Bab 2 Joanna Putri Alexandra

15.5K 1.2K 27
                                    

Joanna masih mematung di depan kaca besar di toilet kamar mandi, ia mendekatkan wajah lagi ke kaca di hadapannya, seakan masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tubuh tinggi langsing, berkulit putih dengan rambut brunette yang membingkai cantik wajahnya. Penampakan yang berbeda sekali dengan tubuhnya dulu, padat berisi dengan kulit kuning langsat.

"Cantik, ya, walaupun tubuh asliku juga tak kalah cantik dari ini, tapi kulit ini bersih dan lembut, pasti sering perawatan mahal" gumamnya sambil membelai halus kulitnya, lalu ia mengangkat baju rumah sakit yang dikenakannya. Terpampang perut rata putih mulus dengan payudara bulat berisi, dibalut bra berwarna pink.

"Aku nggak suka daleman pink, uweekkk," gumamnya lagi sambil memasang ekspresi seperti orang mual mau muntah. Jiwa tomboynya bereaksi. Tak lama, ia menyentuh kedua payudaranya dan menekan-nekannya lembut. "Hihihihi... Seksi juga, lumayan gede daripada punyaku"

Tok...tok..tok....

"Jo, kamu nggak apa-apa kan?" tanya  Mona dari balik pintu kamar mandi.

Joanna menurunkan bajunya lalu menjawab, "Iya Bunda, nggak apa-apa. Nanti Jo keluar"

Joanna lalu duduk diatas toilet duduk sambil berpikir, " Ada yang salah dengan tubuhku, sepertinya ragaku dan raga wanita ini tertukar," ucapnya sambil berpikir, "Aaahhh ... sinetron amat sih, Jiwa yang Tertukar," lanjutnya sambil menepuk dahi. "Tapi ini beneran, gimana dong?! Tubuh asliku ada di mana sekarang? Masih hidupkah? Lupa tadi nggak tanya."

Joanna lalu berdiri dengan tersenyum penuh arti dan melangkah keluar dari kamar mandi.

Lebih baik saat ini aku berpura-pura amnesia aja seperti yang mereka kira. Sambil cari tau apa yang aku harus lakukan selanjutnya.

Mona lalu menghampiri Joanna dan membantunya kembali berbaring di ranjang.

Tak lama kemudian Joanna berkata, " Bunda, mengenai korban lain yang tadi di ceritakan, bagaimana kabarnya?"

"Ohh, Bunda tidak tahu detailnya, yang pasti dia sudah keluar dari RS, dibawa oleh keluarganya," jawab Mona

"Oh, syukurlah, berarti tubuh asliku tidak apa-apa. Sepertinya Oma Nuke yang menjagaku. Karena aku datang ke Jakarta ini diajak oleh nya untuk jalan-jalan. Tak disangka malah jadi musibah," pikir Joanna

"Bunda, bisakah ceritakan intinya saja mengenai siapa aku. Aku ingin mengingat perlahan semuanya," kata Joanna.

Mona tersenyum lalu duduk di tepi ranjang Joanna dan menggengam tangannya, ia pun bercerita tentang putrinya itu.

"Kamu itu putri pertama Bunda, Joanna Putri Alexandra, dan itu adalah adikmu Jonathan Putra Alexandra. Ayahmu, Alex, sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Kamu punya tunangan bernama Evan, dia anak dari temennya Ayah kamu. Seharusnya minggu ini kalian sedang merayakan pesta pertunangan kalian. Pada hari naas itu, kamu seharusnya fitting baju sama Evan ke butik. Tapi namanya musibah tidak dapat dihindari." Mona menyeka kembali air matanya, "Bunda senang akhirnya kamu bisa sadar kembali."

Joanna lalu menepuk-nepuk punggung tangan Mona sambil tersenyum, meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja. Hatinya terharu saat tahu bahwa ternyata dirinya yang sekarang memiliki keluarga kandung yang saling menyayangi. Hal yang tak ia punya di dirinya yang lain.

Tok...tok...tok

Jonathan membuka pintu kamar dan mempersilakan masuk seorang pria gagah dan tampan yang membawa bunga.

Pria itu menghampiri Mona dan mencium pipinya lalu berkata, "Setelah Tante tadi kabari tentang Jo, saya langsung bergegas kemari. Apa dia baik-baik saja?!"

Mona tampak membisikkan sesuatu kepada Evan,  mengenai kondisi Joanna yang mengalami Amnesia.

Sementara itu, sejak melihat kedatangan lelaki yang bernama Evan, tubuh Joanna seketika menjadi gelisah. Tangannya refleks menyentuh dada yang kini berdebar kencang, perasaan tak nyaman bergemuruh di sana.

"Kenapa ini, kenapa jantungku berdetak kencang tak karuan? Ughh, sesak rasanya, sakit ...."

Gadis itu meringis merasakan debaran jantung yang terasa sangat kuat di dadanya, serasa sesuatu ingin meledak dalam dirinya. Keringat dingin mengucur di dahi nya. Tak lama, tubuhnya seperti tertelan kegelapan.

I am Not Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang