Saksi Bisu

328K 14K 715
                                    

Biarkan sinar senja ini menjadi saksi bisu antara cintaku padamu.

~~~

Hari ini, mereka semua berencana untuk melanjutkan liburan mereka ke pantai Anyer. Mereka akan menginap di rumah milik Varo yang ada disana.

Setelah selesai sarapan, mereka memilih untuk segera berangkat sebelum jalanan semakin ramai.

"Udah semua barangnya?" tanya Fathan sambil membawakan tas Andra.

Andra mengangguk,
"Udah kok."

"Ya tuhan beri hambamu ini kesabaran, ketabahan, dan kekuatan untuk melihat serigala jantan dan domba betina yang ada di depan hamba ini ya tuhaan," teriak Budi yang langsung membuat semuanya heboh.

"Iri aja lo kambing!" balas Fathan tak terima.

"Makanya bud, langsung sikat ajaaa. Daripada lo keduluan Miper sama Sehun," sindir Satya.

"TEMBAK TEMBAK TEM-!"

"Ehh udah udah, mati ntar anak orang di tembak tembak. Ayok berangkat ntar macet," sekat Budi sebelum teriakan mereka semua membuat dirinya mati kutu.

Mereka memasukan barang barang mereka ke bagasi mobil, setelah itu Varo terlebih dahulu berangkat karna ia yang tahu dimana tepatnya lokasi tersebut.

♢♢♢

Menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam, lelah mereka terbayar dengan pemandangan indah yang langsung nampak saat mereka memasuki kawasan anyer.

Letak rumah Varo tidak jauh dari pantai. Terlebih lagi rumah tersebut sangat luas dan memiliki suasana pantai yang menenangkan.

Saat sampai di rumah Varo, mereka semua langsung turun dan meregangkan otot sejenak.

Budi menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan,

"Jadi pengen buru buru ke pantai."

"Halah, lo mah modus aja ke pantai. Pengen liat yang begitu," balas Satya.

"Ingeet bud, ada gebetan disini. Harus jaim doong," tambah Varo.

"Emang gue mau liat apaan? Orang mau liat pemandangannya, gue juga udah lama ngga mengirup udara pantai," bantah Budi membela diri.

"Aah udah udah, lo semua debat mulu. Buruan kak ro, udah pada capek nih," tandas Fathan.

"Eh iya, sampe lupa kalo ini rumah gue," Varo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Yaudah masuk aja di kamar yang kalian mau. Abis ngerapihin barang barang kita makan siang ya," lanjut Varo yang langsung diangguki semuanya.

Mereka semua langsung mengangkut barang masing masing ke kamar. Seperti biasa, para laki laki akan membantu membawakan barang milik para perempuan.

Fathan, Satya, Budi, dan Rino memilih kamar yang ada di lantai atas. Begitu pula dengan Andra, Kinta, Rosa, dan Tania. Sedangkan yang lainnya memilih kamar di bawah.

Saat sedang merapikan baju, Budi tiba tiba mendapat hidayah untuk menembak Tania hari ini juga.

"Eh bantuin gue dong," ucap Budi yang membuat semuanya langsung menengok.

"Bantu apaan?" tanya mereka kompak.

"Yaampun gue terharu deh, sampe barengan gitu nanyanya. Sebegitu pedulinya kalian sama gue," jawab Budi dramatis.

"GA!" sentak mereka bertiga.

"Ah serius nih sekarang. Gue ada rencana mau nembak Tania, menurut lo semua gimana?"

My Bad Boy Senior [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now