Bab 30 The Truth

7.4K 513 11
                                    

Yuhuuuu... I'm back again...
Tadi pagi update Love and Live Again (udah di baca belum?)
Dan sekarang update Jeff-Jo lagi..
Lagi rajiiinn 😂😂😂😂

Yang I am Not Me Book 2: Melanie masih on progress. Mudah-mudahan bisa launching part pertamanya besok atau lusa.

Kejar update-an sebelum mudik, soalnya nanti dua mingguan bakalan offline.

Agak sedih liat readers nya banyak tapi yang vote nya dikit. Kurang bagus story'nya ya? Klo ada yg kurang, jangan sungkan komen membangun nya ya.

Happy reading
******

Saat fajar menyingsing di ufuk timur, organ-organ tubuh Joanna mulai bergerak, matanya mengerjap dan terbangun dari tidur nyenyaknya, sudah menjadi kebiasaan dirinya akan bangun setiap fajar menjelang. Walaupun di hari libur ia ingin bermalas-malasan tidur sampai siang tapi tetap saja tubuhnya akan terbangun dan langsung segar saat pagi tiba. Mungkin karena ia sudah terbiasa sejak di panti asuhan dulu hidup disiplin dan tertib sejak kecil sehingga kebiasaan itu terus terbawa walaupun sampai ia dewasa.

Saat kedua matanya terbuka, Joanna tampak kaget melihat wajah Jeffrey di hadapan nya, hampir saja ia berteriak saat ia juga sadar bahwa kamar yang ia tempati bukan kamar miliknya.

"ohh iya, ini kan di villa" gumamnya pelan, ia juga mengingat hal yang terjadi sesaat sebelum mereka tertidur, ciuman panas yang terjadi antara dirinya dan kekasihnya. Wajah Joanna memanas dan memerah mengingat kejadian itu, ia tersenyum bahagia.

Joanna melirik jam yang ada di kamarnya, masih jam 5 pagi, ia memutuskan untuk tetap diatas ranjang memandangi kekasihnya yang masih lelap tertidur. Dengkuran halus terdengar pelan, lengan-lengan besarnya masih bertengger di pinggang Joanna, seperti posisi mereka terakhir semalam.

Joanna menatap lekat pria di hadapan nya yang sebentar lagi akan menjadi tunangan nya lalu menjadi suami, pendamping hidupnya untuk selamanya. Ia dapat membayangkan bagaimana setiap harinya ia akan melihat wajah tampan nya setiap pagi saat akan tidur dan bangun. Jari lentiknya menyentuh dahi Jeffrey yang berkerut, mungkin ia tengah bermimpi buruk. Perlahan kerutan itu berkurang, menandakan ia kembali ke mimpi indahnya.

Jari nya masih bergerak menyusuri wajah kekasihnya, sekarang lebih jelas terlihat bahwa kerutan di bawah mata Jeffrey masih terlihat walaupun tidak separah sebelumnya yang ia ingat, dan rambut-rambut halus mulai tumbuh di sekitar rahangnya, menandakan ia belum bercukur selama beberapa hari. Tiba-tiba jemari lentiknya di sambar oleh mulut Jeffrey

 Tiba-tiba jemari lentiknya di sambar oleh mulut Jeffrey

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Awwww... sakit mas" seru Joanna

"Pelan aja kok, lagian tangan kamu ini bikin geli tau gak. Untung aku gak beneran 'makan' kamu" ucap Jeffrey dengan mata masih terpejam, tampak berat membuka kedua matanya.

I am Not Me (End)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon