13. Let's Cook

8.7K 644 50
                                    

...

[13- Let's Cook!]

"HUAA!!" teriakku bersamaan dengan orang itu.

Sampai-sampai aku mundur beberapa langkah karena kaget.

Tadi, tepat saat aku menyibak tirai, seseorang juga tengah mengintip ke dalam rumahku. Wajah kami sangat dekat, untungnya masih ada kaca sebagai penghalang.

Sekarang jantungku berdegup kencang.

"Lo ngapain ngintip-ngintip?!" tanyaku sambil membuka pintu.

"Abisan lo di line nggak jawab-jawab sih. Ya gue ngintip aja, mau hujan nih."

"Apaan sih kok teriak-teriak, Lov?" Mama berlari tergopoh-gopoh ke arahku dan Milo.

"Enggak apa-apa, Ma. Tadi kaget aja."

"Ini siapa?" tanya Mama.

"Saya Milo, tante..." Milo menyalami mama.

"Yaah pake saya, formal banget. Ini di rumah kok bukan di kantor. Sans aja laaah..." mama tertawa.

Milo menatap mama dengan cengo.

"Ya udah ah, aku berangkat dulu ya..."

"Have fun ya sama pacar baru," bisik mama sambil tertawa geli.

Aku berdecak kesal, "Apaan sih, bukaaan!"

มล

Milo menyerahkan helm kepadaku.

"Sekarang naik."

Aku memandangi motor ninja merah milik Milo yang lumayan tinggi.

"Gimana naiknya?" tanyaku sambil nyengir polos.

"Ya naik aja. Angkat kaki lo, pegangan di pundak gue atau pegangan dimana terserah lo. Kalo udah, lo duduk di jok. Apa perlu gue ajarin? Atau mau gue gendong buat naik?" tanya Milo sambil memakai helmnya.

Aku menggeleng cepat.

"Ya ini tinggi banget. Ntar kalo gue jatuh ke belakang gimana?"

Milo tertawa. "Ya nggak bakal laaah. Lagian ya, jatuh itu ke bawah, bukan ke belakang..."

Aku mendengus kesal.

"Oh iya..." aku membuka tasku dan mengambil jaket milik Milo yang dipinjamkannya beberapa hari lalu.

"Dipake aja dulu, banyak debu ntar kulit lo item."

"Males tau," gumamku. Tapi tetap saja aku pakai jaketnya.

Setelah memakai jaket, aku mulai naik ke motor Milo.

"Pegangan pundak gue kek, atau belakang situ. Nggak pegangan kapan lo bisa naik," gerutu Milo yang bosan menungguiku naik.

Ragu-ragu kupegang pundaknya.

Saat aku hendak mencoba naik lagi, sial... Kakiku terpeleset dan hampir jatuh.

Milo langsung memegangi tanganku agar aku tidak jatuh.

Aku buru-buru menarik tanganku dari genggaman Milo.

มล

"MILO! PELAN-PELAN WOI!" aku memukul punggung Milo.

Dia mau bikin jantungku copot atau gimana ya? Dengan santainya dia tiba-tiba ngerem mendadak.

Setelah mengerem mendadak, sekarang dia menyalip motor lain. Benar-benar sok jagoan.

Aku menarik jaket Milo agar tidak terhempas ke belakang. Dan refleks tanganku memeluk pinggangnya.

MilovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang