57. One Night Sharing with Ria N. Badaria

547 47 13
                                    

Materi: One Night Sharing with Ria N. Badaria
Hari dan Tanggal: Sabtu, 6 Mei 2017
Tutor: Ria N Badaria RiaNBadaria
Notulen: Hanna HannaHanna049
Moderator: Leyi dan Hilda Rosida
Disclaimer: TheWWG @TheWWG

=====>>>>>=====<<<<<=====

Langsung perkenalan saja ya, Kak....

➡️Hallo semua....
Nama saya Ria, anak baru di grup ini. Penulis beberapa novel romance.

➡️Oke ya, aku coba sharing gimana awal aku jadi penulis. Sama seperti kebanyakan penulis yang suka baca, aku juga awalnya suka baca; mulai dari majalah, komik, sampai novel, aku selalu suka baca itu semua. Sampai akhirnya aku punya cita-cita itu pengen jadi penulis, biar keren kayak JK.Rowling.

➡️Terus aku mulai, dari cerita yang cheese banget, sampai cerita yang enggak masuk akal.
Jaman aku mulai nulis dulu sekitar tahun 2006, di mana yang punya laptop masih bisa dihitung pakai jari, yang punya. Jadi aku ngerjain tulisanku pake tulisan tangan dan ending ke rental buat ngetik.
Pernah kehilangan data karena disket sempat jatuh pernah aku alami, sampai semua data dari novel aku hilang, sedih ya. Bahkan waktu naskah udah diprint out jadi tulisan, dan dengan harapan bisa diterima penerbitpun, 'nggak se gampang yang aku kira, tulisanku berkali-kali sempat di tolak Gramedia, hingga pada akhirnya naskah kedua aku mereka terima.

➡️Dulu tuh buat nulis 'nggak segampang sekarang. Untuk bikin karya kita dibaca orang, butuh proses panjang, butuh kesabaran ekstra. Kalau sekarang ada wattpad, ada blog, ada medsos ...
Nah seperti itu lah awal mula saya 'jadi penulis hihi ... klise ceritanya.

=====>> ===== <<=====

❄️Sesi tanya jawab:

•Q1: Kak, aku mau tanya. 'Kan di Gramedia ada berbagai genre kayak metropop sama amore. Nah beda amore sama metropop itu apa, sih? Soalnya yang aku lihat mereka agak mirip gitu. Atau beda jauh?

°A1: Kalo genre metropop itu lebih ke bahasan tentang; kehidupan, bahas soal karir karakter, bahas kisah hidup mereka, kisah cinta mereka. Amore, lebih ke kisah cinta yang manis, romantis, genre ini lebih memfokuskan diri ke kisah cinta.

•Q2: Jika dalam satu judul novel berisi sekitar 30 chapter, menurut Kakak, apakah isi dari masing-masing chapter "wajib" mencerminkan judul novel tersebut? (maksudnya judul yg tertera di sampul depan, bukan sub judul per-chapter ya). Soalnya 'kadang judul di ambil dari konflik utama menjelang ending, padahal munculnya cuma di ending, sedangkan konflik yang diceritakan sudah beragam dari awal sampai akhir. Aku pribadi jadi agak ragu pilih judul yang seperti ini.

°A2: Kalau menurut aku, judul bisa diambil dari bagian mana saja dalam novel, entah dari ending cerita, awal cerita, atau pertengahan  cerita. Judul itu adalah kata atau kalimat yang paling mewakili isi keseluruhan dari novel. Jadi saat kita sebagai penulis selesai menyelesaikan sebuah naskah, kata atau topik yang paling kita ingat setelah menggarap cerita itu, itu adalah judul.

Nah, kalau untuk judul kumpulan cerita, bisa diambil judul yang menjadi benang merah semua cerita dalam naskah

•Q2a: Kalau judul nggak mencerminkan cerita bagaimana, Kak? Jadi kalau misalnya kita bikin cerita awal A tapi pas ditengah-tengah kita ubah jadi B, kan otomatis nggak sesuai judul tuh, apa judulnya harus diubah?

°A2a: Sama kayak beli buku pelajaran, kalau kita beli buku judulnya matematika, tapi dalemnya isi pelajaran agama, gimana?

(-) Perlu semedi dulu enggak, kak, buat cari judul?

(+) Aku juga pernah susah buat nentuin judul, semedi mungkin bisa jadi cara nunggu wangsit buat dapet judul ya hihi ... Kalo aku biasanya ingat kembali isi cerita, dan tentuin kata atau kalimat apa yang mewakili itu semua.

•Q3: Berapa lama jarak antara setiap karya? Bagaimana cara menjaga konsistensi untuk terus menulis?

°A3: Kalau aku tergantung, ketersedian naskah, dan lama proses di penerbit, bisa setahun sekali, bisa juga lebih lama.
Kalau untuk menjaga konsistensi menulis, kita harus disiplin aja sih ke diri kita sendiri, misal kita bikin target buat diri sendiri, misal satu hari harus nulis berapa halaman, boleh melanggar aturan itu, kalau kita lagi enggak mood dll, asalkan kita 'nggak lupa untuk balik lagi.

•Q4: Kak Ria aku mau tanya. Kalau Gramedia itu tertarik 'nggak sama naskah fantasi? Karena yg kutau fantasi lokal kurang diminati. Terima kasih kak Ria.

°A4: karena Gramedia adalah penerbit major, yang mau 'nggak mau harus memperhitungkan untung dan rugi, mereka memang agak selektif nentuin naskah yg mereka terima. Untuk fantasi, selama ceritanya oke, enggak terlalu mengawang-awang sampai enggak bisa diterima nalar, masih ada peluang kok.

Gramedia mementingkan 10 halaman pertama dalam penilaian naskah. Jadi kalo 10 halaman naskah yg mereka seleksi udah 'nggak bagus, ya mereka enggak akan lanjut baca.

•Q5: Kak, pernah enggak sih, mengalami writer block? Padahal riset dan bahan-bahan lain 'udah ditangan. Seperti mana kak Ria melalui fase tersebut?

°A5: sering ... caranya, jangan dipaksain buat lanjut nulis, karena hasilnya 'nggak akan oke, beralih dari naskah, cari kegiatan menyenangkan yang lain, baru setelah itu kembali.

•Q6: Sampai mana editor naskah itu mengoreksi naskah kita kak? Apakah sampai bagian-bagian mana yang dibuang, ditambahkan dalam naskah, dan sebagainya atau sebatas masalah ejaan dan tanda baca? terima kasih kak.

°A6: kalau ini tergantung tipe-tipe editornya, ada editor yang merasa dirinya hanya bertugas buat betulin ejaan, ada juga editor berkontribusi ide buat cerita dari penulis itu sendiri. Tapi kalau mau diambil rata-ratanya, editor itu  memantaskan tulisan seorang penulis, hingga layak dibaca oleh pembaca.Jadi kalau editor kasih masukan, kasih revisi, itu buat memperbagus tulisan kita.

•Q7: Sudah pernah coba nulis cerita autobiography ? kakak fokus ke satu genre saja atau lebih dari itu?

°A7: untuk saat ini belum ada kesempatan untuk menulis itu.  sampai saat ini masih betah 'nulis romance, tapi kepengen juga bikin genre lain.

•Q8: Kak tahu kenapa harus ada penerbit indie dan mayor? Boleh jelasin sedikit saja kak kalau bisa.

°A8:  Penerbit indie ada, mungkin untuk memenuhi penulis-penulis di luar sana yang semakin banyak, dan memang banyak penulis belum dikenal yang memang bagus ceritanya. Selain untuk memenuhi, alasan seorang penulis memilih menerbitkan bukunya secara indie, karena genre tulisan mereka yang tidak masuk kriteria penerbit mayor yang biasanya mengikuti selera pasar. Banyak kan buku dengan tema keren yang dirilis indie. 

•Q9: Kak mengenai pembahasan tentang judul tadi, menurut kakak lebih bagus yang mana, apakah kita menentukan judul dulu, atau buat cerita  yg berdasarkan tema baru menentukan judul?

°A9: ini kembali tergantung pada feel kita saat menulis, ada saatnya sebelum menulis pun kita udah dapet judul, tapi ada juga naskah mau ending pun kita baru dapet judul. Dua-duanya bagus, selama judul itu adalah gambaran dari cerita yang kita tulis.

=====>> ===== <<=====

Maaf teman2 semua, sepertinya aku cuma bisa gabung sampai sini... Nanti kita seru-seruan lagi ya. Terima kasih semuanya.

Terima kasih Kak Ria ...  Sudah meluangkan waktu, dan memberikan pengalaman berharga Kakak.
Jazakallahu khoir.

****

Mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau tulisan. Kami menerima kritik, saran dan pertanyaan. Terima kasih. 

Admin 

Kelas Menulis The WWGWhere stories live. Discover now