Part 7

915 53 2
                                        

Afgan POV

Duet ku dengan tika sudah selesai tak ada yang spesial hanya berpautan tangan pada akhir,  pertanyaan mereka yang menyinggung hubungan kami aku tepis,  menatap mata bubu yang memperhatikan ku dengan tika,  aku harus jaga sikap.  Bukan begitu?

Sampai akhirnya ini yang kutunggu-tunggu duet bersamanya,  bersama bubu.

Dari awal sampai pertengahan kami bernyanyi tangan kami tak pernah terlepas,  saling menatap,  saling berdekatan tak ada jarak,  dan akhirnya aku akhiri dengan pelukan,  aku memeluknya.  Kalian tahu aku ingin menunjukan kataku kemarin,  cuman bubulah orang yang tepat. aku berikan yang spesial di depan kamera maupun tidak,  dibelakang panggung maupun tidak.  Kulihat dia tersenyum lalu melepaskan pelukanku

"afgan" teriaknya

Aku tersenyum "bubu!!"  ada jeda dia menatapku "rossa"  ah pake salah ngomong.

Kita turun dari panggung dengan tangan yang masih berpautan gema dan renny tertawa

"gem,  bukannya ini udah selesai duet ya? " tanya mbak renny

Aku terkekeh,  bubu langsung melepaskan pautan tangannya dengan tanganku,  aku mengambil tangannya lagi

"bilang driver kamu pulang bareng aku aja"  ujarku

Tak berapa saat tika datang "agan pulang sekarang yuk,  kepala aku pusing"

Aku melepaskan pautan tanganku dari bubu,  mendekatkan tika "ke dokter aja kalo sakit.  Mau?"  tanyaku

Seriously mukanya pucat.

"gak usah,  aku pulang aja" ujar atika aku mengangguk,  dia memegang tanganku cepat,  ku lirik bubu

Bubu tersenyum"im okay" dari mulutnya memang itu,  yakinlah aku melihat kebohongan di matanya

"bubu mau ikut ngant-" belum sempat aku melanjutkan tika bersender di dadaku

"gak usah gan" jawab bubu dengan senyum

"bubu balik yah" ujarnya lalu berlalu

Aku benci saat sepeerti ini,  aku menuntun tika jalan,  masa iya dia lagi sakit aku menyuruhnya menjauh dari dada bidangku,  dan pastinya kami pergi dengan kameramen yang ada,  aku menelan ludah.  Berharap bubu paham

Sampai akhirnya sebelum dia masuk ke mobil masih ada kameramen di depan tika mencium singkat pipiku,  aku menegang menatapnya meminta penjelasan

"cuman ucapan terimakasih.  Gpp kan gan?  Te oca juga sering kok ke kamu.  Kan kita juga sama sama sahabat. " ujar tika,  aku tak bisa menjawab memang benar tak ada kepastian tentang hubungan ku dengan bubu

Aku mengacuhkan lalu masuk ke dalam mobilku,  kalian tahu.  Aku juga tak mengharapkan ciuman itu.

Rossa POV

Aku tersenyum pahit saat melihat tika mencium singkat pipi afgan,  singkat,  tapi tetap saja.  Cium ya cium.  Dan di depan kamera?  Pahit.  Kalian tahu?  Sebelum dia mencium pipi afgan dia melirikku.  Kenapa afgan dicium diam saja?  Dia menyukainya?  Dia tak peduli di cium di depan kamera di belakang panggung?  Aku melangkahkan kakiku ke mobil,  lagi air mataku menetes aku mengusapnya dengan kasar.

❤️

Masuk ke dalam kamar dengan cepat mengunci pintu,  menangis,  aku menghapus air mataku

"argh cengeng banget sih lo ca" ujarku pada diriku sendiri

Bagaimana tidak? Ciuman singkat di pipi,  tak ada penolakan,  di depan kamera,  di belakang panggung. Sepertinya aku menyadari bukan aku di hati afgan.  Aku menahannya dari tadi,  aku tetap berusaha biasa saja.  Dimulai dari jemput,  perkataan agan,  duet mereka,  candaan mereka,  walau agan menepis di depan kamera pas  pulang terlihat bahwa ia mengiyakan semua pertanyaan yang dilontarkan di kamera panggung tadi.

Sempat  bahagia saat ia memelukku di atas panggung,  menggandeng tangan dari awal sampai akhir,  mengatakan nama panggilan sayang dia terhadapku di panggung,  mengapa bahagia sangat cepat hilang?

Instagramku penuh dengan tag-an penampilan ku dengan afgan tadi,  tapi apakah mereka tahu setelah itu?  Memang aku tersenyum bahagia di atas panggung,  tapi setelah dan sebelumnya?  Lagi aku menarik nafas, membuangnya kasar

Sampai akhirnya ada yang tag dengan caption "tuh kan bener babang sadis sama kak tika cocok banget ya,  tolong ya te oca jauhin afgan udah cocok tuh sama sama muda"

Deg. Sudah cukup semuanya. Aku mematikan handphone kalian tahu kata kata yang menyakitkan akan mulai muncul lagi.  Aku menghapus air mataku lagi.  "seharusnya aku pegang kata aku pertama.  Jauhan dulu afgan."

Jauhan duku yah kalian 😍😢😢😢😢😢😢😢

Jalan Terus (COMPLETED)Where stories live. Discover now