Pendekatan Pertama

666K 26.9K 919
                                    

Setelah mereka berdua berbicara, pembicaraan tersebut terhenti karna Bu Rina kembali ke UKS bersama Satya dan Budi.

"Syukurlah Fathan kamu sudah sadar. Ibu tadi habis ngobrol dengan Satya dan Budi di depan, dan mereka menceritakan apa penyebab kamu dihukum sama Pak Ripto. Kenapa sih kamu harus bohong, kalau kamu minta tolong sama ibu, ibu akan bantu kamu. Dan kamu ngga akan sampai pingsan begini." Ucap Bu Rina sambil mengelus elus kepala Fathan.

"Maaf bu, untuk urusan kaya gini, saya ngga mau dapet bantuan dari siapa siapa. Karna saya pengen ngerasain berjuang lagi untuk seseorang yang saya suka." Kata Fathan sambil menatap mata Andra.

Andra menjadi salah tingkah, dan tak lama setelah Fathan berbicara seperti itu. Bel pun terdengar, pertanda jam istirahat. Itu juga berarti giliran Andra untuk berjaga di UKS telah selesai.

"Maaf bu, sekarang udah bel istirahat. Giliran saya jaga udah habis bu, saya izin kembali ke kelas ya bu."

"Ohh, iya iya, kamu boleh kembali ke kelas. Makasi ya udah jagain kakak kelas kamu ini, jam pelajaran kamu jadi kepotong kan."

"Iya nggapapa kok bu, lagian juga kan udah jadi tugas saya. Yaudah kalau gitu saya permisi ya bu."

Akhirnya Andra pun kembali ke kelas. Namun saat dia masih berdiri di depan pintu setelah memakai sepatu, langkahnya terhenti karna suara panggilan dari Fathan.

"Andra." Teriak Fathan.

Andra pun melihat kearah Fathan namun tidak menjawab panggilannya.

"Nanti pulang bareng gue ya."

Andra pun tersenyum dan terlihat ada anggukan kecil darinya. Setelah itu dia keluar dari UKS. Terlihat wajah bahagia diwajah Fathan.

♢♢♢

Setelah sampai di kelas, Andra pun langsung di serbu seribu pertanyaan oleh Kinta dan Tania.

"Woi ndra, gimana tadi? Siapa yang sakit?" Tanya Kinta.

"Iya nih ndra kita kepo, abis tadi tiba tiba aja kak Satya sama kak Budi manggil lo."

Andra menghela nafas sejenak lalu menjawab.

"Kak Fathan yang sakit."

Mendengar jawaban Andra mereka berdua langsung saling menatap dan ingin meledek Andra. Namun belum ada satu patah kata pun terucap, Andra sudah bisa mengira kalau mereka akan meledek Andra.

"Udah deh, kalian jangan ngeledekin gue. Kebetulan aja kak Fathan yang sakit. Dan dia itu sakit gara gara dihukum ketauan boongin guru TU."

"Loh kok tumben si sampe bisa pingsan gitu kak Fathan, padahal kan selama ini dia tahan banting." Celetuk Kinta.

"Tadi tuh katanya dia ngga sarapan, dan malah disuru berjemur di lapangan. Ya alhasil gitu lah." Ucap Andra.

"Tapi kok kak Fathan bisa sampe nekat gitu sih ya boongi guru TU demi dapetin nomor lo ndra. Padahal kan dia bisa minta dengan cara lain." Kata Tania.

"Katanya sih, dia pengen perjuangannya lebih dihargain sama gue. Dan juga dia pengen narik perhatian gue dengan cara yang ngga biasa."

"Hah." Ucap Kinta reflek.
"Kak Fathan serius ngomong gitu ke lo ndra? Dan apa lo tau artinya apa?"

"Ngga tau, mungkin itu efek dia abis pingsan. Makanya ngomongnya jadi ngelantur gitu."

"Ya ampun ndraa, lo bener bener ngga pekaan ya orangnya. Udah jelas jelas kak Fathan ngomong gitu ke lo, berarti dia ada rasa ke lo. Terus dia ngomong itu aja?" Kata Tania dengan nada sedikit jengkel.

"Hmm. Oh iya, sebelum gue keluar dari UKS, kak Fathan ngajak gue pulang bareng. Yaa gue ngga akan nganggep itu serius, jadi gue anggukin aja." Jawab Andra sangat polos.

"Astaga Andra... kak Fathan itu serius, coba kita liat pas pulang sekolah nanti. Gue berani jamin kak Fathan ngga main main sama omongannya." Ucap Kinta.

♢♢♢

Setelah mereka membicarakan tentang Andra. Terdengar bel berbunyi, mereka kembali ketempat masing masing untuk melanjutkan pelajaran.

"Woi than, gimana lo udah baikkan?" Tanya Satya.

"Ya pasti udah lah sat, gimana ngga, tadi aja yang ngerawat dia gebetannya sendiri. Ya ngga than?"

"Gila, kayanya dewi keberuntungan lagi berpihak sama gue. Kalo kaya gini kan gue bisa tau kapan jadwal Andra jaga UKS, jadi gue bisa sering sering sakit."

"Ya ngga gitu juga kali than, ntar lo ketauan banget pengen modus ke Andra. Lo juga harus mikirin kita, nanti kita yang manggil Andra ke kelas, terus ketemu sama guru yang killer itu tuh." Ucap Satya.

"Tau nih, jangan temen sendiri dijadiin korban dong." Kata Budi sambil memukul pundak Fathan dengan keras.

Lalu Fathan mengaduh kesakitan sambil memegang pundaknya dan berkata.

"Aduh anjir, sakit bud. Ntar kalo gw pingsan lagi lo mau tanggung jawab."

"Ehh iya iya maap ya than. Abis gue kesel tadi dorong dorongan sama Satya sampe jatoh tengkurap di depan pintu kelas. Malu banget gila." Ucap Budi sambil mengelus elus pundak Fathan.

—————-

My Bad Boy Senior [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now