Chapter 11

11.5K 1.3K 10
                                    

"Sampai besok ya, Lang," Kirana melambaikan tangan pada Elang sambil melempar senyum yang paling manis.

"Ok, bye!" Elang balas melambaikan tangan sambil terus berjalan.

Kirana nyengir sendiri saat mengatakan 'sampai besok'. Gadis itu berharap, besok akan ada hari indah lagi seperti tadi. Mengobrol dengan Elang dan Pak Laksono, sudah cukup membuat Kirana merasa bahagia dan akhirnya menganggap kejadian buruk bersama orangtuanya hanyalah kenangan yang harus disimpan rapat-rapat di tumpukan hati yang paling bawah.

Maghrib sudah lewat. Kirana membuka pintu pagar rumah dan masuk ke rumah joglo itu dengan perasaan penuh. Hari ini dia dapat banyak hal. Paling tidak, dia menghabiskan waktu bersama Elang selama beberapa jam.

Tanpa sadar, gadis itu melompat-lompat kecil sambil membuka pintu ruang tamu.

"Baru pulang? Senang amat kelihatannya?" suara Bude Citra di ruang tamu membuat Kirana terlonjak.

"Eh, iya, Bude," sahut Kirana, malu karena ketahuan melompat-lompat.

"Abis dari mana?" ini ciri khas Bude Citra yang selalu menanyakan kalau Kirana pulang terlambat. Perempuan bersahaja itu memang sudah benar-benar memosisikan diri sebagai orangtua Kirana.

Keberadaan mendiang Mama memang tidak akan pernah terganti, tapi Kirana bahagia ada Bude Citra yang selalu mendampingi. Kakak kandung Papa ini sering lupa bahwa Kirana adalah keponakan. Bude Citra menganggap Kirana betul-betul anak kandung. Sementara, Dante, anak kandung Bude Citra, sedang kuliah di Australia.

"Keliling lorong-lorong Laweyan ini, Bude. Lihat-lihat batik," sahut Kirana sambil membuka sepatu dan kaus kaki, lalu meletakkannya di rak sepatu, di samping luar pintu ruang tamu.

"Lihat-lihat batik? Tumben?" Bude Citra mengerutkan kening. "Biasanya kamu cuek sama batik."

"Diajak sama Elang," Kirana tersipu.

"Ohh, pantes ...," Bude Citra mengangguk-angguk sambil tersenyum penuh arti.

"Bude masak apa? Aku lapaaaarrrr," Kirana berusaha mengalihkan pembicaraan. Dia takut Bude Citra menangkap rona merah di pipinya.

"Ayam kecap, tuh, kesukaan kamu," sahut Bude Citra.

"Ok, aku makan, aahhh," Kirana melesat ke ruang makan sambil tertawa.

"Eeehh, mandi duluuuu!"

Kirana tidak menghiraukan ucapan Bude Citra. Gadis itu tidak mau Bude Citra tahu bahwa dia telah jatuh cinta pada pemuda yang rumahnya hanya sepelemparan batu dari sini.


Fluttering HeartsWhere stories live. Discover now