BAB 23

622 62 3
                                    

Rambutnya berantakan mulai layu, tubuhnya bersandar di dinding kamar sambil memeluk lututnya, hidungnya memerah karena kedinginan, matanya mengamati sekitar.

Ada sesuatu yang membuatnya tidak sanggup berpindah tempat. Setelah tadi mencoba membunuh Rae Soo, kini Park Jimin dirundung kegelisahan. Perasaan sesak memenuhi rongga dada Jimin.

"Apakah ... aku akan mati?" Jimin menelusuri setiap benda di sekelilingnya. Dia ketakutan. Dari hati, pikiran, sampai jiwanya turut merutuki kesalahan lelaki itu.

Ia sudah tidak tahan lagi menahan rasa gelisah. Ia kemudian bangkit dan membuka pintu kamar. Tungkai kakinya mengajak ke parkiran mobil. Belum sempat masuk mobil, seorang laki-laki menghalangi jalannya.

"K-im Seok J-jin?" kata Jimin gemetar.

"Hai Jim, apa yang sedang kau takutkan?" Jin mendekati lelaki itu akan tetapi Jimin mundur lebih jauh darinya.

"Jangan! Jangan mendekatiku." Jawab Jimin

Jin menghentikan langkah panjangnya. Lalu menatap sayu ke arah Jimin. "butuh bantuan? Aku tahu sekarang kau buronan polisi."

Jimin mengetatkan rahangnya menanggapi Jin yang keras kepala, lelaki itu jelas tak mau dia ikut campur dalam urusannya. "pergi!" tekannya, dipandangi Jin lembut.

"Tidak akan." Jawab Jin mendekatkan diri dari jangkauan Jimin.

"Aku akan melindungimu. Terus terang kau ini manusia yang tidak punya hati dan dendam yang tidak dapat diobati." Kata Jin ikut meramaikan suasana.

Jimin langsung memalingkan muka memilih membelakangi pria yang masih menatapnya tajam. Jin menghela napas, bukan saat yang tepat menangkan Jimin sebagai pelaku pembunuhan disaat dia belum bisa menenangkan dirinya sendiri.

"Tapi ... ucapanmu itu benar? Kau akan melindungiku?" tanya Jimin memastikan.

"Apapun yang terjadi aku tetap berada disampingmu." ----disamping rentetan penjara.

"Baiklah, kalau begitu---bawa aku pergi dari Korea."

___

"Pergi?" Rae Soo terdengar tidak percaya. Ia sontak membulatkan mata. "Lalu dimana Yoongi sekarang?"

Jae Hyun mengangkat kepala berusaha berpikir. Lalu kembali menghadap Rae Soo. "Apa mungkin dia mencari Jimin?" ujarnya. "aku tidak tahu persis."

Spontan, Rae Soo mengingat apa yang terjadi semalam ketika Jimin melakukan 'percobaan' pembunuhan terhadap dia. Serpihan ingatan itu kembali muncul di memori kepalanya.

"Semalam kalian tidak menangkapnya?"

"Dia pergi setelah kami sampai." Geram Jae Hyun, memalingkan wajah.

Menggelengkan kepala, Jae Hyun beralih menatap Rae Soo kembali. "atau jangan-jangan Yoongi mencari Jimin. Untuk dibunuh." Jae Hyun mengecilkan suara di kata terakhir.

"Tidak! Tidak mungkin!" Rae Soo terbelalak hebat. "kalau sampai dia membunuh Jimin itu berarti dia menggali lubang kuburannya sendiri."

Laki-laki itu menatap layar ponselnya yang masih menyala, lalu berusaha menelpon Yoongi.

Nomor yang anda tuju tidak dapat---

"Sial! Dia mematikan ponselnya."

"Bagaimana ini? Apa kita cari saja dia?" Rae Soo terlihat cemas. "Aku akan mengambilkan kunci mobil, kau yang menyetir dan aku akan melacak keberadaan dia."

Dahi Jae Hyun mengerut, menghembuskan napas berat lalu membalas tatapan wanita itu. "Tapi memangnya bisa? Kau bukan ahli telekomunikasi."

"Aku pernah meretas satu akun. Ayolah Jae percaya padaku," Rae Soo meminta.

Killer Job ✘ M.Y.G Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon