41. Berandal Gadungan

6.5K 504 49
                                    

...

[41- Berandal Gadungan]

Aku berjalan bersisian dengan Marsha menyusuri koridor kelas sepuluh.

"Bukan yang bab itu, Sha. Bab yang kemarinnya lagi," ucapku.

Marsha mencoba mengingat tugas yang ku maksud.

"Oh ... iya gue inget," jawab Marsha.

"Nah. Lo udah buat? Dikumpulin hari rabu besok 'kan?"

Marsha menepuk keningnya. "Mampus gue belum buat!"

"Gue juga belum. Abis gue bingung," jawabku santai.

"Kok lo santai-santai doang sih?" tanya Marsha.

"Gue mau cari aja di mbah gugel."

Marsha tertawa. "Bener juga ide lo."

Aku tersenyum bangga. "Gue gitu loh."

Tak terasa, aku dan Marsha sudah memasuki kantin.

"Lov!"

"Kenapa, Kak?" tanyaku.

"Lo udah tahu belom kalo Milo, sama temen-temennya dan anak kelas dua belas mau tawuran?"

Aku dan Marsha terbelalak. "Gue belum tahu."

"Lo kayaknya harus cegah Milo deh, mereka bakalan bolos jam terakhir karena tawuran."

"Tapi gue nggak lihat Milo di kelas," bisik Marsha.

Aku mengangguk. Sejak istirahat tadi, Milo memang sudah ngacir entah kemana.

"Mungkin Milo udah ngumpul sama anak kelas dua belas," tukas Natta.

"Gue takut ah," gumamku.

Natta sibuk memikirkan cara agar aku bisa mencegah Milo.

"Gue telepon aja deh Milonya."

Natta dan Marsha mengangguk serempak.

Setelah duduk, aku segera mencari nomor Milo dan meneleponnya.

Beberapa kali terdengar nada sambung, sebelum akhirnya Milo menjawab panggilanku.

"Halo?" sapa Milo.

"Mil, lo dimana?" tanyaku.

"Coba di loudspeaker," gumam Marsha.

Aku memencet tombol loudspeaker itu dan mendekatkannya ke Marsha dan Natta.

"Gue lagi sama temen-temen. Kenapa?"

"Lo nanti anter gue pulang 'kan?" tanyaku.

"Aduh, gue nggak bisa. Ada urusan nih sama anak-anak."

"Urusan apa? Mau tawuran?" tanyaku kalem.

Milo di seberang sana hanya diam.

"Lo nggak matiin teleponnya kan?" tanyaku lagi.

"Enggak kok."

"Ya udah, gue matiin ya."

Tanpa jawaban dari Milo, aku segera memutuskan sambungan.

Natta dan Marsha menatapku dengan jengkel.

"Why?" tanyaku.

Natta mendengus. "Kenapa lo matiin?"

"Dia nggak mau ngaku. Lagian gue bisa tanya ke temennya. Gak peduli juga gue, mau dia tawuran atau apa juga bukan gue yang sakit kan?"

Marsha mengangguk pelan. "Iya sih..."

MilovaWhere stories live. Discover now