5. Sudut Pandang yang Berkarakter

7.5K 505 22
                                    


Materi: Sudut Pandang yang Berkarakter
Date: 31 Desember 2016 pukul 20.30 WIB
Tutor: alvisyhrn
Notulen: xxgyuu
Disclaimer: theWWG

---------->>>>>=====<<<<<--------

*Keterangan: (+) untuk tutor, (-) untuk member.
NB : TANYA JAWAB DI BAWAH.  Suasana kelas ditunjukkan. Dan hasil belajar member juga ditulis,  mohon untuk tidak meng-copy hasil belajar. 

>>>

Oh iya, belum kenalan (lagi), namaku Alvi Syahrin, sebelumnya pernah menerbitkan buku di Bukune dan GagasMedia, dan sekarang sedang fokus menulis di Wattpad--@alvisyhrn.

Hari ini, aku akan membahas tentang POV. Tapi, kali ini, POV yang dibahas adalah POV yang "berkarakter".

Mungkin, selama ini, setiap kali kita menulis menggunakan POV pertama--aku, gue, saya--kadang-kadang, kita suka lupa, yang kita tulis adalah tentang seseorang lain, karakter lain, tapi kita malah menjadikan "aku" itu kita. Sehingga menjadi blur antara karakter dan diri kita.

Contoh, kamu menulis POV pertama dari sudut pandang cowok, sementara itu, kamu cewek, dan, hasilnya... kok masih cewek banget?

Contoh, kamu menulis POV pertama dari cewek yang berbeda dari dirimu, tapi mengapa malah jadi sepertimu!

Ini mungkin klise, tapi hal paling pertama yang harus kamu lakukan adalah banyak membaca novel-novel yang POV-nya berkarakter.

Atau, minimal, yang gaya penulisannya berkarakter.

(-) Karakterku nyrempet ke aku.  Walaupun dilebih2in. Rapopo lah ya.
(-) "Karakter tokoh cewekku jadinya mirip semua." Nah, ini juga.
(-) Lebih nggak bs lagi nulis pov cowok... susah...

Coba kamu baca teenlit dan metropop dan bandingkan gaya penulisan karakternya.

Nah. Yang menyebabkannya beda itu sesungguhnya bukan karena genrenya, melainkan karakternya.

Apakah perbedaan usia dan tingkat pendidikan menjadi penyebabnya?

Metropop itu salah satu genre utk chicklit di GPU

(-) pemikiran remaja dan org dewasa jd pembeda. tp klo remajanya brsikap dewasa lain cerita. atau sebaliknya.

Dulu, novel2 dengan POV yang berkarakter, yang kusuka adalah karya2 Sophie Kinsella, Ken Terate, dan lain-lain. Sebenarnya, buku apa pun itu berkarakter, kok. Namun, sebagai bahan belajar, aku cenderung memilih yang populer. Karena pasti ada something di situ. Tetapi, secara keseluruhan, tetaplah membaca apa saja.

Membaca adalah kunci utamanya. Karena ketika menulis, kamu butuh sarana kata-kata, bagaimana sebuah kata-kata bisa berkarakter dan mewakili seseorang, dan skill tersebut bisa kamu dapat dari membaca.

"Hamasaad"

Ini juga salah satu yang berkarakter.

Membaca manga juga berpengaruh, menonton anime juga berpengaruh, apa pun yang berhubungan dengan karakter--itu selalu membantu.

Kalau sudah melakukan itu semua, sebelum menulis, kenali karaktermu, baik ketika kamu menulis POV 3 maupun POV 1.

Untuk mengenal dan memperdalam karakter, biasanya aku mencari-cari foto yang mewakili karakter tersebut, aku mengumpulkan lagu-lagu yang sekiranya dia dengar. (I mean, karakter yang "gelap" nggak mungkin, kan, dengernya Taylor Swift)

Aku juga bisa menginterviu mereka, bertanya berbagai hal, menuliskan biodata, kata-kata yang dia tidak pernah ucap dan kata-kata yang sering dia ucap. (Maksudku, nggak mungkin, kan, tokoh-tokoh yang "gelap" atau sendu, ngomongnya OH MY GOSH!)

Kelas Menulis The WWGWhere stories live. Discover now