One chance

276K 13.2K 1.3K
                                    

Kasih aku satu kesempatan, dan aku janji ngga akan biarin satu tetes air mata kamu jatuh lagi.

~~~

"Jadinya besok aja kita kasih tau Andranya?" tanya Budi.

"Iya, besok gue bawa mobil deh jemput Andra sekalian. Kan Rosa, Tania, sama Kinta lagi nginep di rumahnya," jawab Satya.

"Si Angga gimana tuh keadaannya?" tanya Varo.

"Tau. Mati kali tu orang," sungut Budi.

"Parah banget lo Bud," sahut Dave.

"Kalo mati beneran gimana bego?" tanya Wahyu membuat semuanya serius kecuali Budi.

"Ya alhamdulillah."

"Gue tanya suster dulu deh, dari pada lo semua ngomongnya ngawur. Sekalian mau ke kantin bel-"

"IKUT!!!" Budi menyekat perkataan Satya.

"Najis, giliran makanan aja nomor satu lo," sinis Varo.

"Biarin. Kaya lo ngga suka makan aja kak," balas Budi sewot.

Dave berdehem,
"Tapi Bud ati ati ya. Ini kan rumah sakit nih, biasanya tuh kalo udah malem ada..."

"Yang hi hi hi hi gitu Bud," sambung Wahyu.

"Jangan nengok nengok Bud takutnya ntar tiba tiba munc-"

"AAA! DIAM KALIAN SEMUA DIAM!" teriak Budi menggema.

Satya membekap mulut Budi,
"Budi jangan teriak teriak. Ini rumah sakit bukan Dufan."

"Sat mending gue disini aja ya, lo aja yang beli makanan ke kantin."

"Yaudah kalo lo disini, lo yang jagain Fathan. Kita semua mau ke kantin," balas Varo.

"Eitt iya iya gue ikut Satya aja. Tapi jangan jauh jauh dari gue ya Sat," bantah Budi.

Satya bergidik geli,
"Gue lebih merinding deket sama lo daripada sama setan."

Mereka berdua pun berjalan menelusuri lorong demi lorong rumah sakit. Jam masih menunjukan pukul 21.00 dan rumah sakit belum terlalu sepi.

"Sat," panggil Budi sambil celingak celinguk.

"Hm," sahut Satya datar.

"Gue..."

"Apaan?"

"Takut," jawab Budi gemetar.

Satya menggeleng gelengkan kepalanya,
"Ini masih rame Rama Budi Antoni. Jadi tolong jangan jadi cowo pengecut."

"Ya tapi kan ini udah mal-"

          Bruak

Tiba tiba terdengar suara dari ujung lorong yang berada di depan mereka. Lorong tersebut tampak sepi dan menyeramkan.

Budi meneguk ludahnya,
"Apaan itu anjir?"

Satya mengangkat bahunya,
"Au."

Budi menunjuk sumber suara,
"Dari ujung sana suaranya."

"Ayok samperin," tantang Satya.

Saat dua langkah mendekati sumber suara tiba tiba ada suster yang mengesot mendekati mereka. Satya dan Budi langsung membulatkan mata mereka.

"S...SISTER. EH SUSTER NG..NGESOOT!!"

Mereka berdua langsung lari terbirit birit. Padahal suster tersebut terjatuh dan mau mengambil pulpennya yang menggelinding.

My Bad Boy Senior [TELAH TERBIT]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα