Part 13~~Micky Party

4.7K 168 1
                                    

Micky Stefano||

"Happy Birthday sayang" mama ngecup pipiku penuh sayang.

"Happy Birthday Boboboi" Papa mengelus kepalaku.

"Hei bungsu. Kakak kangennnn....."

"Tasya... dadamu" bentakku. Kak Tasya mengulum senyum malu.

"Kenapa sayang. Kan empuk... nich nich..... empuk kan dada gue" ujarnya sambil menekankan payudara montoknya.

"Maa... Kak Tasya gatel!" Aduku.

"Itu tandanya dia sayang padamu" celetuk Mama yang sibuk motongin kue tart.

" ini kado siapa?" Tanyaku sambil melirik males kearah Calvin Klein.

"Hadir" kulihat Tristan tersenyum nakal.

"Abang genit" balesku. Abang mana sich yang ngasih kado ulang tahun celana dalam selain Tristan.

"Bungsu buka kado dari Mama dan Papa dong" titah Mama. Aku mengambil kado dengan pita ungu.

Uhhh.. warna janda. Kesukaan Mamaku banget.

"Mama Micky cowo. Jangan kasih warna norak ini deh!!" Protesku. Mama dan yang lainnya tertawa.

"Suka???" Tanya Mama antusias.

Sebuah kunci mobil mewah tergeletak didalam kado. Mama menarik tubuhku menuju garasi mobil.

"Tadaa......." sorak Mama norak.

"Jangan panas-panasan lagi boboboi" aku menatap mobil berwarna merah tersebut.

"Thanks Ma. Pa." Aku memeluk keduanya dengan haru. Mama dan Papa membelikan mobil impianku selama ini.

"Urwel sayang" bales Mama penuh sayang.
.
.
.
.

Aku memasuki kamar dengan langkah ringan. Mama dan Papa pergi memantau lokasi partyku. Dihotel Ibis.

12.00 wib

"Hei pemalas bangun" kuguncang tubuh Lyan perlahan. Tidak ada respon.

"Bangunnnn..... majikanmu menyuruh bangun!!!" Bentakku dengan sengaja. Lagi-lagi tidak ada respon.

Aku mendekati tubuh Lyan. Membalik tubuhnya perlahan.

"Ya ampun panas banget" aku panik. Suhu tubuh wanita itu benar-benar panas. Aku menepuk wajah Lyan yang lesu dan pucat. Tidak ada respon.

"Bik..... bik....." teriakku dengan nada 10 oktaf.

Pelayanku ngos-ngosan kearah kamar.

"Lyan panas"

"Demam tuan?"

"Gak tau Bik?" Periksa dulu. Saya mo nelpon Dokter Andrew."

.
.
.
.
"Cuma kecapean. Istirahat yang cukup akan membantunya cepat pulih." Jelas Dokter Andrew lalu menuju lift diantar oleh pelayan.

"Makasih Dok" jawabku.

.....

"Hei..." aku menoleh pada suara lemah Lyan.

"Apa...!!" Bentakku

"Sorry ngerepotin"ujar Lyan

"Dasar!!! Dengar ya. Loe berhutang sama gue. Dimana-mana majikan yang dilayani. Gak becus loe jadi pembantu_____"

"Iya bawel... aku bakalan jaga kesehatan kok. Makasih" Lyan memeluk tubuhku erat. Aku hanya diam.


........

Perfect Love [[END]]Where stories live. Discover now