16. Tanda Baca pada Dialog

4.3K 192 20
                                    

Materi: Tanda Baca pada Dialog
Date: 17 Januari 2017
Tutor: itsALVI
Notulen: xxgyuu
Disclaimer: theWWG

======>>>>>====<<<<<=====

Pertama-tama, salam kenal, namaku Alvi Syahrin. Aku sudah menulis sejak usia 16 tahun, mulai menekuninya usia 17, dan menerbitkan karya pertama pada tahun 2012 dengan judul Dilema, diterbitkan Bukune. Dilanjutkan seri Setiap Tempat Punya Cerita: Swiss dari Bukune. Ketiga, I Love You; I Just Can't Tell You dari GagasMedia. Sekarang, aku sedang menulis novel keempatku, yang bisa kamu baca di Wattpad-ku: itsALVI.

Hari ini, kita akan membahas sesuatu yang ringan-ringan saja.

Kita bakal bahas tentang tanda baca pada dialog.

Dan sedikit tips-tips tentang dialog.

Pertanyaannya kujawab nanti aja, ya, biar enak. Dan, iyap, dialog itu percakapan.

Berdasarkan pengalamanku, yang telah kupelajari dan kupegang hingga hari ini, setidaknya, ada tujuh aturan basic dalam dialog. Lima tentang tanda baca, dua lainnya tip "khusus".

*) Jangan menaruh koma atau titik setelah tanda petik. Letaknya selalu sebelum tanda petik.

Termasuk tandaseru, tanda tanya, dll, letaknya sebelum tanda petik.

Kita langsung ke tujuh aturan basic, ya.

Format #1:
Momen Ketika Kita Tidak Butuh Huruf Kapital Usai Dialog.

Contoh: "Aku menyukaimu," bisikku samar, mudah-mudahan dia mendengarnya.

"Apa kabarmu?" tanyanya seakan sudah lama tak bertemu.

Jadi, kalau kamu menggunakan dialog tag semacam "ujarku", "ucapnya", "balasnya", "kataku", "jawabnya", "tanyanya", dst, kamu tidak perlu menggunakan huruf kapital setelahnya. DAN, kamu dilarang menggunakan titik ketika menggunakan kata-kata itu.

Jadi, nggak ada ceritanya:

"Aku menyukaimu." Bisikku pelan. (salah)(salah)(salah)

Ingat mana yang berupa dialog tag atau bukan.
Dialog tag semacam ujarku, kataku, umpatku, aku berkata, aku berbisik, dlll.

Format #2:
Momen Ketika Kamu Harus Menggunakan Titik dan/atau Huruf Kapital Setelahnya.

Contoh: "Kamu di mana?!" Aku berteriak sekali lagi.

"Apa kabar?" Dia bertanya padaku, dan rasanya sudah lama tak mendengar itu.

Jadi, kita menggunakan titik karena kalimat setelah dialog adalah kalimat baru, bukan kalimat lanjutan, seperti: ujarku, tanyaku, katanya. Dst.

Jadi, nggak ada ceritanya:

"Apa kabar?" dia bertanya padaku bla bla.

Format #3:
Momen Ketika Dialog Tidak Terletak di Depan Kalimat.

Contoh: Dia berkata, "Apa kamu baik-baik saja?"

Dengan senyum yang dikulum dan air mata yang disembunyikan, dia menjawab, "Aku baik-baik saja, kok."

Kalau begini, ingat2 aja format ini:

Blablabla berkata, "Blablabla."

Perhatikan tanda baca dan peletakkan huruf kapital, ya.

Format #4:

Dua Dialog dalam Satu Paragraf

Ini biasanya karena ucapan tokoh yang belum selesai.

Kelas Menulis The WWGWhere stories live. Discover now