Rossa point of view
Aku berjalan keluar kamar membangunkan rizky untuk bersekolah, beruntung masih mempunyai cinta dalam hidupku selain dia. Rizky.
Rizky anak yang penurut, baik, dan konyol kata agan dia mirip dengan ku, kadang lucu namanya juga anakku, tapi sekarang rizky lagi mengikuti gaya omnya. Afgan.
"ibu, kakak sekolah yah, ibu semangat kerjanya nanti ya" ujar rizky menyalami tanganku
Aku berlutut didepannya mengecup pipinya singkat..
"iya, kakak belajar yang benar ya, ibu sayang kakak"
Rizky tersenyum lalu mencium puncak kepalaku lembut.
"rizky lebih sayang ibu" ujarnya lalu menyalami tanganku lagi dan pergi
Cukup, untuk membuat ku tersenyum di pagi ini
Rossa= agan udah bangun?
Belum ada jawaban aku mematikan hpku dan tiduran dikasur
Tak berapa menit kemudian,
Tiba tiba hp ku bergetar, ku lihat itu dari afgan.Afgan= hai princessnya agan, ini baru bangun
Sebelum balas, dia berhasil membuat aku tersenyum. Setelah rizky.
Aku berfikir sejenak sepertinya kelamaan kalau cuman WhatsApp aku menelfonnya dan dia mengangkatnya kudengar uapan disana
"kalau agan masih mau tidur, tidur gih" ujar ku
"gak ah! Agan kan mau cepet cepet ke rumah bubu" suara manjanya terdengar membuatku mengigit bibir
"kan masih lama nanti malam"
"agan mau siap siap sekarang ke rumah bubu mau quality time bareng bubu, agan kangen bubu, biar bisa lama besok belum tentu bisa ketemu" ujar nya panjang lebar
Sekali lagi dia bikin aku tersenyum dan jantung berdegup
"terserah agan ajah, hati hati ya, love u"
Aku tahu dia tersenyum disana "love u bu" ujarnya
Aku mematikan telefon, menyiapkan diri dan hati untuk nanti, dia bersamaku.
Afgan point of view
Sengaja memang aku ingin cepat-cepat bertemu dengannya, mumpung hari ini jadwalku tidak ada, sengaja memang aku ingin bersamanya hari ini, menemani hari nya walau hanya sehari, karna besok aku tak bisa jadwal padat, dengan cepat aku bergegas, ingin cepat melihat wajahnya yang cantik, matanya yang indah, tu uhnya yang mungil, katakan aku lebay, tapj itulah cinta, membuat semua menjadi sangat berharga.
Aku mengambil kunci mobil di dalam laci lalu pergi, entah darisini ajah jantungku berdegup, apa-apaan ini.
Author Point Of View
Waktu terasa cepat bergulir, kini dua insan manusia itu sudah dipertemukan sedang bercanda gurau di depan kolam renang, tempat favorit mereka. Iya. Dirumah rossa, tak ada yang mengetahui, tak ada yang mengganggu, tak ada yang menghujat, itulah yang ingin mereka rasakan selalu, bahkan disaat dan dimanapun mereka berada.
"bubu, rizky udah berangkat ya? " tanya afgan lalu merangkul rossa mesra
Rossa mengangguk" udahlah gan, tadi sebelum pergi dia cium puncak kepala aku" ujar rossa kembali terkekeh
Tiba tiba hening, afgan mencium puncak kepala rossa dengan lembut cukup lama, pipi rossa memerah.
"apasih agan" ujar rossa lalu menaruh kepalanya di pundak afgan, afgan mengelus pundak rossa pelan
"gpp mau ngikutin kakak ajah" ujar afgan lalu mencubit pipi rossa gemas
"ihh agan stop" ujar rossa lalu melihat mata afgan, mereka saling menatap satu sama lain saling menikmati ketulusan yang ada di mata itu, saling mencari cinta satu sama lain, mata memang bisa mengartikan lebih dari ucapan.
Tiba tiba rossa memutuskan kontak mata itu dan menutupi wajahnya dengan rambut, afgan sedikit terkekeh
"aduh ada yang malu malu kucing" ujar afgan menyindir rossa
Sekali lagi rossa tersenyum dalam diam dan mencubit pinggang afgan pelan "jahil deh" ujar rossa
Tak berapa lama bibi datang membawakan dua orange jus dan beberapa cemilan "ini minuman dan cemilannya" ada jeda "kayak anak abg baru pertama kali jatuh cinta ya" ujar bibi lalu berlalu, takur diocehin oleh rossa
Rossa menghela nafas, sedangkan afgan sudah tertawa terbahak-bahak dan sekali lagi rossa mencubit gemas pinggang afgan.
Afgan point of view
Honestly aku senang melihat dia yang sekarang, malu, blushing itu membuat aku ingin terus membuat dia seperti itu, lucu.
Aku mengacak rambutnya pelan, dia membetulkannya lagi aku mengulang hal yang sama dia juga, tapi sayang dia menatapku, tatapan yang bisa membuatku beku seketika jika hanya berdua, seakan menghipnotis, apa cinta segila ini?
"agan, bubu capek rapiin nih rambut mulu tahu, jangan jahil" ujarnya lalu tersenyum kepadaku
Aku tersenyum juga "haha, abisnya lucu lihat bubu rapiin rambut" ujarku
"oh, jadi kalo lagi gak rapiin gak lucu? " tanyanya aku tahu dia bercanda percayalah dia kalau bohong atau pura pura dan di depanku tak akan berhasil
Aku mengusap wajahnya lembut" gak! " ujarku lalu mengangkat alisku
Dia memutar bola matanya dan berdiri, waduh sepertinya aku salah berbicara, aku memegang tangannya dan menariknya duduk kembali
" gak salah lagi maksud aku" ujarku lalu tersenyum, mata kita kembali bertemu
"oia bu, terus kayak tadi" ujarku
Dia menatapku bingung "kamu mau bubu marah?" tanyanya dengan polosnya
"ya gaklah agan mau bubu mutar bola mata, that eyes make me melted" ujarku setengah menggdoanya dan benar saja pipinya memerah
Dia memelukku, dan aku memeluknya aku tahu dia menyembunyikan semburat merah yang ada diwajahnya.
Rossa Point Of View
Aku menenggelamkan wajahmu ke dadanya, sungguh aku telah tergoda dengan ucapan manis dan perbuatannya, bagaimana aku tidak jatuh cinta padanya setiap bertemu? Jika dia terus terusan membuat ku seperti ini, kalian bertanya tentang hubungan kami? Kami saja bingung apa sebenarnya kami itu?
Tiba tiba dia mengeluarkan hp nya ingin membuat history kami, dengan cepat aku melepaskan pelukannya "jangan gan" ujarku
aku sempat merasakan kekecewaan dimatanya tapi dia mengangguk, maafkan aku gan, aku cuman gak mau orang mengatakan perkataan yang tidak senonoh.
"maaf gan" aku menunduk
Dia memelukku lagi "shhh, gak apa" ujarnya "hubungan kita bukan untuk diumbar-umbar kan"
Deg "hubungan kita" dua kata yang mampu bikin aku membeku. Sedangkan aku pun berfikir apa sebenarnya hubungan kita gan?
Aku mengangguk dalam pelukannya, sekarang betapa bersyukurnya aku gan, memiliki kamu dalam hidupku, walaupun aku tidak tahu kedepannya akan bagaimana, aku harap kita akan bersama. I wish.
Akhirnya dia melepaskan pelukan kami dan kami pindah yang tadinya duduk di gazebo menjadi di sofa dia merangkulku dan aku menaruh kepala ku di pundaknya
Aku mengeluarkan hp ku "kita lihat akun afross aja yuk" ujarku dan dia setuju.
Yooo gais bakal next tenang aja banyak sudut pandang disini sengaja biar kalian ikut merasakan feelnya dari orang masing masing dan dari kelihatan orang lain hehe
Vote dan commentnya tolong saran dan kritik yang membangum bisa langsung send messege ajah makasih :)

YOU ARE READING
Jalan Terus (COMPLETED)
FanfictionCerita tentang kehidupan bintang yang sedang jatuh cinta Berat, perih, aneh, bimbang, semua bercampur dalam diri mereka. Ingin bersama, ingin berdua, tapi ragu. Masalah terus datang, mereka harus bagaimana? Lari dari masalah? Tidak! Mereka...