48. Jangan Bercanda!

5.5K 483 114
                                    

...

[48- Jangan Bercanda!]

Aku membuka pintu mobil lalu segera masuk. "Udah lama?"

Marsha menggeleng.

"Kayaknya ini pertama kalinya kita berangkat bareng ya?" tanya Marsha.

"Iya. Tumben banget ya kita," sahutku.

Marsha menyetir sesekali melihatku. "Lo udah bilang ke Milo?"

Aku mengangguk sembari menyalakan radio.

"Gimana tanggapan Milo waktu lo bilang mau berangkat sama gue?"

"Cuma bilang 'oh,oke' gitu," jawabku sambil sesekali ikut menyanyikan lagu yang terputar dari radio.

Marsha berdecak lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dia itu emang cuek gitu apa gimana ya? Kok lo betah si sama dia?"

Aku tertawa pelan. "Nggak tahu, namanya juga udah sayang, mau gimana juga tetep sayang."

"Woi, Lovanka!"

Aku dan Marsha serentak menoleh ke belakang.

"Nggak selo amat," gumam Marsha sebal.

"Udah, lo ke kelas aja duluan."

Marsha menatapku khawatir. "Lo yakin?"

Aku mengangguk.

"Oke, nanti kalau ada apa-apa lo teriak aja."

Aku mengangkat alisku. "Lo bakal dateng?"

Marsha nyengir. "Kalau denger, sih..."

Aku terkekeh lalu kembali menyuruh Marsha pergi ke kelas.

"Apa?" tanyaku.

Bianca menatapku sengit. "Gue denger-denger lo masih pacaran sama Milo?"

Aku menaikkan sebelah alisku. "Lah? Emang iya. Siapa yang bilang gue sama Milo udah putus?"

"Lo tuh nyebelin banget sih!" geram Bianca.

"Siapa?" tanyaku.

"Lo lah! Masa poc-"

"Yang nanya!" jawabku cepat.

Bianca menatapku tajam, dua kali lebih lipat lebih tajam dari yang tadi. Rasanya aku jadi ingin tertawa.

"Kenapa sih, lo?" tanyaku santai.

"Lo jauhin Milo, atau gue bakal buat keluarga lo hancur. Gue nggak pernah main-main sama perkataan gue. Ingat itu!"

Aku tertawa pelan. "Oke. Gue bakal ingat-ingat." Aku segera berjalan meninggalkannya.

"Marsha kemana?"

Aku menatap Milo sekilas lalu menunjuk Marsha yang sedang membeli minuman.

"Gue boleh duduk di sini?"

"Duduk aja lagi, siapa yang ngelarang. Ini 'kan bukan kantin punya gue."

Milo tersenyum lalu mengambil posisi duduk di sebelahku.

"Lo kenapa nggak mau berangkat sama gue?"

Aku kembali menatap Milo. "Siapa yang nggak mau? Gue cuma jaga-jaga kalau lo bolos lagi. Gue juga nggak mau ngerepotin lo."

Milo menggeleng. "Gue nggak repot."

Jelaslah nggak repot, entah dia dapat apa dari Indra. Kalau dia repot, batal semua perjanjiannya.

MilovaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora