BAB 2

1.7K 312 141
                                    


"

Hyun Ri, Kau sudah bangun? Aku membawakan bubur untukmu."

Gadis bernama Hyun Ri itu menolehkan kepalanya pada seseorang yang memanggilnya.

Gadis itu tengah berbaring di kasur. Wajahnya putih seperti susu, rambut kecoklatan dan mata yang tidak terlalu sipit. Umurnya yang baru menginjak remaja mulai menampilkan sisi yang berbeda dari sebelumnya. Lebih dewasa dan menarik, ditambah bibir tipis dan hidung mancung membuat orang terperana. Namun, lingkaran hitam di bawah matanya menunjukkan bahwa dia tidak tidur dengan baik, baju seragamnya juga masih melekat pada tubuhnya.

Seseorang itu adalah Han Rae Soo. Dia membawa penampan berisikan makanan untuk Hyun Ri yang fisiknya tengah lemah. Langkahnya mulai mendekati tepi ranjang tempat gadis itu berbaring. Penampan ia taruh di atas nakas, lalu diambilnya mangkuk berisikan bubur. Hyun Ri merubah posisinya yang tadinya berbaring menjadi duduk, punggungnya bersandar pada kepala kasur yang dekat dengan dinding.

Rae Soo mulai menyuapkan makanan kepada gadis itu secara pelan-pelan. Hyun Ri melahapnya dan mengunyahnya.

"M-mengapa...aku bisa disini, eonnie?" Tanya Hyun Ri setelah menelan kunyahannya.

"Kau pingsan." Ucap Rae Soo tiba-tiba sambil mengaduk bubur yang ia pegang, membuat Hyun Ri heran, "Pingsan?" Tanya Hyun Ri sekali lagi. Rae Soo menghela napas berat dan menatap kedua matanya.

"Apa kau tidak ingat semalam kita bersama dengan polisi itu?" Suara ketus dari Rae Soo membuat Hyun Ri mengingat kejadian semalam. Ia menunduk bersalah sambil mengunyah suapan kedua.

Tiba-tiba seorang lelaki berparas tampan masuk ke dalam kamar tanpa mengetok pintu terlebih dahulu. Hyun Ri menoleh ke arahnya dengan tatapan bingung kaget. Rae Soo membulatkan matanya saat melihat lelaki itu berdiri di depannya.

"Oh! Rupanya kau, aku sudah menunggumu kupikir kau tak akan datang."

Lelaki itu menyodorkan tangan kanannya yang menggengam parsel berisi buah-buahan segar, "Ini untuknya. Maaf terlambat lain kali jangan menelpon mendadak, kau tahukan aku sibuk?" Ujarnya.

Gadis itu menyambut parsel di tangannya dengan hangat, "Aku juga minta maaf telah mengganggu pekerjaanmu."

"Tidak apa-apa, lebih baik kita berbicara di ruang tamu saja. Biarkan gadis ini tidur agar kesehatannya pulih."

Rae Soo mengangguk kemudian mangkuk dan parselnya ia taruh bersama gelas yang berada di atas nakas, "Tidurlah, aku segera kembali." Ucapnya kepada Hyun Ri.

Mereka berdua keluar dari kamar dan duduk di sofa yang sudah disediakan untuk para tamu. Tempatnya begitu nyaman, ada AC di atas ventilasi ruangan, pot bunga, kaca jendela yang menghadap langsung ke pegunungan dan lukisan rumah kuno Korea.

Rae Soo dan lelaki itu duduk saling berhadapan, "Berikan info mengenai gadis itu dan jangan lewatkan, berikan uang TIP beserta gajinya ke rekeningku." Ucap Rae Soo sambil menatap kedua manik laki-laki itu dengan dingin.

"Barusan uangmu sudah ku kirim. Gadis itu anak semata wayang, jadi lindungi dia sebaik-baiknya." Jawabnya santai.

"Mudah sekali kau mengatakannya, memang aku tidak sama sibuknya sepertimu!" Ujar gadis itu kesal. Tangannya ia lipat di depan dada.

Lelaki itu mengedikkan bahunya, "Tugas ya tugas, kau tidak dapat menolaknya, apapun keadaannya kau harus tetap menjalankan amanat dari presdir."

"Presdir benar-benar mendidik orang tanpa ampun, rasanya aku ingin cepat-cepat menyelesaikannya." Gerutu Rae Soo.

Rae Soo hanya menghela napas panjang, "Aku harap pria gendut itu menaikkan gajiku setelah ini berakhir."

"Dia meminta padaku untuk mengurusi persenjataan, dan kelengkapan lain-lain untukmu." Terang lelaki itu.

Hyun Ri menjentikkan tangan, "Bravo! senjataku habis dan sedikit berkarat, belikan pistol Colt 1991, Ruger Super RedHawk dan Desert Eagle. Mereka yang sering membantuku dulu untuk melaksanakan misi berat seperti yang kau bicarakan tadi. Aku tunggu satu Minggu dan berikan peluru berisikan bius atau racun. Jangan selalu membeli yang berisi mesiu aku sedikit bosan. Aku ingin racunnya berkadar tinggi."

Temannya itu mengangguk paham, "Jangan khawatir aku usahakan secepatnya. Kau cukup menutup identitasmu dan bersikaplah seperti biasanya."

Lelaki itu berdiri dan mendekati Rae Soo, "Kalau begitu aku pulang, presdir telah menungguku." Ia menepuk pundak Rae Soo lemah lalu berjalan meninggalkannya menuju pintu.

"Tunggu!" Rae Soo menggenggam lengan lelaki tampan itu, hingga membuatnya menoleh penuh tanda tanya padanya, "Siapa sniper semalam yang menembak mati lawanku? Aku ingin mengajaknya bertempur, kulihat dari cara menembaknya dia sangat proffesional."

"Ya! Mana aku tahu? Tanyakan saja sama presdir, diakan yang menyuruh mereka."

"Apa dia yang akan menjadi rekanku nanti?"

"Sabarlah sedikit noona, pasti nanti kau akan bertemu."

Rae Soo hanya mengulum senyum, Tapi...aku penasaran, Taehyung. Ujar Rae Soo dalam hati

____________________________________

Ternyata Taehyung toh, pantesan... Oh iya btw ini cerita benar-benar membingungkan ya huhuhu, pasti kalian bingung siapa sih Rae Soo? siapa sih Hyun Ri? siapa sih Taehyung? Siapa sih polisi itu? Nanti kita kupas satu persatu di setiap chapter ya... dan ikuti terus ceritaku!!! VOMENT tetap berlaku kawan

Killer Job ✘ M.Y.G Where stories live. Discover now