubungan apapun dengan ibnu.

Disinilah dia sekarang. Ke tempat yang tak pernah bosan ia datangi.

Taman.

Dia menduduki bangku yang sudah tersedia di pinggir Taman. Matanya fokus menatap pohon rindang di depannya. Tempat dimana ia memulai hubungannya.

Dia tersenyum miris karna berharap ingin kembali ke waktu itu.

Hingga perhatiannya teralihkan kearah dua orang anak kecil yang mendekat ke arahnya.

Yang satu terlihat anggun dengan dress merahnya. Sedangkan yang satunya seorang pemuda mungil tengah menggenggam erat tangan si gadis manis itu. Seolah ia takut kehilangannya.

"Hallo.." sapa rania saat mereka berdiri tepat didepannya.

"Halloo kakak.." sapa si gadis mungil dengan pipi tembamnya.

"Mau duduk disini ya?" Tanya rania

"Enggak.." jawab mereka bersama-sama

"Terus?" Tanya rania bingung

"Ini.." ucap si gadis mungil sambil memberi bunga Mawar yang ada surat kecilnya.

"Eh? Untuk kakak?" Tanya rania yang dijawab anggukan kepala dari gadis manis itu.

Rania membaca surat yang tergantung di bunga Mawar itu.

Izinkan aku menjadi payungmu.
Agar kau tak perlu takut kehujanan.
Izinkan aku menjadi penerangmu.
Agar kau tak perlu takut di saat gelap malam.

Dan ku mohon jadilah mentariku.
yang selalu menyinari hari-hariku.

Rania terdiam otaknya masih mencerna apa maksud kata-kata itu.

"I-ini dari siapa ya?" Tanya rania. Membuat kedua anak kecil itu menunjuk ke belakang mereka. Membuat rania mendongak menatap lurus kedepannya.

"Kak Madan?" Gumamnya

"Hai?" Sapa pemuda itu -Madan- yang hanya berjarak beberapa langkah darinya.

"RANIA.. LISTEN TO ME.." pemuda itu berteriak. Membuat semua orang menatapnya bingung. Beruntung isi Taman itu hanya anak-anak kecil yang sedang bermain.

"GUE.. SUKA SAMA ELOO.. and then.. WILL YOU BE MY LOVE?"

Rania terpaku ditempatnya. Baru ia ingin bicara namun ia kembali menutup mulutnya. Karna memang ia tak tahu apa yang harus di katakannya.

FAT(E) LOVE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang