Part 10~~ Pelukan

4.9K 191 0
                                    

Micky Stefano||

Brugh.......

Aku sedikit tersentak melihat Tristan menggendong tubuh Lyan yang lemas.

"Suruh Dr.Edward kemari" ujarnya dingin tanpa menatapku.

Menyebalkan sekali dia menyuruhku seperti babu. Dengan setengah hati aku menekan nomer pribadi Dr. Edward.

"Yes...dok...okey"

Sambungan kuputus setelah beliau mengatakan tiba 15 menit lagi.

"Huffftttttt" eluh Tristan lagi.

"Kenapa?" Ujarku males.

"Jagain Lyan ya. Aku hendak syuting. " ujarnya khawatir.

"Mbok kan ada" jawabku

"Mbok sedang membelikannya seragam baru." Aku melirik kearah seragamnya yang kotor dan sobek.

"Kamu urus dia Micky kenapa si kamu cuek banget" ujar Tristan kumat lagi.

"Dia bukan siapa-siapa aku!!" Dan aku bukan siapa siapa dia" Bentakku.

"Kalo sikapmu seperti ini terus kamu bakalan jadi orang paling menyedihkan seumur hidup. Urus dia. Awas kalo enggak!" Tristan menegaskan dan pergi keluar.

"Fuck yu" ujarku dan memasuki kamar Lyan.

Aku sedikit kaget melihat wajah Lyan yang agak lebam. Hatiku berdenyut sedikit. Merasa sedih juga. Wajah itu tetap imut

"Ada yang gak beres di hatiku" ujarku heran. Kuraba dada kiriku yang berdetak kencang.

"Micky...." panggilnya lemah.

Aku meliriknya sepintas. Gadis itu meraih tangan kiriku. Aku sebenarnya hendak menghentakkannya. Namun gadis itu mendekap tanganku dengan hangat dan menyenderkan kepalanya di sana.

Senyum kecil mengembang dibibirnya. Aku yang melihat hanya diam. Perlahan nafas gadis itu teratur.

"Duh pegel banget" bathinku sambil melirik Lyan yang masih mendekap nyaman tanganku.

"Kenapa si gue sedingin ini jadi cowo" bathinku lagi. Aku menerawang kembali ke masa SMPku yang penuh kebahagian palsu.

.......

"Okey dok, thanks" ujarku sambil mengantar dokter kelurga kami sampai beliau memasuki mobil.

Aku kembali berjalan kekamar Lyan. Memperhatikan gadis yang berwajah memar itu tersenyum dalam tidurnya.

Aku tidak tahu setan apa yang merasukiku. Aku menghempaskan diriku disofa di pojok kiri kamarnya dan terlelap.

......

"Mick.....Mick......" sayup sayup kudengar suara lembut.

Aku membuka mataku perlahan dan menemukan Lyan yang tersenyum manis dengan lebam yang tinggal sedikit lagi.

"Makasih" ujarnya dan memelukku. Aku yang belom sadar sepenuhnya membiarkan tubuh mungil itu mentransfer kehangatannya.

Lumayan nyaman juga. Apalagi ada dua buah benda kenyal sekenyal jelly.

Aku memeluk punggung badannya dan mengelusnya tanpa sadar. Dapat kurasakan tubuhnya sedikit menegang.

"Maem yuk. Lyan buatin nasi goreng. Cobain ya... enak lhoooo" cerewetnya kumat.

Aku tidak menjawab. Aku melepas rengkuhanku dan pergi ke arah pintu.

"Lyan tunggu ya Mick" ujarnya lagi.

Setelah membersihkan tubuhku. Memakai seragam sekolah dan membawa tas ransel warna navy, aku menghampiri Lyan yang sedang menggoyangkan kepalanya maju mundur mengikuti alunan music "Rockbye" yang saat itu di mainkannya.

Aku sedikit tersenyum melihat tingkah laku barunya lagi.

"Ehem" aku berdehem. Gadis itu membalik tubuhnya dan tersipu malu. Setelah itu dia menyiapkan semua sarapanku. Disela-sela kegiatannya aku mencuri pandang ke belahan dada Lyan yang tanpa bra mengitip indah dari leher kaosnya yang kegedean.

"Kenapa Mick? Tanya Lyan polos

"Mick..... kamu kenapa? Aku tersadar dan kembali cool.

"Kok ngeliatin aku begitu?" Tanyanya lagi.

Aku diam

"Badanku bau ya...."

"Berisik deh loe..." bentakku.

Aku menyantap sarapan tersebut.

"Lumayan" pujiku.

Lyan hanya tersenyum manis. Setelah selesai aku hendak berangkat namun Lyan menarik seragamku. Aku memandangnya tidak mengerti.

Lyan mendekati tubuhku dan menempelkan tubuhnya. Lyan memelukku kembali. Aku yang pertama tidak sadar akhirnya mengelus punggungnya dengan sayang. Sayang banget service kedua jelly jelly kenyal ini dilewatkan.

......

"Lyan mana?" Tanya Bob kepo.

"Sakit. Gw penasaran kenapa dia takut terhadap loe. Dan....." aku sengaja menggantung kalimatku.

"Why?" Ucapnya penasaran.

"Kemana loe semalem? Tanyaku curiga.

"Badan gw mendadak gak enak. So gw pulang lah... sori gue lupa pamit" jelasnya.

Aku hanya menatap punggung Bob yang menuju bangkunya.

"Awas aja loe kalo boong" bathinku.

......

"Sayang......."

Aku menoleh dan melihat Ambar berlari ke arah motorku. Aku segera menghidupkan motor dan meninggalkannya begitu saja.

"Keparat loe jelek" umpat wanita itu kesal. Masih terdengar ditelingaku yang setajam silet

Aku menoleh kearahnya dan mengacungkan jari tengah.

"Sepertinya udah saatnya gw harus membuang sampah itu pada tempatnya" bathinku.

Aku bergegas masuk ke rumah. Namun tidak menemukan Lyan. Aku mengarahkan kakiku kedapur namun nihil.

"Kemana gadis itu" bathinku

Perfect Love [[END]]Where stories live. Discover now