Kini waktunya aku tampil dengan afgan.
Dia menggandengku keatas panggung aku melepaskannya "aku bisa naik sendiri kok gan"
Dia menghela nafas "berhenti menjauh bu, ntar malam jangan pergi, pergi sama aku" ujarnya
Aku menghiraukan perkataannya bersiap siap dari panggung sebelah mana aku harus nyanyi. Tapi percayalah aku memikirkan ucapan itu. Apa jika aku batalkan, dia akan membatalkannya juga dengan tika?
Afgan POV
Aku menyuruhnya membatalkan makan malanya bersama cakra, aku belum siap, atau tak akan siap melihat snapgram mereka nanti malam, melihat foto foto mereka. Aku hanya ingin bubu dengan ku.
Dan makan malamku bersama tika? Kalian tahu dia sudah pulang tadi, ternyata dia ada urusan mendadak dan makan malam hari ini dibatalkan.
Tahu kenapa aku ingin mengajaknya makan malam? Biarkan jika dia menolak aku akan terus memohon. Aku janji malam ini. Aku akan berusaha untuk dia mencabut keputusannya untuk menjauh.
Aku tidak bisa. Gak akan pernah bisa. Walau sebenarnya aku masih bingung harus memilih siapa? Ah kenapa harus memilih toh bubu yang selalu ada di hati aku.
Aku hanya, hanya ingin selalu bersamamya, tidak apa kan?
Akhirnya kami berada diatas panggung, bait demi bait kami nyanyikan, kemesraan kami di panggung itu yang aku harapkan.
Aku yang menggandengnya "kamu dikirim Tuhan untuk melengkapiku" aku tahu dia ingin melepaskan genggaman tangannya aku menahannya lembut, dia menyerah, cukup sering tatapan kami bertemu, bahkan tangan kamipun sering berpaut percayalah aku yang memegang tangannya, saat dipanggung pun dia juga ingin menjauh.
saat bait terakhir, kita berada di akhir, dengan posisi yang terlihat begitu dekat, dia melirik ke lantai dan aku melirik kearah matanya.
"rossa" ujarku lalu menggandeng tangannya
Lagi dia melepaskan " afgan" ujarnya.
Saat di ruang tunggu, tak ada siapa siapa hanya ada aku dan dia, dia menatapku "gan seharusnya gak perlu pegangan selama itu" ujarnya
Deg, baru kali ini ia mengatakan hal seperti itu, ini bukan hal yang manis di setiap kita akhiri duet , ini hal yang baru, dimana diakhiri dengan rasa aneh.
Aku menghela nafas "menjauhlah bu dari aku, tapi itu kamu, aku? Aku akan tetap berusaha dekat, sekeras apapun kamu menolaknya" kalimat itu keluar dari mulutku, dia menatapku lalu tersenyum
"sayangnya jika kamu bersikap seperti itu, menyusahkan aku untuk menjauh" ujarnya
Kita kembali bertatapan aku tersenyum dan mendekat kearahnya dan berbisik "kalau gitu, untuk apa menjauh"
Dia berbicara pelan "itu harus gan"
Aku tersenyum tipis"kalau gitu aku juga harus mendekat lagi padamu iyakan?" ujarku lagi
Kulihat senyum kecil terukir di bibirnya "itu terserah kamu" ujarnya lalu mendorong pelan tububku agar menjauh darinya.
Aku menghampirinya yang kini telah duduk "so.. Bubu batalin kan makan malamya" tanyaku ah kali ini aku menyatakan itu harus.
Dia menggeleng "gak, aku gak enak sama cakra lagi juga dia udah datang kesini" ujarnya dengan senyuman.
Aku menghela nafas "sebegitu senangnya kamu bu? Ketemu sama cakra. Batalin" ujarku, entah aku kokoh menyuruhnya membatalkan

YOU ARE READING
Jalan Terus (COMPLETED)
FanfictionCerita tentang kehidupan bintang yang sedang jatuh cinta Berat, perih, aneh, bimbang, semua bercampur dalam diri mereka. Ingin bersama, ingin berdua, tapi ragu. Masalah terus datang, mereka harus bagaimana? Lari dari masalah? Tidak! Mereka...