5. Permainan Hompimpa

8.8K 747 55
                                    

Jangan lupa vomment❤

...

[5- Permainan Hompimpa]

Mobil Papa berhenti di gerbang sekolah.

"Jangan nakal ya, belajar yang pinter..." Papa mengacak rambutku.

"Ih, berasa anak SD," sahutku.

"Daripada Papa bilang gini; sana lo keluar! Kalo nakal awas ya! Mau?" tanya Papa sambil tersenyum geli melihat ekspresiku yang kaget.

"Gak mau..." balasku.

Papa mengangkat ibu jarinya lalu tertawa.

"Ya udah, aku ke kelas ya... Daahhh Papaku yang paling ganteng sedunia..." setelah itu, aku langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam kelas.

Dalam perjalanan ke kelas aku berpikir, kemarin Valdy mengadd akun line ku, tapi sampai sekarang dia juga nggak ngechat aku? Masa harus aku duluan yang ngechat?

Gengsi tau!

Masa apa-apa harus selalu aku yang duluan? Ih, sebenernya yang cowok itu aku atau dia sih?!

Tunggu, atau dia nggak tau cara pake line ya?

Sampai di kelas aku langsung duduk di kursiku dan menatap Marsha yang sedang asyik dengan dunianya sendiri.

Dan tiba-tiba Dani berlari tergopoh-gopoh memasuki kelas.

"WOY! KELAS KITA JAM KOSONG!" seru Dani, cowok yang berambut agak ikal dan berbadan tinggi.

Sontak Marsha langsung tersentak kaget, rasanya aku ingin tertawa!

"Demi apa?!" sahut Milo dari tempat duduknya di pojok belakang.

"Demi dewa neptunus, puja kerang ajaib!" celetuk Beni.

Indra tertawa sambil menjitak Beni dengan wajah tanpa dosa.

Setelah itu, para siswa langsung berkumpul di meja Milo dan Indra, bisa ditebak lah mereka sedang melakukan apa. Dan para siswi berkumpul menjadi beberapa bagian. Ada yang menggosip, selfie, dan ada yang bermain.

"Marsha, Lova! Sini gabung sama kita!" ajak Febi, cewek berambut panjang dan bermata belo.

"Yuk ikutan, Lov."

Aku mengangguk dan mengikuti Marsha untuk mendekat ke meja Febi, Amel, Ghissa, Fara dan Reny.

"Kita main hompimpa yuk!" ajak Reny.

"Terus abis hompimpa ngapain?" tanya Amel, cewek berkulit putih.

"Ini semacam games gitu... Jadi siapa yang kalah, harus dikasih satu hukuman dari kita-kita," Reny menjelaskan dengan muka serius. Pipinya yang tembam jadi terlihat lucu.

"Setuju," jawabku dan Febi bersamaan. Dan diikuti dengan persetujuan yang lainnya.

"Hompimpa alaium gambreng!" kami berseru sambil tertawa kecil, rasanya seperti kembali ke masa kecil.

Aku, Febi, Marsha, Ghissa dan Reny menunjukkan telapak tangan, sedangkan Fara menunjukkan punggung tangannya.

"Yaahh..." Fara mengerucutkan bibirnya.

Reny menggumam, "Kita kasih hukuman apa ya?"

"Emmm... nyanyi di depan kelas?" usul Marsha.

"Jangan! Gue nggak bisa nyanyi ih..." rengek Fara.

"Oke, jalan ala model di depan kelas!" seru Febi dan disetujui oleh yang lain.

Fara mengangguk sambil berjalan ke depan kelas. Dia menahan tawa sebelum mulai berjalan ala model di depan kelas.

MilovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang