Part 19~~H-3

3.5K 149 0
                                    

Lyani Kejora||

"Ayok sayang" ajakku pada Micky yang masih mematung didepan stir mobil.

"Sayang... tenang saja keren kok. Percaya deh" hiburku.

Aku tahu aku sangat egois. Mana mungkin lelaki itu bisa menerima semua perubahan ini. Namun aku ingin dia tahu. Aku ingin Micky sadar bahwa dia sebenarnya bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

Hanya saja sikap baik yang tertanam pada dirinya terkubur dalam.

"Ayo...." ajakku. Kugandeng tangan putih yang lebih besar dari milikku tersebut. Micky akhirnya menggerakkan tubuhnya, mengikutiku.

......

"Wuahhh.........." seluruh warga sekolah menatap aneh, takjub, kaget, dan heran melihat Micky yang berubah tidak seperti biasanya.

Sepanjang koridor sekolah, lapangan basket, semua cewe, cowo bahkan guru bergosip ria di pagi yang cerah ini.

Kelas yang tadinya senyap, seketika heboh.

Ada yang menatap tidak percaya

Ada yang menunjuk ke arah rambut hitamnya.

Dasar artis

"Loe keren banget Mick... dengan penampilan baru loe hari ini... sumpah gue kaget" puji Walker.

"Berisik loe" Micky melototkan matanya.

"Mick... serius cocok banget sama image lho" puji Andi Sang ketua kelas.

Lelaki itu hanya menatap tajam.

Aku mensejajarkan tubuh kami lalu mencubit pipi cowo itu penuh sayang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku mensejajarkan tubuh kami lalu mencubit pipi cowo itu penuh sayang.

......

"Bosen...." celetuk Micky tiba tiba.

Aku menahan tangannya. Lelaki itu menatap mataku dalam.

"Kapan lagi mencoba mendengarkan penjelasan guru didepan sayang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kapan lagi mencoba mendengarkan penjelasan guru didepan sayang. Kapan lagi belajar patuh" jelasku lembut.

"Bosen yang.... lagian gue gak mengerti penjelasannya." Ujar Micky memohon.

"Gimana mo ngerti. Dengerin deh...Yaaa plisssss plisss." aku memasang Puppy eyes.

Lelaki itu memutar kepalanya ke arah papan tulis.

........

Micky Stefano ||

Entah sihir apa yang merasukiku. Lagi-lagi aku menuruti kemauan wanita bermata indah ini.

Dengan sangat terpaksa, aku menahan langkahku agar terpatri di kursi.

Rasa bosan kembali menghampiriku. Keinginan untuk keluar ruangan begitu menggiurkan. Ketika keinginan itu semakin membuncah. Tanganku terasa dingin.

Kualihkan wajahku kearaah tangan kananku. Lalu kearah kanan.

"Lyan......"

"Hemm"

"Loe berdarah lagi" aku panik melihat darah yang mengalir Tidak terlalu banyak dihidung gadis itu.

"Eh.. ya.. tissuku mana ya" perempuan itu sibuk membongkar tasnya.

Mencari benda lembut segi empat tersebut.

Aku yang tidak sabar segera mengambil alih tubuhnya. Membawanya menuju UKS.

"Udah gak apa-apa kok Mick" gadis itu mencoba tersenyum.

"Lyan.... mendingan loe dirawat aja. Penyakit loe makin parah deh kayaknya" bentakku.

"Cie... pedulinya...." masih sempat juga gadis itu menggodaku yang sedang di landa emosi begini. Dan hebatnya aku tidak sanggup membentaknya.

"Dirawat aja yaaa" lirihku. Sambil mengecupi ke dua tangannya yang sudah tidak pucat lagi.

"Nanti kalo gue dirawat loe gk mau mendengarkan penjelasan guru. Loe cabut lagi. " jelasnya sedih.

"Itu.... gue gak bisa janji. tapi gue cob tapi... ahhh... itu... sangat....Membosankan." Belaku

"Yaudah aq juga gak mau dirawat. Membosankan." Tolaknya.

.
.
.
.
"Yasudah..... aku janji buat mendengarkan penjelasan guru" ujarku.

"Jangan cabut juga" aku mengangguk.

"Tugas yang di berikan guru saat itu baik kuiz atau catatan di kerjain"

"Banyak banget yang... aku mana sanggup"

"Yang....." bujuk gadis itu kembali tanpa menyerah.

"Huft... iya iya sayang"

Tanpa ada jawaban. Tiba tiba Lyan menangis.

Kenapa dia menangis aku kan sudah mengikuti kemauannya.

"Kemarilah" perintah gadis itu. Aku medekat.

Rasa nyaman menyelimuti tubuhku yang terbungkus pelukan hangatnya.

"Thanks dear" lirihnya sambil memelukku

.......

Setelah mengantar Lyan kerumah sakit aku kembali memasuki kelas.

"Ngapain loe balik?" Tanya Walker heran. Aku diam saja.

"Tumben.... loe biasanya hantu jam terakhir. Alias gak pernah hadir" timpal Imam.

"Disuruh cewe gue" jawabku

"Gila... Lyan harus dapat Grammy Award kategori meluluhkan hati sang Iblis" celoteh Walker.

"Brisik loe" bentakku.

4 menit kemudian guru matematika kami masuk.

"Mick aman loe?" Tanya Walker.

"Gak. Gue gak ngerti" imbuhku.

"Sama gue juga. Cabut yuk" bujuk Walker.

Aku diam.

"Ada yang tidak mengerti?" Tanya Pak Bambang penuh sabar.

Semua diam hingga sebuah tangan mengacung ke atas.

Seluruh kelas tiba-tiba heboh. Pak Bambang bahkan susah menutup mulutnya.

"Jelaskan perlahan. Pelajarannya tidak ada yang bisa dicerna" (terjemahan: saya belom mengerti) ujar Micky setelah mengangkat tangan.

Pak Bambang tersenyum. Lalu mengulang pelajaran tersebut.

......

Perfect Love [[END]]Where stories live. Discover now