Satu

29K 2.7K 232
                                    


"Ya, Tuhan... Rama. Kamu yang ngerjain semua ini," pekik Senja. Seperti baru saja terbebas dari sakaratulmaut.

Rama, rekan kerjanya yang sudah memasang muka pahlawan di sampingnya pun, siap menerima ucapan terimakasih.

"Gak usah histeris gitu juga kali, biasa aja. Tinggal bilang makasih," jawabnya sambil menahan senyum.

"Ooiya, makasih ya Ram. Kamu emang baik banget."

"Apa sih yang enggak buat Senja," serak Rama.

"Tapi, kok kamu tahu sih, kalau laporan ini harus siap pagi ini juga."

"Aku tahu semua tentangmu, Senja." Senja mengatup dan menipiskan bibirnya mendengar gombalan Rama.

"Senja..." Suara seorang wanita, hampir memecah gendang telinga Senja.

"Ya Mbak Pricil," jawab Senja cepat.

"Mana laporan tentang komplain dan keluhan customer yang saya minta, saya harus mempelajarinya sekarang juga, dan saya harap kamu bisa kasih aku file-nya seka..."

"Ini..." Senja langsung menyumpal mulut wanita itu dengan menyerahkan laporan itu ke tangannya.

"Oke, tapi kemarin kamu kan tidak masuk." Wanita yang ternyata atasan Senja itu tampak heran.

"Rama yang bantu Mbak."

Dan setelah mengerling ke arah Rama yang duduk di sebelah Senja, wanita itu pun langsung kembali ke ruangannya.

"Kamu bisa kena masalah karena kemarin gak masuk," kata Rama setelah Senja kembali duduk di sampingnya.

"Aku pasrah aja, Ram."

"Pasti karena Rio lagi."

"Ya"

"Sakit lagi?"

"Bukan, dia minta aku hadir di pesta seninya. Aku gak bisa nolak karena emang semua orangtua murid hadir, dan kasian kalau Rio gak didampingi."

Rama terlihat manggut-manggut, lalu melihat Senja dengan ujung matanya dan berkata, "mungkin sudah saatnya kamu menerima saranku, Senja."

"Saran? Saran apa?" raut tanya terpancar dari wajah Senja.

"Saran untuk menikah denganku"

"Cck... Gak lucu, deh.. Ram."

"Emang gak ada yang lucu."

"Maksudku, jangan becanda."

"Aku gak becanda, Senja. Aku serius. Aku sayang kamu dan Rio."

"Aku wanita bersuami, Rama. Ingat itu."  Selalu seperti itu jawaban Senja pada pria yang menyatakan cinta padanya.

"Mana suamimu? Aku gak pernah lihat," balas Rama, namun suara telpon masuk menyelamatkan Senja dari pertanyaan dan situasi sulit dari orang yang mengharapkan balasan cinta darinya seperti Rama.

"Customer service Enjoy tv, selamat pagi ada yang bisa saya bantu."

"Selamat pagi" Suara dari ujung telepon menimpali.

"Ya, dengan bapak siapa? Dan Dimana?"

"Ini, Mbak senja?" Dia balik bertanya.

"Ya, benar sekali ada yang bisa saya bantu, Bapak?"

"Ini, saya, Kelvin. Yang sehari lalu, menelepon untuk menyampailan keluhan."

"Oh, iya, bapak yang itu ya!"

Padahal Senja sama sekali tidak mengingatnya.

"Bagaimana Bapak, apa teknisi kami sudah menyelesaikan keluhan Anda," tambahku.

Senja menanti FajarWhere stories live. Discover now