61. Sudut Pandang

951 72 12
                                    

Materi : Sudut Pandang ( Point of View)

Hari dan Tanggal: Senin, 8 Mei 2017

Tutor : Tiara TiaraWales
Notul : Cha-Cha c2-anin
Disclaimer: thewwg

=====>>>>>=====<<<<<=====

Nah, kalian tau apa itu 'Point of View' alias sudut pandang?
Apa itu sudut pandang?

Menurut KBBI, sudut pandang adalah cakupan sudut bidik lensa terhadap gambar.

Nah, jika kita kaitkan dengan kepenulisan, sudut pandang adalah cara penulis menempatkan dirinya terhadap cerita. Jadi, penulis bisa memilih dari sudut mana pun yang dia rasa sesuai untuk menjelaskan suatu hal/kejadian/peristiwa di dalam cerita. Apakah dari sudut pandang tokoh dalam ceritanya atau dari sudut pandang penulis sebagai narator yang berada di luar cerita.

Secara garis besar, sudut pandang yg diketahui ada 3, yaitu:

1. Sudut Pandang Orang Pertama (PoV 1)
Penulis menempatkan dirinya sebagai pelaku sekaligus narator dalam ceritanya.
Kata ganti: "Aku", "Saya", atau "Gue" (tunggal), "Kami" (jamak)
Terbagi dua:

a. "Aku" tokoh utama

"Aku" sebagai narator sekaligus pusat penceritaan. Biasanya tokoh utama adalah protagonis, tapi ada juga yang antagonis, bahkan non manusia.

Contoh:
Jika anak-anak lain di panti asuhan ini sebegitu inginnya memiliki orang tua, maka tidak denganku. Apa enaknya punya orang tua? Justru kebebasan terenggut dan mendapat omelan setiap hari, seperti yang Bayu--teman sebangku di sekolahku--alami. Asal tahu saja, dia selalu iri padaku yang tak punya orang tua sejak lahir. Nah! Lihat, kan? Kalau begitu, kenapa juga aku harus bersedih hati karena tak punya ayah dan ibu? Nikmati saja! Bukan begitu, Kawan?

b. "Aku" tokoh sampingan

Keberadaan "Aku" di dalam cerita hanya sebagai saksi, menceritakan kisah atau peristiwa yang dialami tokoh lainnya (Dia) yang menjadi tokoh utama. 

Contoh:
Anak laki-laki gempal itu bernama Bintara dan tidak punya ayah juga ibu. Hanya itu yang kutahu. Selebihnya, aku hanya menebak-nebak dari logat bicaranya yang lantang dan keras itu, sepertinya dia berasal dari Medan, Sumatera Utara. Meski begitu, hatinya lembut sekali. Dia mudah sekali tersentuh oleh suatu kebaikan yang ditujukan untuknya. Seperti ketika seorang nenek memberikan selembar uang dua puluh ribu kepadanya karena telah membantu beliau menyeberangi jalan. Bintara segera bersujud penuh rasa syukur sambil menangis tersedu-sedu setelahnya.


2. Sudut pandang orang kedua (PoV 2)

Menggunakan "Kamu", "Kau", "Anda" (tunggal), atau "Kalian" (jamak)
> Jarang digunakan untuk novel fiksi, biasanya digunakan di buku-buku nonfiksi
> Sudut pandang orang kedua diizinkan untuk tahu segala hal (stalker) kecuali pikiran si "kau"/"kamu"/"kalian" 
> Bisa jadi melibatkan pembaca seakan-akan merekalah tokoh utamanya
> PoV ini berpotensi membuat pembaca memprotes: "Enggak kok, gue nggak gitu."

Contoh:

Kamu memandangi keduanya dengan wajah terluka. Meski begitu, kamu tak pernah jera datang ke taman itu untuk menyaksikan pemandangan yang katamu membuat hatimu hancur berkeping-keping. Alasan apa yang membuatmu tetap melakukannya? Untuk membuktikan kerapuhan hatimu? Ataukah kamu sengaja ingin menghancurkan diri sendiri? Tidakkah kamu sadari, bahwa dia sungguh tak pantas mendapatkan air mata darimu? Bangunlah! Jangan menjadi pecundang hanya karena cinta!

Kelas Menulis The WWGWhere stories live. Discover now