Delapan Belas (A)

16.8K 1.7K 47
                                    

"Ya sudah, sekarang hubungi dia atau bawa aku ke tempat dia tinggal saat ini. Aku harus tahu apa yang sedang terjadi padaku, Nessa. Kenapa identitasku harus ditukar dengan identitas Kakak iparmu."

Untuk sesaat Nessa hanya bisa termenung. Ia sungguh tak ingin lagi bertemu atau berurusan dengan seorang Bagas. Selama lima hari ini sejak pertemuannya dengan Bagas di kafe sore itu. Nessa selalu berusaha menghindari Bagas, walau beberapa kali harus gagal.

Bagas seperti pantang menyerah mencari, mengejar, dan berusaha menangkapnya seperti yang dia lakukan di lorong sempit dan sedikit gelap, lima hari yang lalu juga di kantin kampus sehari setelahnya.

Beruntung tiga hari yang lalu dia menghabiskan waktu cukup lama di rumah sakit untuk menjalani operasi lasik hingga ia bisa sembunyi cukup aman dari Bagas.

Perut Nessa langsung mulas jika mengingat kejadian dimana Bagas berhasil menangkapnya. Dan ia langsung memejamkan mata untuk mengenyahkan kenangan panas itu dari otaknya.

Awalnya, Nessa pikir menghindari Bagas adalah suatu keharusan, untuk melindungi dusta putih yang selama ini ia tutupi demi menciptakan kebahagian untuk kakaknya, yang mungkin setelah Bagas berhasil memaksanya bercerita tentang Fajar, Bagas akan mengagalkan rencananya untuk mempersatukan Fajar dan Senja dengan mengambil dan mengembalikan Fajar pada keluarganya, setelah sebelumnya membongkar jati diri Fajar yang sesungguhnya pada Senja. Untuk itu menghindar dan bersembunyi dari Bagas adalah jalan terbaik walau pria itu seperti tak kenal menyerah dalam mencarinya.

Namun, setelah apa yang terjadi hari ini, merahasiakan Fajar dari Bagas sudah tidak ada artinya lagi. Fajar sudah mengingat siapa dirinya. Dan kini ia harus melihat lagi senyum mengejek Bagas yang berhasil membuktikan perkataannya, kalau seberapa kuat ia menjauh maka pada akhirnya ia sendiri yang akan mendekat.

"Ness, kenapa?" tanya Fajar

"Mmmmh gak apa-apa Mas."

"Kalau begitu ayo hubungi Bagas, atau kita ke rumahnya sekarang juga," pinta Fajar.

"Mungkin kita cari dulu tempat yang nyaman untuk menghubunginya." kata Nessa. Dia butuh sedikit waktu untuk menenangkan hatinya saat ini, sebelum kembali mendengar suara berat yang menyihir pendengarannya.

"Baiklah kita cari kafe terdekat." balas  Fajar. Dan Nessa pun mulai mengarahkan mobilnya ke sebuah kafe yang tak jauh dari sana.

***

Untuk yang suka cerita BAGAS & NESSA. Saya sudah repost cerita mereka ya. Tapi gak bisa langsung semua, karena ya tahu sendirilah typo nya sebanyak mata memandang 😆😅😂

MANTAN TERINDAH

Buat kalian yang suka cerita Bagas dan Nessa sebelum lanjut baca cerita ini alangkah baiknya baca cerita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Buat kalian yang suka cerita Bagas dan Nessa sebelum lanjut baca cerita ini alangkah baiknya baca cerita. Mantan Terindah dulu.

Dan kalau yang gak suka cerita Bagas dan Nessa. Enggak usah baca cerita mereka. Tinggal lanjut aja baca cerita ini.

Thanks.

Senja menanti FajarWhere stories live. Discover now