Part 14 ~~ Care

4.2K 170 0
                                    

Micky Stefano||

......

"Mama aku balik ya. Bosen" ujarku pada Mama yang sibuk dengan rekan arisannya.

"Loh kok gitu sayang. Ini kan pesta kamu." Bantah Mama tidak setuju.

"Lelah Ma. Micky balik dulu." Paksaku.

Mama akhirnya mengangguk. Aku keluar dari pesta. Menuju parkiran.

"Astaga.... cewe rese masih didalam" bathinku.

.....

"Yok." Aku mengulurkan tangan.

"Maksudnya??" Tanya cewe itu bloon.

"Ikut aku. Kita pulang" ( yang keluar dari mulut : "buruan deh. Gak usah pake nanya. Gak liat ya loe tangan gue terulur!!" Bentakku frustasi. Selalu saja dialog dalam fikiranku dengan dialog yang keluar dari mulutku berbeda.

"Bentar" Lyan membereskan tas tangannya. Kemudian cewe itu mengenggam tanganku. Tangan Lyan bergetar dan dingin.

"Kamu baik-baik aja" (yang terdengar: Loe kenapa sich?" Aku memperhatikan tubuhnya yang mulai menggigil.

"Loe itu ya keras kepala banget. Kenapa jasnya gak loe rapatkan kebadan loe??"

"Lihat tuh badan loe menggigil kayak anak kucing" bentakku.

"Takut kotor" jawabnya lemah.

"Gak apa-apa. Gak dipake lagi kok" (yang terdengar: Percuma udah kotor juga!!. Lagian ntar juga gue buang!!)"

Aku merapatkan tubuhku ke Lyan. Membawa cewe itu menuju parkiran.

"Micky" aku menoleh.

"Kenapa sich loe jutekin gue!!!!!" Bentak Ambar panas.

"Loe cuekin gue karna cewe kampung ini" teriaknya.

Aku hanya diam.

"Loe fikir gue terima. Gue gak pernah diputusin cowo. Apalagi jelek dan behelan kayak elo" hinanya.

"Loe denger gue gak sich brengsek....."

Bruk...

Tubuh Lyan terhempas akibat tarikan Ambar.

"Apa-apaan sich loe. Denger ya. Kita udah gak ada apa-apa lagi. And..... satu lagi..... mulai detik ini. Gue gak kenal sama loe." Bentakku. Aku mengeluarkan kunci mobil.

Klik

"Lyan loe masuk dulu" titahku.
Cewe itu mengangguk kemudian duduk dijok depan.

"Hei... itu tempat gue" teriak Ambar.

"Eh...eh...ehh cewe gila. Siapa loe kepedean. Mending loe cari mangsa lain. Gue muak dengan loe. Dengan semua sandiwara loe itu." Bentakku

"Gue masih cinta loe Mick."

"Udah stop...... kita end. Loe gak berkesan bagi gue. Udah basi. Satu lagi balikin semua barang-barang yang udah gue beliin sama loe" soalnya kemarin ada gembek dideket jalan Mawar. Gue pengen tuh gembe tampil modis. Besok semua barang itu udah nyampe di depan rumah gue. bentakku.

"Gak mau....." teriak Ambar.

Aku membalik tubuh dan memasuki mobil.

......

Tok tok tok

Aku menurunkan kaca mobil.

"Apaan si Sya??" Bentakku pada Tasya yang mabuk dalam papahan Billy.

"Siapa ni cewe. Pacar baru loe?"

"Rese loe. Bill. Bawa aja dia pulang. Tapi jangan loe kangkangin kakak gue awas loe" ancamku padanya. Billy tersenyum.

Aku menaikkan kaca lalu melirik Lyan yang pucat pasi.

"Napa loe?" Tanyaku

"Dia...."

"Owh.... kakak kandung gue." Jawabku asal tanpa memperhatikan gigi Lyan yang mengatup rapat menahan emosi tingkat dewa.

.......

"Istirahat yang cukup ya" ujarku saat Lyan hendak memasuki kamarnya yang terletak disebelah kamarku.

Cewe itu mengangguk.

"Micky...." aku menoleh

"Loe gak suka kan sama gue?" Tanyanya serius.

Aku diam sambil memasuki kamarku.

.....

Lyani Kejora||

Aku menahan tangisanku dengan telapak tangan.

"Kenapa jadi begini??" Keluhku frustasi.

"Kenapa disaat aku mengejar kebahagiaanku kepingan fakta itu menyobeknya dengan kejam" bathinku.

Aku melempar tas tanganku kearah dinding. Semua isinya berceceran dilantai. Termasuk dompet hitam yang berisikan fotoku dengan Yana.

.....

Flashback

"Na.... kenapa loe begini" aku menangisi jasad wanita yang sudah kuanggap kakakku sendiri tersebut.

"Ini...." aku menerima sebuah diary berwarna biru muda dari tangan Evan manager Yana. Bencong tulen itu kemudian membawaku yang masih duduk dikelas 3 SMP menuju panti asuhan.

.
.

Calon model papan atas bunuh diri akibat hamil diluar nikah dan ditinggal pergi lelaki yang menghamilinya

Aku meremas headline koran yang aku beli dilampu merah usai menguburkan jasad Yana.

........

20-5-2014

Dear Diary,

Hatiku hancur saat mengetahui Eka. Kekasihku. Lelaki yang aku fikir begitu tulus mencintaiku. Lelaki yang aku fikir begitu menyayangiku sepenuh hati. Yang telah aku beri semuanya. Bahkan keperawananku sendiri. Menghianati dan meninggalkanku bagai sampah busuk.

Aku tahu ini salahku. Begitu bodoh. Begitu mudah ditipu.

Semua pria pasti lebih memilih wanita yang lebih cantik, dan berpendidikan daripada wanita bodoh yang mudah ditipu.

Aku menangis membaca isi terakhir diary tersebut.

Saat hendak menutup diary itu. Ujung jariku berdarah.

Aku termangu. Kulihat detail lukanya seperti tertusuk jarum. Aku mengambil diary itu kembali. Memperhatikannya lebih detail.

Aku menemukan jarum tersebut melekat disampul belakang buku tersebut. Dengan perlahan kutarik dengan pingset ujung jarum yang melekat.

Untuk sebahagian orang tidak akan menanggapi hal konyol tersebut. Namun aku tahu ada sesuatu yang tersembunyi disampul belakang diary.

Yana tahu aku memiliki kebiasaan aneh setelah membaca buku apapun. Aku selalu menekan sampul belakang buku dengan jemariku.

Benar saja. Sebuah sobekan helaian kertas yang sama dengan kertas pada diary terlipat rapi.
.
.
Pluk
.
.
Foto seorang gadis cantik dengan seorang pria tampan yang sedang berpelukan dipantai terjatuh kelantai saat aku memiringkan kertas berlipat tersebut.

Aku membalik foto tersebut.

Eka dan Tasya.

Hanya itu tulisan yang ada dibelakang foto. Dengan hati dipenuhi amarah aku bersumpah untuk mengirim kedua mahluk tersebut keneraka jahanam.

Perfect Love [[END]]Where stories live. Discover now