64. Alur

1K 70 2
                                    

Materi: Alur
Tutor : aqessa fairywoodpaperink
Date : Friday, 2 June, 2017 21.00 WIB.
Notulen : sahril sahrilll

________________-=WritersWatty'sGruop=-______________-

Sedikit tentang Tutor:

Aqessa, panggil saja Echa. Kalo di wattpad namanya @Fairywoodpaperink.

Novel yg sudah dicetak berjudul Secangkir Kopi dan Pencakar Langit dan Satu Ruang. Salam kenal^^

***
Materi:

Alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Alur bisa dikembangkan dari premis yg sudah ditentukan.

Misal, premis ceritaku di Satu Ruang adalah dua orang yang nggak bisa move on bertemu. Lalu diceritakan perlahan tentang bagaimana pertemuan mereka dan perkenalan mereka.

Untuk mulai membuat alur, buatlah poin2 kejadian-kejadian sesuai timing kejadian, menghubungkan antara premis dan resolusi. Lalu tentukan alur untuk ceritamu: maju, maju atau mundur. Kalo di ceritaku rata-rata memakai alur maju, tapi di beberapa bagian ada yang memakai alur mundur. Tujuannya untuk membuat semacam surprise.

Buku yang menurut aku alurnya rumit tapi bagus adalah Cantik, karya Eka Kurniawan. Buku tersebut alurnya timpang tindih , maju - mundur. Tapi pembaca gak bingung karena plotnya ditopang oleh kota Halimunda. Ibaratnya, kota Halimunda itu garis lurus dan bagian-bagian cerita adalah titik-titik di antara garis itu.

Kalo menurut aku, membuat alur itu seperti kamu membuat garis lurus,lalu bagian-bagian cerita itu kamu tandain di antara garis lurus itu. Kalo mau bikin surprise, ibaratnya kamu bikin tebaran puzzle Terus perlahan dibuka satu-persatu gitu.

*-*

Sesi Tanya Jawab:

Q1: Kan ada tuh cerita model maju mundur seperti Ugly Love karya Collen Hoover. Ceritanya itu masa sekarang dan masa 5 tahun yang lalu, gimana caranya mmbuat cerita model gitu? Maksudku kek tadi bisa timpang tindih. Mungkin ada tips kak.

A1: Persiapkan backbone cerita.

Bisa Kejadian/tragedi, tokoh, tempat.

Misal kalo kejadian, starting poin di waktu kapan? Masa sekarang?

Lalu mau ceritakan kenapa terjadi tragedi itu?

Perlahan diceritakan alur mudur. Lalu apa dampak setelah kejadian itu?

Di masa setelah kejadian. Atau kalau dari tokoh, bisa mengikuti usia tokoh.

Ketika dia dewasa, lalu mundur remaja.

Contohnya, di novelku yg Satu Ruang, diceritakan kejadian Satrya bertemu Kinan (masa sekarang).

Tokoh Kinan yg sedikit tertutup dan sering dirundung kesedihan buat satrya bertanya-tanya.

Lalu perlahan alur mundur untuk menjelaskan kenapa Kinan spt itu.

Backbonenya adalah hubungan mereka gitu. Atau di lelaki harimau, cerita dibuka dg tragedi pembunuhan
Alur perlahan mundur dimulai dari masing-masing tokoh yg menjelaskan alasan kenapa kejadian itu terjadi.

Garis lurus yg aku sebutkan td bisa dibilang backbone cerita. Bisa kejadian atau tokoh.

Q2: Mbak Echa, aku mau nanya soal alur terutama yg flashback. Sebenarnya, kapan sih flashback betul-betul diperlukan dalam cerita? Kadang, saat aku baca ada adegan flashback yg kelihatan "percuma", maksudku saat scene-scene di masa lalu itu ndak begitu mempengaruhi jalan cerita dan/atau perasaan tokoh. Flashback-nya jadi terasa trivial banget, gitu.

A2 : Flashback yaa seperlunya aja. Kadang diperlukan untuk penjelasan kenapa tokoh ini mengalami konflik ini. Mungkin itu untuk memperkuat latar belakang konflik. Bertele-tele atau tidak tergantung eksekusinya . Kalo dirasa gak perlu ya ga usah. Kalo menurutku kadang flashback diperlukan untuk memperkuat latar belakang konflik. Dengan cara dibuat penasaran di depan. Flashback bisa dibuat sbg memuaskan pertanyaan yg selama ini kayak "oooh pantes ini beginiii gitu sih."

Q3 : Menulis poin2 kejadian sesuai dengan timing. Dan menghubungkan premis dan resolusi? Mnghubungkannya ini mksdnya alur ceritanya kan kak?

A3: Jadi gini.. Ketika punya premis, mulai bikin titik start. Kayak waktu kejadian pas kapan. Nanti tentukan apakah akan maju-mundur?

Resolusinya nanti akan di waktu kapan? Kayak aku blg tadi, seperti menarik garis lurus. Starting poinnya (premis) itu di sebelah mana garis lurus?

Contohnya td di novelku yg satu ruang, alurnya maju, sedikit mundur. Backbonenya (garis lurusnya) adalah kejadian/hub antar tokoh. Lalu ada poin-poin di tiap "scene" dari masa lalu dan masa sekarang gitu, untuk menjelaskan kisahnya.

Q4: Gini Kak aku mau nanya, sebaiknya kita itu ngasih alurnya pakai outline atau terserah menurut kita yang lebih nyaman gimana?
Alur yang baik itu ciri2nya seperti apa Kak? Bagaimana cara kita untuk belajar menyusun alur yang rapi dan tentunya bagus?

A5: Kalo aku suka pakai outline sih. Biar rapi dan fokusnya jelas. Alur yg baik ciri-cirinya nggak membingungkan pembacanya. Bisa dimulai dengan membuat timeline kejadian. Isinya poin-poin kayak letak konflik dimana, start cerita dimana, gitu. Kalo mau belajar alur yg bagus, aku rekomendasikan Lelaki Harimau karya Eka Kurniawan. Itu bagus banget.
Biar gak muter2 itulah pentingnya bikin outline. Biar fokus ceritanya jelas. Kalo aku sih outline sukanya poin2 aja,gak detail.

Contoh nih ya.. Ceritaku yang Satu Ruang aku tulis gini:
- Satrya ketemu Kinan di HK, mereka kenalan
- Satrya mulai kepo socmed Kinan krn penasaran
- Satrya liat Kinan pernah punya pacar tp udh meninggal
- Sekarang gantian sudut pandang Kinan, kinan galau sama sikap Satrya
- flashback Kinan dg pacarnya dulu
- Kinan ketemu Satrya dan konflik dimulai
Poin-poinnya kayak gitu, itu bisa di enhance jadi beberapa bab.

Q5: Alur mundur itu kan (bisa jadi) ketegangan di awal trus mengendur di chapter2 berikutnya, boleh minta tipsnya nggk kak, bagaimana agar alur yg seperti ini tidak anjlok dn mengagetkan pembaca? Kebanyakan klo gk ahli sih feelsnya malah ilang klo alur begini.

A5: Alur mundur, perlu/tidak? Menjelaskan apa? Apakah membuat kepingan puzzle terisi? Kalo tdk perlu ya gausah. Cukup tell aja. Kalo buat memperkuat feel gitu silahkan. Sekali lagi, bikin feel hilang atau tidak itu gaya nulis,Alur sama plot sama outline emang beda tipis, satu kesatuan sih menrut aku.

PESAN DARI TUTOR :
Menulislah dengan bebas. Nggak usah terpaku aturan. Yang penting kamu enak nulisnyaJangan takut salah. Jgn takut jadi bosenin. Yang penting pembacanya jangan dibuat bingung dulu. Nanti perlahan bisa deh menyesuaikan

****

Terima kasih atas kesempatan, waktunya, ilmunya, Kak....

Semoga berbalas kebaikan yang melimpah :) JAZAKALLAHU KHOIR.

***

Terimakasih yang sudah menyimak, mohon maaf apabila ada kesalahan.

Kami menerima kritik, pendapat, saran, dan pertanyaan. :)

Kelas Menulis The WWGWhere stories live. Discover now