Author PoV
afgan berdehem mencoba menetralkan suasana diantara mereka yang tiba tiba menjadi hening.
suasana dingin. tapi menjadi hangat di dalam mereka. rossa kembali menarik kuncir rambutnya yang tadi dia ikat asal asalan.
afgan berjalan kebelakang rossa, rossa melirik sebentar lalu ingin mengikat rambutnya lagi, tapi ditahan oleh afgan.
afgan merapikan rambut rossa dengan benar, menyisir rambut rossa lembut dengan jari jemari afgan. rossa tersenyum, padanganny lurus tapi seutuhnya yang ada dibayangan matanya hanyalah afgan.
afgan mengambil kuncir rambut dari tangan rossa lalu mengikatnya dengan benar. selesai. afgan tersenyum lalu mencubit pipi rossa pelan dan lembut sebelum akhirnya afgan kembali ke tempat dudukny, terpaku dengan wajah manis rossa yang sedang melihat kearahny juga.
"makasih" ujar rossa sambil tersenyum, mengambil handphonenya berkaca sebentar, rapi. iyadong. afgan kan perfectsionis
afgan tersenyum lalu mengangguk, kembali hening. hanya saling bertatapan dalam diam, seakan mereka memiliki kemampuan telepati.
1.2.3
mereka tertawa bersama.
"apaan sih jadi ngakak gini suasananya" ujar rossa sambil memegang pundak afgan
afgan tersenyum "kamu sih, aturan kamu bilang tadi tuh jangan makasih yang lain dong" ujar afgan
rossa mengerucutkan bibirnya "jelek banget nih yang ngiket rambut aku gak ada bagus bagusnya sama sekali" ujar rossa dengan muka masam
afgan terkekeh, lalu sesaat tertegun melihat wajah rossa yang berpura pura masam membuat afgan ingin memeluk gadis itu sekarang juga.
"bibirnya biasa aja" ujar afgan sambil tersenyum
rossa melirik afgan malas lalu memutar bola matanya, afgan kembali terkekeh mendekatkan duduknya ke rossa.
"risih sono ah!" ujar rossa sambil mendorong afgan
afgan tertawa kembali menyenderkan kepalanya di pundak rossa. rossa melirik afgan sekilas, afgan memeluk perut rossa mesra. dengan dua detik kemudian rossa tertawa terbahak - bahak.
"aggan iseng! jangan dikelitikin ih" rossa bergeliat kesana kesini, sedangkan afgan tak mau berhenti menggelitiki perut gadis itu.
"agannn" ujar rossa menahan tangan afgan untuk tidak menggelitikinya lagi.
afgan sudah berada di bawah sofa sambil berlutut sedangkan rossa sudah tiduran disofa menatap afgan dengan mata permohonan. seperti anak kecil yang merengek meminta dibelikan balon.
"stop yayaya" ujar rossa sambil memegang tangan afgan
mereka terpaku dengan tatapan dalam masing masing. lagi-lagi perlakuan mereka hanya menghilangkan canggung sementara pada akhirny mereka akan dipertemukan dengan suasana yang hening.
afgan dan rossa diam lama kelamaan afgan menyerang rossa lagi, membuat rossa kewalahan lalu tak sengaja tangan rossa mengenai hidung afgan.
"aduh sakit" ujar afgan seketika berhenti memegang hidungnya, rossa kaget refleks duduk dan memegang hidung afgan memerhatikan wajah afgan dengan kecemasan yang tertera jelas diwahahnya
"maaf, aku gak bermaksud serius deh" ujar rossa mengelus hidung afgan pelan lalu menatap mata afgan dalam, mengigit bibir bawahnya.
afgan diam membiarkan tangan mungil rossa mengelus lembut hidungnya itu. sejujurnya itu tidak sakit afgan hanya bergurau.
"maaf serius aku minta maaf" ujar rossa sambil terus mengelus hidung afgan pelan
afgan seketika terkekeh lalu berdehem "iya gpp orang gak sakit" ujar afgan
rossa melongo lalu menarik tangannya dari hidung afgan "dasar iseng. gak liat apa muka aku udah takut hidung kamu kenapa napa tau" ujar rossa kembali mengerucutkan bibirnya
afgan terkekeh "adududu ada yang khawatir sama cowoknya" ujar afgan lalu menarik tangan rossa untuk memeluknya. afgan memeluk rossa sambil mengelus rambut yang seakan sudah tergerai akibat permainan kelitikan mereka tadi.
"iya lah aku takut kamu kenapa napa tau" jawab rossa mengencangkan pelukannya, afgan tersenyum lalu menciumi puncak kepala rossa
rossa melepaskan pelukan mereka kembali lagi melihat hidung afgan "tapi benerkan? gak sakit kn idungnya?" ujar rossa lagi meneliti setiap inci wajah afgan dengan saksama.
afgan menggeleng lalu memeluk rossa lagi "aku gpp sayang" ujar afgan sambil tersenyum.
rossa tersenyum lalu mengangguk, menenggelamkan wajahnya di dada bidang afgan, membuat rossa tenang dan merasa aman setiap berada di pelukan dan disamping afgan.
"jangan gitu lagi yah" ujar rossa
afgan tersenyum lalu mengangguk "iya sayang" ujar afgan kembali mencium lembut puncak kepala rossa lalu mengelus nya lagi.
tapi bagaimana?
afgan suka, suka tatapan cemas rossa saat melihat kearahnya.
suka saat rossa meneliti wajahnya dengan saksama.
suka dengan perlakuan rossa yang refleks mengelus wajahnya.
semua itu membuat afgan merasa berharga. berharga untuk rossa
dan tentunya rossa juga sangat berharga untuk afgan.dan afgan harap. kecemasan itu hanya buat afgan.
yoyoyoyo
maaf gak nyambung 😂😂 idenya lagi hilang nih, yang mau kasih ide boleh di chat ya siapa tau ide kalian bisa ngeinspirasi aku untuk bikin cerita ini cepet tamat 😂😂
next? please vote and comment.

YOU ARE READING
Jalan Terus (COMPLETED)
FanfictionCerita tentang kehidupan bintang yang sedang jatuh cinta Berat, perih, aneh, bimbang, semua bercampur dalam diri mereka. Ingin bersama, ingin berdua, tapi ragu. Masalah terus datang, mereka harus bagaimana? Lari dari masalah? Tidak! Mereka...