Part 21~~H-5 & 6

3.9K 167 3
                                    

Lyani Kejora||

"Kenapa kita kesini??" Tanya Micky heran.

Tentu saja lelaki itu heran. Kami saat ini berada didepan gedung Rehabilitasi Centre.

Sehabis dinner di Hotel Angkasa. Aku meminta Micky membawa mobilnya kesini.

"Lyan... kenapa kita kesini?" Tanya Micky emosi.

Aku menggenggam tangannya lembut.

"Loe kenapa sich??? Bawa gue kesini?" Bentaknya.

Micky memukul stir mobilnya.

"Laci ketiga dilemari tempat koleksi basket"

Dapat kurasakan badan Micky menegang.

"Loe....." ujarnya terbata.

"Kamu fikir...... aku gak tahu kamu "make"

"Kamu fikir .... aku gak tahu kamu sakau??"

"Kamu fikir... aku gak tahu, setiap malam Selasa. Tepat jam 01.30 kamu transaksi" bentakku sambil terisak.

Micky meninju stir mobil.

Aku mendekatkan tubuhku padanya. Memeluk dan mengelus rambut lelaki itu.

......

Micky Stefano||

Aku membalas pelukan gadis itu dengan erat. Membenamkan wajahku diceruk lehernya yang wangi obat-obatan.

"Gue....... gue...."

"Shhhhtttt..... aku tahu" jelas Lyan lembut.

"Ini semua karna Mama dan Papa gue. Gue benci mereka."

"Mereka hanya memberi gue uang dan harta benda. Gue tau mereka tidak pernah sayang tulus ma gue. Bahkan bangga pun tidak. Mereka lebih menyayangi kedua sodara gue"

"Dari dulu gue merasa kalo gue hanya anak tiri."

"Loe ngerti kan Yan...... mereka pilih kasih...... loe tau kan gimana sakitnya diperlakukan tidak adil sama orang tua loe."

"Gue begini cuma buat nyari perhatian mereka aja..." isakku.

.
.
.

Setelah tenang. Aku menormalkan nafasku.

"Yan....." panggilku

Gadis itu tidak menyahut

"Ya ampun Yan....." aku panik melihat jok mobil yang berdarah.

Kurebahkan tubuh gadis itu dengan lembut. Kemudian memacu mobil kearah rumah sakit.

.......

"Ini salah gue" bathinku frustasi.

"Seharusnya cuma 3 jam." Bathinku lagi.

"Micky" aku menoleh pada Om Darma.

"Bisa ikut Om Sebentar" aku mengangguk.

"Keadaan Lyan semakin memburuk"

"Kinerja ginjalnya menurun. Dalam dua hari ini kita harus mencari pendonor secepatnya" jelas om Darma.

"Memangnya tidak ada stok dirumah sakit ini??" Tanyaku sinis. Om Darma mengeleng.

"Om gimana sich. Jadi doker gak becus. Seharusnya stok disini tersedia. Katanya rumah sakit elit" bentakku dan berlalu setelah menghempaskan pintu.

......

Aku memasuki ruangan Lyan. Hatiku sakit melihat gadis yang telah mencuri separuh duniaku tersebut. Dililit alat bantu kehidupan.

"Mick" panggilnya lemah

"Iya sayang. Gue disini" ujarku

"Mick...."

"Udah gak usah ngomong dehh." Bentakku.

Lyan tersenyum lemah.

Aku menggenggam tangannya yang dingin.

"Jangan tinggalin gue ya Yan...."

Lyan meremas tanganku lembut.

"Jangan pergi dari sisi gue ya.... gue janji akan pergi rehab. Gue janji....."

"Tapi loe juga harus janji jangan pergi ya..." ujarku.

Kuciumi kedua tangan Lyan.

"Jangan menangis sayang" ujarku lalu menghapus air matanya.

......

Perfect Love [[END]]Where stories live. Discover now