Bab 20 Confession

7.4K 567 32
                                    

Suasana di Grand Ballroom Alexandria Hotel sudah mulai lengang, satu persatu tamu hotel sudah mulai pulang setelah seluruh rangkaian acara selesai. Beberapa tamu masih melanjutkan perbincangan mereka ke lobby hotel dan club malam yang berada di lantai 10 hotel itu. Tampak keluarga Alexandria berkumpul di lobby hotel.

Bunda Mona sepanjang acara memperhatikan putrinya, Joanna, putrinya kali ini memiliki aura yang berbeda dari sebelumnya, wajahnya lebih glowing bercahaya, aura kebahagiaan dari dalam diri putrinya dapat terlihat jelas dari wajah cantiknya, senyum yang tak pernah lepas dari bibir tipisnya dan tak lupa sesosok pria yang tak pernah jauh dari sisinya yang membuat Joanna tak berhenti tersenyum dan merona. Seorang pria yang memandangi putrinya penuh damba dan kasih, mata pria itu tak bisa berbohong, caranya menatap putrinya, itu adlaah tatapan yang pernah dia dapatkan dulu dari almarhum suaminya.

"Suamiku, apa kau bisa lihat putrimu saat ini? Kurasa ia telah menemukan seseorang yang baik seperti dirimu." Bisik bunda Mona dalam hati kecilnya.

Ia melangkah mendekati putrinya yang sedang mengobrol dengan Jonathan dan Jeffrey, dengan lembut ia menggamit lengan putrinya lalu berbisik kepadanya

"Setau Bunda kamu sedang patah hati makanya melarikan diri dari Evan, tapi kamu muncul kali ini bahkan dengan wajah seperti orang yang sedang jatuh cinta." Sindir Bunda Mona sambil tersenyum meledek putrinya yang kini merona malu karena ketahuan.

"Bunda iihhh.." Joanna menyembunyikan wajahnya di bahu Bunda nya, ia sangat malu bahkan Bundanya sendiri bisa mengetahui isi hatinya tanpa diberitahu.

"Segitu keliatan nya kah perasaan bahagia ku ini?" pikirnya

"Kalau begitu, besok kita pergi ke spa sama-sama, sambil kamu ceritakan tentang hubungan kalian"

Joanna mengangguk menerima tawaran Bundanya tersebut, bagaimanapun keluarganya harus tau mengenai pria yang saat ini dekat dengan nya.

"Maaf nyonya, bolehkah saya yang mengantar Joanna pulang" seru Jeffrey sambil tersenyum, menyela pembicaraan ibu dan anak itu.

"Tentu saja Mr. Henderson, putri ku akan sangat senang sekali jika diantar oleh anda" ucap Bunda Mona sambil melirik ke arah putrinya, kembali menyindir putrinya yang masih malu-malu di hadapan nya.

"Eyyyy... sudah lah kak, jangan bertingkah seperti remaja yang sedang kasmaran, gak pantes tau gak, inget umur" ledek Jonathan yang kemudian dihadiahi cubitan oleh Bundanya.

"Joni, gak liat muka kakak mu udah merah gitu, jangan diledekin terus ahh" sela Bunda Mona

"Iiihh Bunda... kok ikut-ikutan kak Jo panggil aku Joni sih. I hate that" ucap Jonathan sambil mengerucutkan bibirnya, dan menarik lengan Bundanya ke arah mobil untuk pulang bersamanya. "Lets go home, bye mas bro" pamit Jonathan

Jeffrey melingkarkan lengan nya di pinggang ramping Joanna dan berkata, "lets go honey, I'll take you home"

Joanna merasakan getaran aneh saat tangan besar Jefrey berada di tubuhnya, sekilas jemarinya menyentuh punggung polosnya, terasa gelenyar indah di tubuhnya. Ia merasa senang pria itu tak malu mengakui di publik bahwa mereka memiliki hubungan yang dekat. Ia bersyukur tidak pernah merasakan jatuh cinta saat ia masih di tubuh aslinya dulu, jika tidak, entah apa yang akan dilakukan nya jika bertemu Jeffrey seperti ini. apakah jika jiwa nya tidak tertukar, ia juga akan bertemu Jeffrey? Sekilas pertanyaan itu mampir di benaknya, dengan cepat ia menepisnya. Ia hanya ingin egois untuk sementara, memikirkan Jeffrey dan dirinya yang sekarang bukan dirinya yang dulu.

Tak jauh dari tempat Joanna dan Jeffrey, ada pria-pria yang memperhatikan mereka.

"Bodoh sekali kamu Evan, lepas sudah kesempatan mu untuk mempersunting gadis yang punya peranan penting di Alexandria Group. Sandiwaramu selama 2 tahun sia-sia sudah" ucap pria tinggi besar dan gemuk itu dan berlalu meninggalkan rekan nya itu sendirian.

I am Not Me (End)Where stories live. Discover now