Bab 26

6K 478 6
                                    

Terimakasih buat readers, voters sama followers, kemarin peringkat story ini #102 loh. Alhamdulilah, seneng banget banyak yang suka story ini.

*Typo everywhere, sorry ya*


Joanna sedang merapikan rambutnya, mengikat rambutnya lalu menyembunyikan nya masuk ke dalam topi. Sehingga rambut indahnya tersembunyi dari pandangan, ia juga memakai jaket hitam longgar milik Jonathan, lalu sebuah masker dan sunglasses melengkapi penyamaran nya. Iya, hari ini ini Joanna malas kembali terkurung di rumahnya. Ia memilih pergi dan menemui Renata yang tadi pagi menghubunginya dan minta ia menemuinya di butik milik Renata.

Joanna menuruni tangga dan menuju halaman belakang rumahnya, di sana sudah menunggu Bi Asih dan Pak Asep yang sedang memegang tangga untuk 'pelarian' nya. Tentu saja ia tidak akan memilih resiko besar dengan melewati pintu utama untuk pergi keluar dari rumahnya sementara para kuli tinta itu masih saja ada di sana.

"Udah kayak napi aja nih pake acara kabur segala, manjat pula" gumamnya kesal sambil menapaki tangga itu satu persatu.

"Hati-hati ya Kak Jo, pak Max udah nunggu di balik tembok. " seru Bi Asih

"Iya, makasih ya Bi, Pak" balas Joanna sambil duduk di tepian tembok, mencoba turun dengan tangga yang juga sudah tersedia di balik tembok rumahnya. Disana Max dan seorang pengawal lain sudah menunggu dirinya. Joanna perlahan menuruni tangga tersebut, disambut oleh Max dan menuntun nya masuk ke mobil Audi hitam milik Bosnya, calon suami Joanna.

Jeffrey sudah diberitahu oleh Joanna bahwa ia ingin jalan-jalan hari ini menemui teman nya, ia membujuk kekasihnya supaya mengijinkan nya pergi, karena ia sudah benar-benar bosan di rumah. Akhirnya Jeffrey menyetujui dan tentu saja harus dengan Max, pengawal pribadinya. Mobil itu melaju ke sebuah mall besar tempat dimana butik Renata berada. Kali ini Renata menagih 'Hutang' kepada Jonathan dan Joanna tempo hari, ia ingin menggunakan kakak beradik itu untuk menjadi model pakaian nya.

Joanna sudah keluar dari mobilnya, di dampingi oleh pengawalnya, sebenernya ia risih berjalan dengan diikuti dua pria yang tampak seperti para pemain Men In Black, hanya saja Max botak plontos dan seorang lagi tubuhnya tinggi besar. Ia merasa seperti putri seorang gangster atau mafia, apalagi ia sekarang melepas maskernya, hanya menggunakan topi dan kacamata hitam. Sungguh bukan pakaian yang cocok untuk pergi ke pusat perbelanjaan. Joanna melangkah ke tempat yang diberitahu Renata, sebuah toko besar yang masih belum dibuka untuk umum. Tampak Renata dan Jonathan sudah di dalam dengan beberapa karyawan yang sedang menata dan menghias tempat itu, ia melangkahkan kakinya masuk ke ruangan itu sementara pengawalnya berjaga di luar toko.

"Hahh... elu udah kayak artis aja Jo, nyamar segala plus bawa bodyguard gede-gede" cibir Renata

"Iya dong, gue tiba-tiba jadi artis paling diburu infotainment gara-gara mantan nya cowok gue" balas Joanna yang di iringi tawa serentak dari Renata, Jonathan dan Joanna.

"Kalau mau tenar gak usah bikin skandal segala, mendingan jadi model baju line gue. Itung-itung kalian bayar utang sama gue jadi gue gak keluar modal lagi buat ngontrak model dari agensi. Tampang kalian berdua kan lumayan tuh" ucap Renata

"Jadi elo ngakuin kalo gue ganteng ya Re?" tanya Jonathan sambil mengedipkan matanya pura-pura menggoda Renata

"Emangnya kalo gue bilang elo ganteng kenapa? toh elo emang ganteng kok" balas Joanna sambil melangkahkan kakinya maju mendekati Jonathan dan mengalungkan tangan nya di leher pria itu. Jonathan yang tadi hanya berniat menggoda Renata malah balik di goda, apalagi yang dia coba goda seorang wanita cantik dan berani seperti Renata, ya iyalah nyali lelaki itu menciut. Karena seumur hidupnya ia tidak pernah bertemu dengan wanita seberani Renata, nakal banyak, tapi Renata bukan wanita nakal. Jonathan buru-buru melepas rangkulan Renata di lehernya yang membuat detak jantungnya berdetak makin kencang.

"Gak.. gak apa-apa kok... Kan elo biasanya susah muji gue. Bawaan nya emosi mulu sama gue" tepis Jonathan

"Iya kan kali ini gue baik karena ada maunya hehehe" cengiran itu menambah cantik wajah Renata dan membuat Jonathan terpesona seketika. Jika saja bibir indah Renata tidak selalu mengeluarkan kata pedas dan tersenyum seperti ini mungkin saja Jonathan akan menyukai wanita itu sejak pertama mereka bertemu.

"Ayo, kita mulai aja pemotretan nya, itu ruang gantinya, baju yang akan dipake udah gue siapin di kamar ganti ya. Gue pinjem fotografer terbaik di tempat kerja gue ini cuma bentaran aja, jadi kalian berdua jangan banyak tanya dan protes baju yang gue pilih ya" seru Renata

"iyaaahhhh" jawab Joanna dan Jonathan malas sambil melangkah ke dalam masing-masing ruang ganti mereka berdua

***

Joanna dan Renata sedang berada di salah satu restoran, mereka telah menyelesaikan pemotretan nya dan sedang menikmati bercengkerama setelah makan siang, sementara itu Jonathan sudah harus kembali ke kantor. Tiba-tiba ponsel Joanna berdering

Lovely JeJe Calling...

"Hai Honey... " sapa Jeffrey

Senyum manis Joanna langsung terbit dari bibir indahnya, ia sangat bahagia hanya dengan mendengar suara seksi kekasihnya tersebut walaupun hatinya sudah merasa rindu teramat sangat karena sudah beberapa hari tidak bertemu kekasihnya, menyentuh dan memeluknya.

"Kangeenn mas" ucapan malu-malu Joanna itu di iringi gelak tawa dari seberang ponselnya

"kok ketawa sih?" tanya Joanna sambil mencebikkan bibirnya

"Sorry Honey, aku bukan menertawakan mu sayang. Hanya saja kata-kata itu tadi sempat ingin ku lontarkan juga, tapi ternyata kekasihku mengatakan nya terlebih dahulu. Dan aku tertawa karena bahagia" jawab Jeffrey yang disambut senyuman di wajah Joanna

"Kamu sudah makan sweetie?" tanya Jeffrey

"Ini lagi di restoran, makan bareng sama Renata dan Joni. Tapi dia udah balik duluan ke kantor"

"Kamu senang ya bisa hang out sama temen kamu?"

"Seneng banget dong mas, daripada di rumah terus. Jenuh dan bosan stadium akhir" keluh Joanna yang disambut keheningan di seberang sana, Jeffrey masih merasa bersalah dan tidak enak telah menyeret Joanna kedalam masalahnya.

"Kamu sudah makan mas?" tanya Joanna lagi

"Udah sayang, tadi makan siang sama tamu penting"

"Ohh, kamu masih sibuk ya? Kalau gitu nanti aja telpon lagi mas"

"Nggak apa-apa sayang, tamunya sudah pulang kok. Mungkin sebentar lagi nyampe di tempat kamu sekarang"

"Hah... ke tempat aku? Kesini maksudnya? Siapa mas?"

"Mommy ku"

"APAAA...."

Suara kencang Joanna sukses membuat dirinya menjadi pusat perhatian di restoran itu, bahkan Renata mendelikkan matanya sambil menepuk keningnya. Merasa malu akan tingkah teman di hadapan nya.

"Ke-Kenapa Ibumu mau menemuiku mas? Sejak kapan mereka ada di Indonesia? Kenapa kamu gak bilang mereka ada di sini? Aduhhh mas, aku sekarang Cuma pake baju biasa loh, baju penyamaran ku tadi pagi. Mas ini gimana sih, mau bikin malu aku ya"

"O..O..oww.. hold on second my sweetheart. Jangan khawatirkan apa-apa, Mommy adalah wanita terbaik di dunia ini, aku yakin kamu akan menyukainya. Dan aku yakin ia juga akan menyukaimu walaupun kamu cuma memakai apa yang melekat di tubuhmu sekarang"

"Stop, aku tutup telpon nya ya. Aku mau beli baju di butik Renata saja, aku ganti baju dulu. Kabari aku jika ibu sudah sampai disini ya. Bye" ucap Joanna cepat sambil menarik tangan Renata keluar dari restoran berlari menuju butik dan memilih baju yang cocok di kenakannya untuk bertemu dengan calon mertuanya itu.

I am Not Me (End)Where stories live. Discover now