Reason

424K 19.5K 586
                                    

Aku emang di julukin bad boy, tapi aku ngga akan pernah yang namanya nyakitin cewe.

~~~

Fathan menghentikkan mobilnya di tepi jalan. Sambil menoleh ke Andra dan menatapnya dalam dalam.

Perlahan wajahnya ia majukan ke wajah Andra. Hembusan nafasnya mulai bisa dirasakan oleh Andra.

Andra makin gugup, dia menganggap bahwa Fathan akan marah dan berbuat sesuatu yang buruk padanya.

Tatapannya yang sedingin es, membuat Andra memilih untuk tidak menatapnya lagi. Jarak satu jengkal pun tidak memisahkan mereka sekarang.

Tapi Fathan berhenti, ia memegang dagu Andra. Membuat Andra menatapnya lagi. Ditatapnya mata coklat Andra yang sekarang terlihat ketakutan.

"Andra Nadia. Nama itu yang sekarang aku tulis di hati aku. Ntah kenapa nama itu bisa tertulis di hati aku. Cinta itu ngga butuh alasan ndra, cinta itu datang dengan sendirinya. Kapan aja, dimana aja, dan dengan siapa aja tanpa kamu duga." Ucap Fathan.

"Jadi kalo kamu nanyain aku alasan kenapa aku bisa suka sama kamu, maaf ndra aku ngga tau kenapa." Lanjut Fathan sambil kembali ke kursi kemudi tetapi tetap menatap Andra.

Andra mematung. Badannya seperti terkunci saat mendengar alasan Fathan. Padahal dia kira Fathan akan marah karna pertanyaannya tadi.

"Udah jangan tegang gitu mukanya. Aku emang di julukin bad boy, tapi aku ngga akan pernah yang namanya nyakitin cewe." Ucap Fathan saat melihat wajah Andra yang masih terlihat tegang.

Fathan kembali melajukkan mobilnya. Perlahan Andra mengatur kembali nafasnya.

♢♢♢

Hening mengisi suasana di dalam mobil Fathan. Tidak ada yang mau memulai obrolan.

Ntah karna Andra yang masih memikirkan Fathan yang tadi sangat dekat dengannya. Atau karna Fathan yang sedang fokus menyetir.

Setengah jam berlalu, Fathan dan Andra sampai. Andra turun dari mobil begitu pula dengan Fathan.

"Makasi ya buat hari ini." Ucap Andra sambil mengembangkan senyum di pipinya. "Mau masuk dulu ngga?" Lanjut Andra.

"Di dalem ada orang ngga? Aku ngga mau nanti tiba tiba ada orang liat dan jadi omongan ga enak." Balas Fathan.

"Di dalam ada bibi kok. Lagian juga kalo ngga ada orang, aku ngga akan nyaranin kamu buat masuk."

"Yaudah boleh deh."

Akhirnya mereka berdua masuk. Ntah kenapa, sejak mendengar alasan dari Fathan tadi, perasaan Andra ke Fathan semakin besar. Dan hal itu membuat Andra tidak mau kehilangan Fathan.

Saat Fathan masuk, ia kagum melihat suasana didalam rumah Andra. Cat serba putih, di tambah foto foto keluarga yang berbingkai hitam membuat rumahnya terlihat elegan, terlebih lagi nuansa tersebut adalah kesukaan Fathan.

"Mau minum apa?" Tanya Andra.

"Terserah kamu." Jawab Fathan.

"Yaudah aku ganti baju dulu, abis itu bikinin minum buat kamu ya. Liat liat aja gapapa kok."

Fathan mengangguk.

Ia melihat Andra naik ke lantai dua sambil mengangguk anggukan kepalanya.

Kamar Andra di lantai dua. Batin Fathan.

Fathan mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan. Banyak foto foto keluarga dan pajangan pajangan keramik.

Tiba tiba, pandangannya terhenti saat melihat sebuah foto seorang gadis kecil dirangkul dengan anak laki laki yang sedikit lebih tinggi dari badan si gadis itu.

My Bad Boy Senior [TELAH TERBIT]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora