part 20

1K 55 26
                                        

Author POV

afgan mengerjap-ngerjapkan matanya berkali kali, cahaya pagi masuk melalui sela sela gorden, membuat dia membuka matanya secara perlahan

memegang kepalanya yang masih berdenyut-denyut, melirik kesana kesini, hanya dia seorang di dalam kamar, sampai akhirnya.

dheri masuk-kakaknya afgan- dengan santai lalu duduk di tempat tidur

"udah enakan lo gan?" tanya dheri melihat wajah adiknya yang pucat.

"siapa yang nganterin gue ke rumah?" tanya afgan, tidak mengindahkan pertanyaan dheri tentang badannya

"Tika, kenapa? gue tau semua masalah lo sekarang gan." ujar dheri lalu melirik afgan

afgan diam, mengibaskan tangannya keudara bermaksud tidak usah membahas itu, dheri tersenyum santai lalu memijit tangan afgan sebentar.

"makanya jadi cowok jangan suka mainin perasaan cewe, usahain kejar oca, lo tau gan, cewek kayak dia gak banyak" ujar dheri lalu tersenyum

afgan diam "apansih lo" elak afgan

dheri terkekeh lalu mengangguk "gue tau lo sayang banget sama dia, mau tika deketin lo semanapun. lo harus jaga jarak afgan, dihati lo bukan tika" dheri menghela nafas

"gue bilang gini bukan belain satu pihak. lo harus milih gan, walau lo tau hati lo udah memilih siapa. lo tau jangan mainin perasaan cewek" ujaar dheri

afgan mengernyit "siapa yang mainin perasaan cewek?" tanya afgan kepda dheri

dheri terkekeh "dasar lu lemot! intinya jangan ikutin alur ocha yang mau menjauh dari lo. lo harus kejar dia gan" ujar dheri lalu mengedipkan sebelah matanya dan keluar dari kamar afgan

afgan diam, masih mencerna kata kata kakaknya tadi, dia harus memilih sekarang. agar semuanya baik dia harus memilih. agar tak ada lagi hati yang disakiti oleh dia, dia harus memilih. dan kini dia tau. hatinya akan selalu memilih dan selalu berpihak kepada rossa. perempuan yang selalu ada di pikirannya dan tentunya hatinya juga.

Afgan POV

sekali lagi aku masih mencerna perkataan dhei-panggilan dheri- bagaimana bisa? aku harus mengejarnya? aku ingin.

aku harap, hatinya masih untukku? iyakan? atau, sudah berpaling?

lagi aku menghela nafas. aku rindu, rindu  senyum manisnya, rindu tertawa lepasnya, bahkan rindu suaranya yang manja, rindu saat dia bergelayut manja padaku, intinya aku rindu semua yang pernah dia lakukan padaku

rindu itu menyakitkan. sangat, apalagi jika dia tidak merindukan ku balik?, rindu itu capek, iya capek. rindu juga nyiksa.

kalau tau rindu itu sesakit ini, seharusnya dari awal gak perlu memulai semuanya, iyakan? iya! kalau tau akhirnya bakal menyakiti, kenapa harus memulai? kenapa harus beradu perasaan? hidup selucu itu ya?

aku menggeleng. kenapa aku berpikiran seperti itu? aku tidak akan mengambil keputusan yang menyakiti dan menyiksa aku kan. walau aku tau mendapatkannya lagi masih menjdi tanya besar di kepalaku apa aku bisa? aku harap aku bisa.

❤️

Rossa POV

aku mengambil handphoneku ada pesan masuk dari dheri tumben sekali.

Dheri= hi cha, afgan sakit boleh jenguk gak?

aku menegang afgan sakit? sakit kenapa? kemarin waktu ditaman dia masih bersamaku, walau aku tau dia sangat kacau, tiba tiba pikiran ku teringat kemarin saat aku pulang bibi memberi tahu, afgan datang ke rumah mencariku, keadaannya kacau. aku menghela nafas. lagi lagi aku yang membuat dia kacau.

Jalan Terus (COMPLETED)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora