I will waiting

264K 13.3K 1.8K
                                    

Katanya cinta bikin bahagia, tapi nyatanya apa? Ujung ujungnya sedih juga.

~~~

Hari ini, Fathan sudah kembali bersekolah. Wajah Fathan tidak seceria biasanya. Hatinya pun tidak segembira hari hari kemarin. Semua ini karena satu nama.

Fathan melempar tasnya begitu saja di kursi tempat ia duduk, kemudian ia keluar kelas lagi. Fathan sengaja datang lebih pagi agar tidak bertemu dengan Satya dan Budi.

Ia melangkahkan kakinya ke rooftop sekolah. Jarang jarang ia bermain disana. Biasanya, ia lebih memilih untuk merenung di halaman belakang sekolah dari pada rooftop.

Fathan sampai di rooftop, ia menatap kosong ke depan. Terlihat pemandangan kota Jakarta dari sana.

"Biasanya, gue baru balik dari kelas Andra. Nganterin dia sampe masuk kelas."

Fathan menghembuskan nafasnya, kemudian ia menunduk.

"Kenapa harus kaya gini sih?" tanya Fathan.

"Katanya cinta bikin bahagia, tapi nyatanya apa? Ujung ujungnya sedih juga," ucap Fathan lagi dengan suara beratnya.

Fathan menggeret kursi yang ada di pintu masuk rooftop ke tengah. Kemudian ia duduk disana. Ia merogoh kantong dan mengambil
handphonenya. Hal pertama yang ia lihat saat menyalakan handphonenya adalah foto Andra. Ia menjadikan foto Andra sebagai lockscreen dan wallpaper handphonenya.

Mungkin terdengar dan terlihat alay dan berlebihan bagi sebagian orang. Tapi Fathan tidak perduli, karena apapun yang sudah ia sukai, pasti ia ingin selalu melihatnya terus menerus. Dan Andra adalah satu satunya hal yang ia sukai di dunia ini.

"Gue harus gimana sekarang, gue gamau lepasin Andra. Tapi kalo gue ngga ngelepasin dia, dia bakal terus terusan di ganggu."

Fathan menundukan kepalanya. Merasakan angin yang melewati seluruh tubuhnya.

Kring....

Bel masuk berbunyi, Fathan hanya menoleh. Tapi ia tidak beranjak untuk pergi dari sana dan masuk ke kelas.

"Jam pertama ga penting," ucap Fathan santai.

Ia memejamkan matanya dan menengadahkan kepalanya. Ntah kenapa dengan posisi seperti itu Fathan merasa lebih tenang. Tapi baru saja ia merasa tenang, ada suara seseorang membuka pintu rooftop.

"THAN!" teriak Satya dan Budi membuat Fathan menoleh.

"Than lo ngapain kesini? Lo ga berniat bunuh diri kan?" tanya Budi yang langsung dibalas toyoran oleh Satya.

"Lo bego atau gimana? Ngga bakalan lah Fathan secetek itu akalnya. Emang otak dia sama kaya lo?!"

"Otaknya si sama, isinya aja yang beda," jawab Budi polos.

Satya memutar bola matanya,
"Serah lo lah."

"Lo berdua ngapain kesini?" tanya Fathan menyipitkan matanya.

Satya mendengus kesal,
"Ini lagi nanyanya aneh. Ya nyariin lo lah, masa mau jajan."

Fathan hanya mengangguk.

"Lo sendiri ngapain kesini?" tanya Satya balik.

"Cari angin."

"Itu di kelas kan ada ac sama kipas angin than, lo berdiri aja di depannya. Apa perlu gue palakin kipas kelas sebelah?"

My Bad Boy Senior [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang