Part 22 ~~ H-7

5.6K 180 1
                                    

Micky Stefano||

.

Tok tok tok

"Masuk" ujar suara didalam.

"Sorry ganggu Om" ujarku setelah dipersilahkan duduk oleh Om Darma.

"Ada apa Mick." Ujar Om Darma setelah meletakkan secangkir teh hangat untukku.

"Gue mau donor ginjal buat Lyan" jelasku tiba tiba. Aku yakin nada suaraku yang tenang memberi efek kejutan ke indra pendengaran Omku tersebut.

Beliau menataku tidak percaya.

"Kamu serius???" Tanyanya kembali. Mencoba menggoyahkanku.

Aku mengangguk mantap.

"Hummmmm"

"aku serius Om. Aku udah mempertimbangkan segala konsekuensinya" jelasku kembali

"Apa kamu sudah memikirkan segala resikonya????" Tanya Om Darma sekali lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa kamu sudah memikirkan segala resikonya????" Tanya Om Darma sekali lagi.

"Apapun itu... tidak masalah" jawabku mantap

"Yang penting Lyan selamat" ujarku lagi.

Om Darma diam.

Menghela nafas dengan berat.

Memandangku dengan tatapan serius.

"Donor Ginjal tidak segampang yang kamu fikirkan Mick. Kamu harus hidup dengan satu ginjal. Fikirkan itu...." jelas beliau

"Tidak masalah" terangku.

"Sudahlah Om aku kesini bukan untuk di ceramahi. Itu bukan tugas Om" ujrku malas.

Om Darma mengacuhkanku dan melanjutkan pembicaraannya yang terpotong tadi.

"Tidak hanya itu. Pendonor harus sehat secara fisik. Tidak memiliki penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS. Ataupun pemakai Narkotika." Jelas Om Darma berhati hati.

Mendengar itu aku beranjak dari kursiku lalu membalik badanku pergi.

"Hei... Mick... kemana kamu...." tanya Beliau bingung

Aku keluar dari ruangan Om Darma secepat mungkin. Berjalan lumayan cepat di koridor rumah sakit mewah tersebut.

"Shit.... fuck......... damnnnnn" makiku sambil meninju tembok.

Rasa sakit yang menyengat jariku tidak sesakit rasa yang saat ini menohok akal sehat dan jantungku.

"Mick... sudah...." tanganku terhenti dari aksi menonjok tembok keras tersebut.

Namun ku tonjok kembali saking frustasinya.

"Hentikan bangsat....." bentak Om Darma.

Aku terduduk dilantai. Memegang kepalaku yang pusing seketika.

Perfect Love [[END]]Where stories live. Discover now