Berubah 180°

307K 13.4K 1.3K
                                    

Mungkin gue harus ninggalin lo sendiri dulu. Supaya lo tau, seberapa berharganya orang itu di saat dia udah pergi.

~~~

Fathan berjalan menuju kelasnya. Ia ingin pergi dari sekolah. Ingin menenangkan pikirannya. Ia lelah dengan sikap Andra yang tidak berubah.

Fathan memasukan bukunya dengan kasar, membuat Budi dan Satya kebingungan.

"Lo mau kemana than?" tanya Satya.

"Cabut," jawabnya.

"Hah? Kok cabut? Tumben banget," ucap Budi heran.

"Ngga tumben. Biasanya juga kalo bosen gue cabut," bantah Fathan.

Satya dan Budi saling menatap. Ada yang aneh dengan Fathan.

"Lo ada masalah sama Andra?" tanya Budi.

"Hm," singkat Fathan.

"Ya lo tenangin diri lo dulu. Jangan langsung main cabut kaya gini, ngga gentle namanya," kata Satya sambil berusaha membuat Fathan duduk kembali.

"Gimana gue ngga marah, ngeliat cewe gue boong demi ketemu sama cowo lain?" ucap Fathan yang langsung membuat keduanya menganga.

"Andra? Boong? Kok bisa?" tanya keduanya bersamaan.

"Udah lah, males gue bahas itu lagi. Kalo ada guru yang nanyain bilang aja gue cabut," balas Fathan sambil menggemblok tasnya.

"Ehh tunggu than kita ikut," ucap Satya cepat.

"Ngapain ikut? Terus cewe lo berdua gimana?"

"Nanti kita kasih tau. Udah gampang pokoknya," jawab Budi mewakili.

Satya dan Budi langsung menggemblok tas mereka dan mengikuti Fathan. Seluruh penghuni kelas sudah tahu, kalau ketiganya menggemblok tas, itu tandanya mereka ingin pergi dari sekolah.

Sedangkan di lain tempat, Rosa, Kinta, dan Tania mencari Andra. Kenapa Andra tidak kembali ke kelas?

"Andra kemana sih?" tanya Rosa sambil celingak celinguk.

"Apa kak Fathan tau kalo tadi kita boong ya?" sahut Tania.

"Udah, sekarang kita cari Andra dulu," ucap Kinta.

Mereka bertiga mencari Andra, semua tempat sudah mereka telusuri. Namun hasilnya nihil. Kecuali satu tempat.

"Kita belom cari ke taman belakang," ucap Rosa tiba tiba.

Mereka langsung bergegas kesana. Dan benar saja, Andra berada disana sedang terisak dalam tangisannya.

"Ndra," panggil ketiganya.

"Lo kenapa nangis?" tanya Tania yang langsung duduk di sampingnya.

"Fathan marah sama gue," jawab Andra gemetar.

"Yaudah yaudah, ceritanya nanti aja kalo lo udah tenang. Sekarang lo hapus air mata lo, atur nafas lo juga ndra," ucap Rosa sembari mengelus pundak Andra.

My Bad Boy Senior [TELAH TERBIT]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora