Perawat Pribadi

286K 15.7K 272
                                    

Sifat aku emang bikin kamu kesel. Tapi aku yakin, ngga ada cowo yang bisa memperlakukan kamu, seperti cara aku selama ini.

~~~

Andra langsung bergegas mengambil tasnya dan berangkat menuju rumah Fathan dengan pikiran tak karuan.

Sedangkan disebrang sana, Fathan sedang meringis kesakitan karna bekas pukulan disekujur tubuhnya.

"Sabar ya than, bentar lagi sampe kok." Ucap Varo yang sedari tadi melihat Fathan memegangi kepalanya.

"Kepala gue pusing banget njir."

"Iya lah, orang si Tama nyerangnya kepala terus. Kayanya tu anak sengaja dah."

Fathan berdecak."Ck. Bangsat emang tu anak."

"Eh iya kak ro." Lanjutnya yang membuat Varo menoleh sejenak.
"Lo ngasih tau Andra masalah ini?"

Varo berfikir sejenak.
"Hmm. Tadi Satya nelpon Andra minta dia kerumah lo."

Mendengar hal itu, Fathan justru mendengus pasrah.
"Pasti dia bakal ngomelin gue abis abisan."

Varo tersenyum tipis."Ya lo harusnya bersyukur lah than, punya pacar se care Andra. Dia ngelarang lo untuk ngelakuin hal hal yang bisa ngebahayain lo. Itu tandanya dia ga mau lo kenapa napa."

"Tapi harusnya dia ngerti posisi gue. Gue juga mau jagain dia." Balas Fathan.

Tak terasa mereka sudah memasuki komplek perumahan Fathan. Untung letak rumah Fathan tidak terlalu jauh dari gerbang utama komplek itu.

Sesampainya dirumah Fathan, Varo langsung turun dan membopong Fathan turun dari mobil. Segeralah Varo membuka pintu rumah Fathan. Tak lama kemudian terdengar deru motor Satya, Dave, dan Wahyu. Mereka langsung memasukkan motornya ke garasi dan turun untuk membantu Varo.

"Eh mau dimana istirahatnya?" Tanya Satya sambil membopong Fathan.

"Ya dikamar lah bego, masa di dapur." Jawab Dave kesal.

"Ngga usah, di kursi tamu ae. Gue males keatas." Sanggah Fathan yang membuat semua teman temannya mengernyit.

"Lah kan kita gendong than." Ucap Varo.

"Gue mau disini aja." Bantah Fathan.

"Yaudah yaudah." Ucap Varo pasrah.

Akhirnya mereka menuruti permintaan Fathan. Langsunglah mereka menidurkan Fathan di kursi tamunya. Mereka semua menuju dapur untuk mengambil segala peralatan yang mereka rasa bisa untuk mengobati Fathan. Kecuali Satya, ia memilih untuk duduk dan menemani Fathan.

Fathan menutup matanya perlahan, ingin sekali rasanya ia menghilangkan segala rasa sakit di tubuhnya. Tapi beberapa detik kemudian.

"FATHAN!" Teriak seorang wanita dengan nafas memburu dari arah pintu rumah Fathan yang masih terbuka.

Sontak Fathan langsung membuka matanya kembali, dengan tatapan memecing ia melihat ke sumber suara tersebut.

"Andra." Lirih Fathan.

Andra berlari saat melihat kondisi Fathan yang babak belur dengan seragam yang sudah tidak karuan bentuknya.

"Than kamu gapapa kan?" Tanya Andra sambil mengusap pipi Fathan.

"Ngapain kesini? Mau ngomelin aku lagi, iya?" Tanya Fathan dengan nada sok galak.

Padahal dalam lubuk hatinya yang terdalam, ia sangat tidak bisa berbicara seperti tadi dengan Andra.

My Bad Boy Senior [TELAH TERBIT]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα