BAB 16

539 89 13
                                    

Hoseok memandang Yoongi dengan pandangan sendu. Ia tahu, temannya sedang sekarat karena tertembak. Selain itu, robeknya paru-paru menyebabkannya koma.

"Apakah tidak ada yang membantunya?" Kata Hoseok.

"Ceritanya panjang. Sudahlah tidak usah kau pikirkan. Dia akan baik-baik saja selama dalam perawatan medis."

Hoseok berbalik lalu mengangkat kerah Jimin yang berani menjawab pertanyaannya dengan santai.

"APA KAU BILANG?! BAIK-BAIK SAJA! DIMANA MATAMU HAH!!!"

Jungkook yang berusaha memadamkan api justru terkena tendangan Hoseok.

"Kau anak kecil! Tidak udah ikut campur!"

Jungkook memegang bagian perut sebelah kanannya. Punggungnya menabrak sofa. Tendangan Hoseok sangat mematikan.

"KAU YANG MELUKAI YOONGI, KAN JIM! JAWAB AKU! IYA KAN!"

Hoseok berbicara keras di dalam ruangan. Ia mengguncang-guncangkan jaket yang dikenakan Jimin agar lelaki itu menjawab.

Jimin bisa merasakan apa yang dirasakan Hoseok. Dia bukan orang yang mudah marah, dan ia belum pernah melihat Hoseok seperti ini sebelumnya.

"Sekarang giliranmu. Katakan padaku, mengapa aku membawanya kesini? Untuk apa aku membiarkannya hidup?"

"Sebab ayahmu mati kau membiarkan dia hidup agar kau bisa membunuhnya," Hoseok melepaskan kerah Jimin. "aku tahu apa yang sedang kau pendam. Kedua matamu membenci orang yang sedang terbaring disana."

Mereka bertiga langsung menatap Yoongi yang memejamkan matanya. Hoseok tidak tahu kapan membukanya mata itu yang jelas ia tetap akan menunggu apapun yang terjadi.

"Permisi." Seorang lelaki tua berjas putih masuk ke dalam ruangan bersama dua suster dibelakangnya.

"Tolong keluar dahulu, akan ada pengecekan. Suster bawa mereka keluar."

Suster pun menyuruh mereka bertiga keluar dan menunggu. Hoseok duduk di samping Jungkook dan di depan Jimin. Mereka menundukkan kepala seraya berdoa semoga Tuhan masih memberi umur panjang kepada Yoongi.

"Hyung, aku dan Jungkook mau pergi. Jaga Yoongi baik-baik." Ujar Jimin, merekapun pergi meninggalkan Hoseok.

Hoseok tidak menjawab dan mengedarkan pandangan ke area rumah sakit.

Jadi, dimana gerangan Rae Soo?

Ia merogoh pakaian pasien yang tipis, mencari ponselnya. Tak ada. Benda sial itu hilang, tampaknya tertinggal di meja dekat penampan makanannya tadi.

Lubang hidungnya mencium aroma parfum dan itu membuat bulu kuduknya beridiri.

Jantungnya nyaris berhenti berdegup manakala ia melihat seseorang di depannya----menodongkan pisau ke arah leher.

"KAU...." Ujar Hoseok. Suaranya lebih menyerupai bisikan, dan rasa takut membuat denyut nadinya bertambah deras.

"A-apa yang kau lakukan.."

Kata-katanya tertelan di tenggorokan.

Hoseok terhenyak. Terpaku selama beberapa waktu.

"Apa kau merindukanku?"

Mata Hoseok menatap ujung pisau yang siap menusuk lehernya kapanpun.

Netranya kembali menatap mata mengerikan itu.

"Ti-tidak. Tolong, lepaskan aku."

Orang asing itu lantas menepukkan tangan seperti memanggil sesuatu.

Killer Job ✘ M.Y.G Where stories live. Discover now