Part 1

1.9K 91 4
                                        

Afgan Point Of View.

Aku melajukan mobil ku dari biasanya,  hari ini tepatnya malam ini aku tidak memakai driver,  pikiran ku kacau memikirkan dia,  dia,  perempuan yang selalu ada si pikiran ku

Tak terasa mobilku sudah di depan rumahnya dengan cepat aku menekan bel

"eh den agan masuk den" ujar bibi

"iya bi,  ocha ada kan bi? " tanya ku sambil memerhatikan sekeliling

Bibi mengangguk" lagi duduk sendirian di kolam renang"

Aku mengangguk dan mengucapkan terimakasih dengan cepat aku menghampiri dia.

Dia menatapku,  mata yang indah,  tapi sayang lagi basah karna air mata,  dengan cepat ia berdiri menghampiriku lalu memelukku,  dengan cepat aku membalas pelukan gadis ini.  Gadisku.

Dia menangis di pelukan aku. Kini aku merutuki siapapun yang bikin gadis aku menangis seperti ini.

Aku menarik tangannya lembut untuk duduk di gazebo.  Aku merangkulnya

"bubu..  Jangan nangis lagi ya" ujar ku lalu melirik ocha

Dia menatapku "mungkin kita diem sebentar gan,  gak usah upload apa yang kita lakuin,  bubu capek"  suara lirih dia terdengar ditelingaku

Ada tamparan mendengar pernyataan itu,  diam?  Tentang kebersamaan kami?  Sulit tapi aku akan berusaha daripada ia terus terusan dipojokkan..

"bubu. Jangan nangis dong,  masih ada juga yang ngedukung kita dan membela bubu" ujarku lalu duduk menghadap oca dan memegang tangannya

Ia berkedip dengan, cepat air mata itu jatuh.

"tapi gan..  Please cuman untuk sebentar" ujarnya menatapku dengan intens,  aku suka tatapan matanya tapi bukan tatapan yang sekarang terlihat kesedihan disana.

Aku menghela nafas aku mengangguk pertanda setuju,  ia tersenyum tipis,  sangat tipis hampir tak terlihat.

"gan?? " tanyanya

Aku hanya menjawab dengan tatapan mataku,  melihat dia begini membuat aku terpikir tak bisakah orang itu berhenti. jangan sakiti gadisku, aku saja.

" you will with me kan? " tanyanya aku rasa ia meragukan aku akan selalu ada di sampingnya

" always,  whereever you need me,  i always there for you,  for us" ujarku lalu memeluknya aku merasakan ia tersenyum di dada bidangku

Aku mendekatkan mulutku ke kupingnya dan berbisik "bu..  Kamu tahu,  i love u"  ujarku pelan tepat di telinganya

Ia mengencangkan pelukkannya dan berbisik "i will love u too gan"  ujarnya.

Aku tersenyum,  ia juga,  aku harap ini akan terus seperti ini.

"makasih gan udah dateng"ujarnya

"sama-sama,  sekarang bubu tidur ya istirahat,  agan harus pulang" ujarku

Dia berdiri.  Aku juga.  Dia tersenyum.  Aku juga.  Tatapan mata itu membuat aku tak bisa jauh darinya walau hanya beberapa hari. Tatapan keteduhan yang aku inginkan seperti ini.

"iya agan bubu tidur ya" ujarnya lalu ingin pergi,  aku menarik tangannya lembut.

Hanya bermaksud untuk membalikkan badannya. Tapi,  ternyata tarikan aku membuat dia jatuh kepelukan ku,  tak apa.  Aku senang.  Nyaman.

Dia tersenyum aku merasakan itu lagi,  dan jantungku berdetak kencang oh well i hope dia gak dengar.

"jangan banyak pikiran ya bubu,  i love u, love u so much" ujarku lalu mengelus rambutnya dengan lembut

Ia mengangguk dan melepas pelukannya "siap agan sayang,  makasih ya"  ujarnya..

Sebelum dia berbalik aku mencium puncak kepalanya,  aku bisa melihat pipinya memerah walau hanya diterangi  cahaya bulan dan beberapa lampu redup.

Dia berbalik,  aku memperhatikannya dari sini tubuhnya yang mungil membuat aku selalu ingin memeluk tubuh itu.  Aku berjalan mendekati bibi "bi kalau ada apa apa hubungi aku ya"  ujarku

Bibi "oke den"  dia mengangguk

Aku tersenyum lalu pamit pulang,  sekarang pikiran ku tak seberkecamuk tadi.  Percayalah aku khawatir sebelum aku melihat dia baik baik saja.  Walau sebenarnya aku tidak yakin dia baik baik saja.

Rossa point of view

Aku melangkah kan kakiku menuju kamar,  rasanya ingin istirahat,  rasanya ingin menutup mata,  menghilangkan penat,  menghilangkan semua perkataan yang menyakiti,  semakin aku berusaha untuk menghilangkan semakin ada,  tapi tunggu kini aku merasa baikan berkat dia, pria yang selalu ada di dalam pikiran ku.

Aku duduk di tepi ranjang memutar memori yang barusan terjadi saat ia membisikan kata,  saat ia merangkulku,  saat ia mencium lembut puncak kepalaku.

Tanpa sadar aku tersenyum hanya membayangkannya bisa membuat ku lupa,  tak apa kita tidak memberitahukan bahwa kita bersama,  tapi kita memang selaku bersama,  biarkan semuanya berisik menganggu ketengangan kita,  hidup kita hanya untuk kita.

Tiba tiba hp ku bergetar aku melihatnya ada WhatsApp dari agan

Afgan= bubu,  belum tidur yah?  Close your eyes bu,  take a rest
Rossa= iya agan ini bubu mau tidur,  kamu juga ya
Afgan= besok agan kerumah bubu lagi,  jadwal kosong kan?
Rossa= gak perlu,  cuman malam ada acara
Afgan= yaudah besok agan temenin.
Rossa= gak usah agan,  bubu bisa pakai driver
Afgan= good night bu,  see you tommorrow
Afgan= i love u...

Aku tersenyum sebelum membalas,  kalau sudah seperti itu aku ikuti saja,  cuman dia yang bisa bikin aku tersenyum walaupun hanya dengan kalimat singkat

Rossa= i love u

Boom!  Part 1 udah galau aja yah 😂,  hanya imajinasi ok, 

Jalan Terus (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang