26. Kata Mereka

6.3K 491 65
                                    

...

[26- Kata Mereka]

Tepat ketika motor Milo berhenti, aku langsung turun dan berniat pergi ke kelas.

Tapi terlambat, Milo terlanjur mencekal tanganku.

"Gue mau ke kelas," ucapku pelan.

"Sebentar. Gue mau ngomong sama lo."

Aku menghela napas. "Tapi gue mau ke kelas."

"Sebentar aja. Lima menit. Please?"

"Oke. Lima menit ya?" ulangku.

Milo mengangguk.

Aku mengeluarkan ponselku dari saku rok dan membuka timer.

"Lo ngapain?" tanya Milo.

"Timer waktu lima menit. Soalnya gue banyak urusan," jawabku tanpa memandangnya.

Milo mengernyit.

"Cepetan. Waktu lo tinggal empat menit lebih tiga puluh enam detik."

"Oke! Lo marah sama gue?" tanyanya.

Aku menautkan jemariku tanpa berniat membalasnya.

"Tolong jangan buang lima menit gue," ucapnya.

Aku menatapnya tajam. "Emangnya apa yang buat gue marah sama lo?" tanyaku.

Milo mengangkat bahunya.

"Nah, nggak ngerasa punya salah kan? Berarti gue nggak marah."

"Tapi lo diemin gue dari kemarin."

"Dimana?" tanyaku.

"Di kantin," jawabnya cepat.

"Oh. Gue nggak lihat."

Milo menatapku bingung. "Jelas-jelas gue duduk di sebelah lo."

"Tapi maaf, gue nggak lihat lo. Udah ya, lima menit lo udah habis," ujarku sambil menunjukkan layar ponselku lalu meninggalkannya.

มล

Begitu sampai di kelas, aku langsung membuka buku pelajaran untuk sekedar menyibukkan diri.

"Heh! Lo kemana kemaren?"

Aku mengangkat kepalaku.

Tadi Milo memohon-mohon untuk berbicara denganku. Sekarang dia malah seolah nggak menyadari aku disini.

Dasar cowok menyebalkan!

Baru hari minggu kemarin aku merasa bahagia. Tapi kenapa sekarang dia berubah begini?

"Kebalik tuh bukunya."

Aku terkesiap dan segera membalik bukuku.

"Pagi-pagi muka udah kusut aja. Nggak disetrika, Bu?" tanya Marsha sambil terkekeh.

"Lupa nyetrika," sahutku seadanya.

"Kenapa sih?"

Aku mengubah posisiku menghadap Marsha. "Tadi kan gue berangkat bareng sama dia."

"Dia?" tanya Marsha tanpa suara. Tapi tak lama kemudian dia sadar siapa yang ku maksud.

"Terus waktu di parkiran dia maksa-maksa gue buat ngomong sama dia. Giliran sampe kelas, dia kayak nggak lihat ada gue disini."

Marsha terkekeh. "Udah lah, nggak usah dibikin sensi. Santai aja laah."

Aku mendengus kesal.

มล

MilovaOnde histórias criam vida. Descubra agora