Bab 16 Another Kiss

7.8K 633 10
                                    

Langit sudah menumpahkan air yang tertahan di langit, jatuh deras membasahi bumi. Menjadi sumber kehidupan bagi makhluk yang ada di atas permukaan bumi, banyak yang mensyukuri basahnya bumi oleh siraman air hujan itu, dan tak sedikit yang mengeluh akan kehadiran nya. Sesosok gadis berlari di tengah hujan, bukan karena euphoria akan datangnya rahmat dari Tuhan, dan sepertinya ia pun tidak sadar bahwa saat ini hujan sangat deras, yang ia rasakan hanyalah air mata yang tidak bisa berhenti mengalir deras dari matanya, sakit yang menyesakkan di dadanya.

Setelah Joanna melihat Evan berciuman dengan wanita itu, derai airmatanya tidak dapat di bendung lagi. Ia langsung berlari turun, ia bahkan sengaja meninggalkan tasnya di mejanya, yang ia pedulikan saat ini adalah meluapkan amarah, sakit dan sedih di dadanya. Evan mengejarnya tapi ia tidak bisa menemukan kemana gadis itu pergi. Hujan yang deras, jarak pandang yang pendek membuatnya kesulitan melihat ke arah mana Joanna berlari. Ia tampak mengacak-acak rambutnya kasar, sumpah serapah yang di ucapkannya tertelan suara hujan begitu saja.

Kaki-kaki Joanna terus berlari tidak meperdulikan arah, ia tidak tahu kemana kakinya mebawa dirinya dan ia terjatuh saat kakinya itu tampak sudah tak sanggup lagi berlari, ia terduduk di trotoar jalanan ditengah derasnya hujan. Mobil yang lalu lalang tampaknya tidak menghiraukan keberadaan nya. Joanna masih terpekur dalam isakan tangisnya, tangan nya meremas dada kirinya, seluruh tubuhnya terasa nyeri, kepalanya terasa berat.

"Sakit.. kenapa rasa ini sakit sekali. sakit yang kurasakan seperti saat pertama kali bertemu dengan nya di RS. Inikah sakitnya di khianati? Pasti dulu dia juga mengkhianati ku sehingga tubuh ini merasakan sakitnya sampai sekarang"

Joanna.... Jo..

Gadis itu mendengar sayup-sayup suara lelaki memanggil namanya, ia tidak ingin menoleh ke belakang, ia berusaha berdiri, ia hanya tidak ingin bertemu dengan pria itu lagi, tapi lagi-lagi ia terjatuh, kakinya sudah tidak sanggup lagi menopang tubuhnya yang kesakitan.

"Joanna..." ia merasakan genggaman seorang laki-laki pada pergelangan tangan nya, ia kenal suara itu, ia menoleh ke asal pemilik suara, suara yang mengkhawatirkan nya. Airmatanya mengalir lagi, bibirnya ingin menceritakan semua keluh kesah hatinya tapi hanya isakan yang mampu keluar dari bibirnya.

"Joana apa yang terjadi padamu?!" Tanya pria itu lagi memegang kedua bahu Joanna

"Sakit sekali Jeff... sakit... sakit sekali di sini, rasanya sangat sesak. Tolong aku Jeff" ucap Joanna sambil memukul-mukul dadanya, mencoba mengurangi beban yang berkumpul berat di dadanya.

Jeffrey memegang pergelangan tangan Joanna berusaha menghalangi gadis itu melukai dirinya sendiri, ia menariknya ke dalam pelukan nya, mengecup kepalanya lalu menggendong Joanna yang sudah lemas tak berdaya menuju mobilnya yang tidak jauh dari tempat Joanna berada.

Jeffrey mendudukan Joanna di bangku depan di sebelah kursi pengemudi, mendudukan nya sangat pelan seolah Joanna adalah kaca yang mudah pecah. Dengan cepat ia berlari ke arah kursi pengemudi. Ia mengambil setelan jas yang selalu tergantung di mobilnya, ia memakaikan jas nya ke tubuh basah Joanna, mencoba memberinya kehangatan walau sedikit lalu menaikan suhu di mobil dan tak lupa memakaikan seatbelt pada Joanna. Hati Jeffrey penuh amarah melihat betapa hancurnya gadis di hadapan nya, ia bersumpah dalam hatinya akan membalas orang yang membuat Joanna menderita.

Joanna sudah tidak menangis dan terisak lagi, ia hanya diam, matanya menatap kosong ke jalanan di depan nya, Jeffrey berulang kali melirik ke arah nya.

"Aku akan antar kamu pulang Jo" kata Jeffrey memecah keheningan, Joanna tersentak lalu menggenggam tangan kiri Jeffrey yang berada di atas persneling.

"Jangan, dia pasti akan datang mencari ku ke rumah. Aku tidak mau bertemu dengan nya lagi"

Jeffrey lalu membalas genggaman tangan Joanna, " Apa kamu mau menginap di hotel Bunda mu?" Tanya nya lagi

I am Not Me (End)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz